BerandaUlumul QuranPenjelasan Tentang Nama Al-Quran: al-Quran, al-Furqan, dan al-Tanzil

Penjelasan Tentang Nama Al-Quran: al-Quran, al-Furqan, dan al-Tanzil

Mengetahui dan memahami nama al-Quran adalah salah satu cara untuk mendalami al-Quran. Pada serial kali ini akan diuraikan beberapa nama yang diperkenalkan al-Quran di dalam  ayat-ayatnya. Tulisan pertama akan mengulas tiga nama Al-Quran: al-Qur’an, Al-Furqan, dan At-Tanzil.

Nama al-Quran pertama adalah al-Qur’an sendiri. Nama al-Quran dikenal sebagai sebuah kitab yang mengandung firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Kalau ada orang yang menyebutkan kata Al-Qur’an, maka yang dimaksud adalah kitab suci Al-Qur’an itu. Bacalah Al-Quran, yang dimaksud adalah bacalah firman-firman Allah yang terdapat di dalam Al-Quran.

Apapun nama yang disandarkan kepada Al-Quran, tetapi yang jelas bahwa Al-Quran, menurut Ali As-Shabuni, adalah kalamullah (firman-firman Allah) yang melemahkan, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantaraan Jibril a.s., yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, membacanya adalah ibadah, yang dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas.

Dari definisi Al-Quran dapat dikatakan bahwa pertama, al-Quran adalah firman-firman Allah, bukan ucapan-ucapan selain Allah, seperti ucapan manusia atau ucapan malaikat. Kedua, al-Quran adalah sebuah mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad, yang membungkam kemampuan manusia, orang-orang Arab, sehingga tidak mampu menciptakan kalimat-kalimat yang dapat menandingi Al-Quran.

Baca Juga: Inilah Makna Kata al-Quran

Ketiga, Al-Qur’an itu diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, tidak diturunkan kepada orang lain, selain Nabi Muhammad. Keempat, Al-Qur’an itu seluruhnya dibawa turun dari Allah oleh Jibril a.s. kepada Nabi Muhammad saw, mulai ayat yang pertama turun hingga ayat yang terakhir. Tidak satu ayat pun yang diturunkan tanpa dibawa turun oleh malaikat.

Kelima, al-Qur’an itu disampaikan kepada ummat-umat Islam sesudahnya oleh sejumlah banyak orang yang sangat dipercaya, yang tidak tidak diragukan lalu kejujurannya, dan integritasnya. Keenam, Membaca ayat-ayat Al-Qur’an merupakan suatu ibadah kepada Allah swt.

Rasulullah menyatakan: “Siapa yang membaca satu huruf, maka diberi satu pahala, yang setara dengan 10 kebajikan. Oleh sebab itu, Al-Qur’an harus dibaca agar kita mendapatkan pahala darinya. Ketujuh, al-Qur’an itu terdiri atas 114 surat, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah sebagai surat pertama dan surat terakhir, yaitu surat al-Nas.

Nama al-Quran kerdua adalah al-Furqan (الفرقان). Kata ini berasal dari kata kerja faraqa (فَرَقَ) – yafruqu ( يفرق) yang berarti “memisahkan, membedakan.” Apa sebenarnya makna yang terkandung dari nama itu? Mari kita lihat penjelasannya sebagai berikut.

Al-Qur’an dinamai juga Al-Furqan karena Al-Qur’an adalah kitab yang membedakan antara yang hak dan yang batil, antara yang baik dan yang buruk, antara yang benar dan yang salah, antara yang halal dan yang haram, antara yang diperintahkan dan yang dilarang, antara yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan, dan antara yang ma’ruf dan yang munkar.

Kata al-Furqan diabadikan juga di dalam Al-Qur’an, tidak hanya sebagai nama dari suatu surat di dalam Al-Qur’an, yaitu surat yang ke-25, tetapi juga diabadikan di dalam ayat pertama dari surat al-Furqan itu, yaitu ayat ke-1, yang menyatakan:

تَبَارَكَ ٱلَّذِي نَزَّلَ ٱلۡفُرۡقَانَ عَلَىٰ عَبۡدِهِۦ لِيَكُونَ لِلۡعَٰلَمِينَ نَذِيرًا

Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam,

Pesan-pesan yang disampaikan oleh Allah di ayat-ayat Al-Qur’an dapat dibagi atas dua bahagian, yaitu bahagian yang berisi perintah-perintah, dan bahagian yang bersisi larangan-larangan. Semua hal yang diperintahkan oleh Allah untuk dilakukan adalah hal-hal yang baik, semua larangan yang dilarang oleh Allah untuk ditinggalkan merupakan hal-hal yang buruk.

Dari sisi lain ayat-ayat Al-Qur’an itu adalah petunjuk-petunjuk yang mengantar manusia ke jalan benar, dan petunjuk-petunjuk yang menjauhkan manusia dari kesesatan. Jalan yang benar adalah jalan kebaikan yang harus diikuti manusia, jalan yang buruk adalah jalan yang dijauhi oleh manusia.

Nama al-Quran ketiga adalah At-Tanzil (التنزيل). Allah sendiri yang memberi nama Al-Qur’an dengan nama Al-Tanzil. Hal ini antara lain disebutkan di dalam QS. Al-Syu’ara’ [26]: 192-193:

وَإِنَّهُۥ لَتَنزِيلُ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ نَزَلَ بِهِ ٱلرُّوحُ ٱلۡأَمِينُ

Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, 193. dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril).

Kata al-tanzil itu secara bahasa adalah bentuk dasar dari kata “nazzala” (نزل) – yunazzilu (ينزل) yang berarti “menurunkan berkali-kali.” Penamaan Al-Qur’an dengan Al-Tanzil bukanlah hal yang kebetulan. Penamaan seperti ini dikaitkan dengan persoalan diturunkannya Al-Qur’an dari Allah, yang dibawa turun oleh Jibril, hingga kepada Nabi Muhammad saw.

Baca Juga: Belajar Sabab Nuzul dalam Menafsirkan Al Quran Sangat Penting!

Al-Qur’an mulai diturunkan oleh Allah pada malam lailatul qadar. Al-Qur’an diturunkan melalui dua tahap. Tahap pertama Allah menurunkan Al-Qur’an sekaligus, dari langit ke tujuh ke langit dunia sekaligus. Lalu dari langit dunia kepada Nabi Muhammad Al-Qur’an diturunkan secara bertahap selama 23 tahun, dimulai dengan turunnya 5 ayat dari surat al-Alaq, hingga ayat yang terakhir turun, yaitu ayat 281 Surat Al-Baqarah [2], yaitu turun 7 malam sebelum Rasulullah wafat.

Ayat-ayat Al-Qur’an diturunkan selama 13 tahun di sebelaum Rasulullah berhijrah, dan 10 tahun lamanya diturunkan setelah Nabi berhijar. Ayat yang diturunkan sebelum hijarlah yang kemudian disebut ayat0ayat Makkiyah, dan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah disebut Madaniyah. Ini berarti bahwa Al-Qur’an itu dinamai Al-Tanzil karena Al-Qur’an diturunkan secara bertahap dalam waktu yang lama, yaitu 23 tahun. Wallahu A’lam.

Ahmad Thib Raya
Ahmad Thib Raya
Guru Besar Pendidikan Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran (PSQ)
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...