BerandaKhazanah Al-QuranKhasiat Surah Alikhlas: Amalan Kaya dari Nabi Muhammad

Khasiat Surah Alikhlas: Amalan Kaya dari Nabi Muhammad

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang kadang mengalami pasang surut dalam masalah ekonomi. Hal ini tak jarang menjadi sumber masalah dari keretakan sebuah keluarga. Alquran sebagai kitab pedoman hidup, tentu bisa menjadi solusi. Salah satunya dengan mengamalkan saran Nabi Muhammad yang sangat mudah untuk kita amalkan. Apakah itu? Jawabannya adalah merutinkan surah Alikhlas.

Salah satu khasiat atau faedah dari surah Alikhlas adalah bisa menghilangkan kefakiran. Dalam kitab Kaifa Takunu Ghaniyyan disebutkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Sahl bin Sa’ad. Dia berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَكَا إِلَيْهِ الْفَقْرَ وَضَيْقَ الْمَعِيْشَةِ فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا دَخَلْتَ مَنْزِلَكَ فَسَلِّمْ إِنْ كَانَ فِيْهِ أَحَدٌ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ أَحَدٌ فَسَلِّمْ عَلَيَّ وَاقْرَأْ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ مَرَّةً وَاحِدَةً فَفَعَلَ الرَّجُلُ فَأَدَرَّ اللهُ عَلَيْهِ الرِّزْقَ حَتَّى أَفَاضَ عَلَى جِيْرَانِهِ وَقَرَابَتِهِ

Seseorang datang kepada Nabi Muhammad saw dan mengadu terkait kefakiran dan sempitnya penghasilan. Lalu Rasulullah saw berkata, “Jika kamu masuk ke rumahmu, maka ucapkanlah salam jika ada orang di dalamnya. Jika tidak ada orang, maka ucapkanlah salam untukku. Dan bacalah Qul Huwallahu Ahad (Alikhlas) satu kali.” Lalu laki-laki tersebut melakukan saran Nabi, maka Allah melimpahkan rezeki kepadanya sampai mengalir kepada para tetangga dan kerabatnya.

Sesuai riwayat di atas, maka salamnya melihat ada orang di rumah atau tidak. Redaksi salamnya sudah maklum. Adapun salam kepada Nabi saw bisa seperti dalam bacaan salat, “assalamu’alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh” ataupun secara singkat “assalamu’alaika ya Rasulallah”. Namun, dalam Abwabul Faraj, ada sedikit perbedaan redaksi. Di sana disebutkan:

إِذَا دَخَلْتَ مَنْزِلَكَ فَسَلِّمْ إِنْ كَانَ فِيْهِ أَحَدٌ أَوْ  لَمْ يَكُنْ فِيْهِ أَحَدٌ ثُمَّ سَلِّمْ عَلَيَّ

Jika kamu masuk ke rumahmu, maka ucapkanlah salam, entah ada orang di dalamnya atau tidak ada orang, Kemudian ucapkanlah salam untukku

Baca juga: Alasan Mengapa Surat Al-Ikhlas Sebanding Sepertiga Al-Quran Menurut Imam Ghazali

Kefakiran memang sangat dekat dengan kekafiran. Terkadang sulitnya masalah ekonomi menyebabkan orang lebih memilih jalan pintas untuk mendatangkan rezeki dengan cepat. Misalnya mencuri, bahkan lebih parah lagi melakukan pesugihan dengan menyekutukan Allah. Ini tentu sangat ironis sekali. Padahal masih banyak cara lain yang diridai-Nya.

Al-Thabrani meriwayatkan sebuah hadis dari Jarir bin Abdullah bahwa Rasulullah saw berkata:

مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ حِيْنَ يَدْخُلُ مَنْزِلَهُ نَفَتِ الْفَقْرُ عَنْ أَهْلِ ذلِكَ الْمَنْزِلِ

Siapa saja yang membaca Qul Huwallahu Ahad (surah Alikhlas) ketika akan masuk rumahnya, maka kefakiran akan hilang dari penghuni rumah itu

Tidak hanya itu, keberkahan bacaan surah Alikhlas tadi tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga menyertai kerabat dan para tetangganya. Sebagaimana disebutkan juga dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah saw berkata:

مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ حِيْنَ يَدْخُلُ مَنْزِلَهُ نَفَتِ الْفَقْرُ عَنْ أَهْلِ ذلِكَ الْمَنْزِلِ وَالْجِيْرَانِ

Siapa saja yang membaca Qul Huwallahu Ahad (Alikhlas) ketika akan masuk rumahnya, maka kefakiran akan hilang dari penghuni rumah itu dan para tetangganya

Al-Muhaddits Sayyid Muhammad Al-Maliki dalam kitabnya, Abwabul Faraj mengomentari bahwa sanad dua hadis yang pertama di atas itu daif. Namun, ini termasuk fadhailul a’mal (hadis-hadis keutamaan suatu amalan), sehingga boleh diamalkan. Sebagaimana sudah maklum adanya. Al-Habib Muhammad bin Alawi bin Umar Al-Aiydrus pada catatan kaki kitabnya, Kaifa Takunu Ghaniyyan juga mengomentari hal serupa.

Kita sebagai hamba wajib ikhtiar atau berusaha. Di antaranya usaha batin dengan terus berdoa kepada-Nya. Walau demikian, kita juga tidak boleh mengabaikan usaha zahir, seperti bekerja. Tidak tepat jika hanya berdoa tanpa aksi nyata.

Untuk mengakhiri tulisan ini, mari kita berdoa sebagaimana doa orang terdahulu yang terdapat dalam kitab Kaifa Takunu Ghaniyyan berikut ini:

 اللهم ارْزُقْنِيْ فِيْ الْبَلَدِ بَيْنَ الْأَهْلِ وَالْوَلَدِ مِنْ غَيْرِ كَدٍّ وَلَانَكْدٍ بِحَقِّ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Ya Allah berilah saya rezeki di negeri ini, di antara keluarga dan anak, tanpa susah payah, dengan haq-nya. Qul huwallaahu aḥad, allaahuṣh ṣhomad, lam yalid wa lam yuulad, wa lam yakullahu kufuan ahad.

Wallahua’lam[]

Baca juga: Mengenal Teks Manuskrip Kaifiat Qulhu dari Dayah Tanoh Abee

Muhammad Hisyam Wahid
Muhammad Hisyam Wahid
Alumni UIN KH. Abdurrahman Wahid, Pekalongan dan Mutakhorrijin PP. Nurul Huda, peminat kajian Ilmu Al-Quran dan Tafsir
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...