BerandaKisah Al QuranPeristiwa Taubat Nabi Adam AS. di Bulan Muharram

Peristiwa Taubat Nabi Adam AS. di Bulan Muharram

Taubat Nabi Adam menjadi salah satu peristiwa yang disebut dan selalu diteladani pada saat bulan Muharram. Bulan Muharram menjadi penanda awal tahun baru Hijriah. Di bulan ini, terdapat banyak peristiwa penting sebagaimana telah ditulis dalam artikel berjudul Peristiwa Bersejarah Apa Saja di Bulan Muharram? Ini Dia Kisahnya. Artikel kali ini akan mengulas lebih jauh seputar peristiwa taubat Nabi Adam di bulan Muharram.

Sebelum itu, sebagian pembaca mungkin ada yang bertanya darimana rujukan mengenai peristiwa taubat Nabi Adam terjadi di bulan Muharram? Jawabannya kita bisa temukan dalam hadis Nabi saw dalam Sunan at-Tirmidzi. Rasulullah saw bersabda:

َإِنْ كُنْتَ صَـائِمًا شَهْرًا بَعْدَ رَمَضَانَ فَصُمْ الْمُحَرَّمَ، فَإنَّ فِيْهِ يَوْمًا تَابَ اللهُ فِيْهِ عَلَى قَوْمٍ، وَيَتُوْبُ فِيْهِ عَلَى آخَرِيْن

“Bila seseorang puasa sebulan setelah bulan Ramadhan, maka puasalah di bulan Muharram. Karena di bulan itu, hari-hari ketika Allah Swt menerima taubat suatu kaum, dan menerima taubat kaum-kaum yang lain.”

Para ulama memahami kata ‘kaum’ pada hadis di atas salah satunya adalah Nabi Adam As. Keterangan dalam kitab Lathaif al-Ma’arif karya Ibnu Rajab bisa menguatkan hal ini. Dalam kitab ini dikatakan:

ُصحَّ مِنْ حَدِيث أبي إسحاق عن الأسْوَد بن يَزيد أَنَّهُ قال: “سَألْتُ عُبَيد بن عُمَير عَنْ صِيَام يَوْمَ عَاشُورَاء؟ فقال: الْمُحَرَّم شَهْرُ الله الْأصَمّ فِيْهِ تيب عَلَى آدم عليه السلام فَإنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ لَا يَمُرَّ بِك إلّا صُمْته فَافْعَلْ

“Ibnu Rajab telah mensahihkan sebuah hadis dari Abu  Ishaq dari al-Aswad bin Yazid bahwasanya ia berkata: Aku bertanya kepada ubaid bin Umair perihal puasa di hari ‘Asyura, ia menjawab: Muharram adalah bulan Allah yang penting (al-ashamm).  Di dalamnya Nabi Adam diterima taubatnya. Bila kamu mampu untuk tidak melewatinya tanpa puasa, maka puasalah.”

Dari keterangan para ulama sebagaimana dikutip di atas, kita bisa tahu bahwa peristiwa taubat Nabi Adam berada di bulan Muharram. Nah, bagaimana cerita dari peristiwa itu terjadi?

Peristiwa taubat nabi Adam tercatat dalam beberapa ayat Alquran. Di antaranya terdapat dalam Q.S al-Baqarah [2]: 37:

فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya,lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.”

Kemudian mengenai bagaimana doa taubat yang dipanjatkan Nabi Adam (dan Hawa) kepada Allah Swt, dapat kita temukan dalam Q.S Al-A’raf [7]: 23:

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِين

Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.”

(Baca Juga: Doa Al-Quran: Doa Agar Memiliki Keturunan dari Nabi ZakariaDoa Al Quran: Doa untuk Keteguhan Hati)

Kisah taubat dan doa yang dipanjatkan Nabi Adam ini perlu kita kembali refleksikan di awal tahun baru Hijriah kali ini. Mari kita kembali membuka ruang introspeksi dan memperbaiki diri agar senantiasa menjadi pribadi dan hamba yang lebih baik dari hari ke hari. Amin.

Wildan Imaduddin Muhammad
Wildan Imaduddin Muhammad
Dosen Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...