BerandaUlumul QuranAl-Alaq ataukah Al-Muddatstsir, Surat Yang Pertama Kali Diturunkan?

Al-Alaq ataukah Al-Muddatstsir, Surat Yang Pertama Kali Diturunkan?

Di antara 114 surat yang ada di dalam Al-Quran, manakah yang pertama kali diturunkan? Mungkin akan ada banyak yang menjawab bahwa surat yang pertama kali diturunkan adalah surat Al-Alaq. Namun mungkin jarang yang tahu bahwa di dalam sebuah hadis sahih, sahabat Jabir ibn ‘Abdullah pernah ditanya tentang surat yang pertama kali turun, dan sahabat Jabir menjawab bahwa surat itu adalah Surat Al-Muddatstsir. “Apa bukan Al-Alaq?” sanggah si penanya. Jabir lalu menceritakan sabda Nabi tentang surat yang pertama kali beliau terima adalah Al-Muddatstsir.

Hadis Dari Jabir Tentang Surat Yang Pertama Kali Turun

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis sahih dari Abu Salamah, bahwa Abu Salamah berkata:

سَأَلْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَىُّ الْقُرْآنِ أُنْزِلَ قَبْلُ قَالَ يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ. فَقُلْتُ أَوِ اقْرَأْ قَالَ جَابِرٌ أُحَدِّثُكُمْ مَا حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « جَاوَرْتُ بِحِرَاءٍ شَهْرًا فَلَمَّا قَضَيْتُ جِوَارِى نَزَلْتُ فَاسْتَبْطَنْتُ بَطْنَ الْوَادِى فَنُودِيتُ فَنَظَرْتُ أَمَامِى وَخَلْفِى وَعَنْ يَمِينِى وَعَنْ شِمَالِى فَلَمْ أَرَ أَحَدًا ثُمَّ نُودِيتُ فَنَظَرْتُ فَلَمْ أَرَ أَحَدًا ثُمَّ نُودِيتُ فَرَفَعْتُ رَأْسِى فَإِذَا هُوَ عَلَى الْعَرْشِ فِى الْهَوَاءِ – يَعْنِى جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ – فَأَخَذَتْنِى رَجْفَةٌ شَدِيدَةٌ فَأَتَيْتُ خَدِيجَةَ فَقُلْتُ دَثِّرُونِى. فَدَثَّرُونِى فَصَبُّوا عَلَىَّ مَاءً فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ( يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ)

Aku bertanya kepada Jabir bin ‘Abdullah mengenai mana surat dari Al-Qur’an yang turun pertama kali. Ia menjawab: “ya ayyuhal muddatstsir”. Lalu aku berkata: “Apa bukan iqra’?” Jabir berkata: “Akan aku sampaikan apa yang Rasulullah salallahualaihi wasallam sampaikan padaku. Beliau bercerita: ‘Aku berdiam di gua Hira’ selama sebulan. Selesai berdiam, aku pun turun. Lalu sampailah aku di bagian dalam jurang. Lalu ada yang memanggilku. Aku melihat arah depan, belakang, kanan dan kiri, aku tidak melihat seorang pun. Lalu kembali ada yang memanggilku. Aku melihat dan tidak mendapati seorang pun. Lalu ada yang memanggilku kembali. Aku mengangkat kepala. Ternyata ia (yaitu Malaikat Jibril) di atas arsy, di awang-awang. Aku gemetar dengan hebat. Aku lalu mendatangi Khadijah. Aku berkata: ‘selimuti aku!’ Mereka lalu menyelimutiku dan menuangkan air kepadaku. Lalu Allah azza wa jalla menurunkan: ‘ya ayyuhal muddatstsir. Qum faangdzir. Wa rabbakan fakabbir. Wa tsiyabaka fathahhir (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Tadabbur Atas Surat Al-‘Alaq Ayat 1-5: Wahyu Pertama Perintah Membaca

Hadis ini menjadi pijakan sebagian ulama yang menyatakan bahwa surat yang pertama kali turun bukanlah Surat Al-Alaq, melainkan Surat Al-Muddatstsir. Hasan Al-Musawa dalam Nahjut Taisir menyatakan, cukup banyak yang meyakini pendapat ini. Hanya saja, pendapat yang menyatakan bahwa yang pertama kali turun adalah Surat Al-‘Alaq, adalah pendapat yang lebih kuat daripada pendapat ini (Nahjut Taisir/57).

Pendapat tersebut lebih kuat disebabkan, selain dikarenakan ada hadis sahih yang menyatakan bahwa wahyu yang pertama kali diterima oleh Nabi Muhammad adalah Surat Al-‘Alaq ayat 1-7, juga ada dugaan kuat bahwa yang dimaksud oleh Jabir ibn Abdullah di dalam hadis di  atas bukanlah mengenai surat yang pertama kali diturunkan secara mutlak, melainkan yang pertama diturunkan setelah sempat berhentinya wahyu turun selama 3 tahun.

Oleh karena itu, Imam Al-Bulqini menyatakan bahwa antara dua hadis sahih yang sekilas tampak bertentangan dan menjadi pijakan dua pendapat di atas, masih bisa disatukan. Yaitu hadis yang menyatakan bahwa Surat Al-‘Alaq adalah surat yang pertama kali diturunkan, maksudnya pertama kali diturunkan secara mutlak. Sedang hadis Jabir di atas, menyinggung surat yang pertama kali diturunkan setelah sempat terhentinya wahyu (Nahjut Taisir/57).

Baca Juga: Inilah Tiga Keutamaan Surat Al Fatihah

Pendapat Lain Tentang Surat Yang Pertama Kali Diturunkan

Imam As-Suyuthi di dalam Al-Itqan ternyata telah mendokumentasikan adanya silang pendapat mengenai surat yang pertama kali diturunkan. Tidak hanya dua pendapat saja. Namun sampai empat pendapat. Satu pendapat lain selain yang sudah disinggung di atas menyatakan, bahwa surat yang pertama kali diturunkan adalah Surat Al-Fatihah. Satu pendapat lagi menyatakan bahwa yang pertama kali turun adalah basmalah.

Di antara empat pendapat tersebut, Imam As-Suyuthi menyatakan bahwa pendapat yang menyatakan bahwa surat Al-‘Alaq adalah surat yang pertama kali diturunkan adalah pendapat yang benar. Hal ini disebabkan dasar yang menjadi pijakan pendapat yang menyatakan Al-Muddatstsir serta Al-Fatihah adalah yang pertama kali diturunkan, meski sahih tapi menyimpan indikasi bahwa yang dimaksud bukan pertama kali diturukan secara mutlak.

Mengenai pendapat yang menyinggung basmalah, As-Suyuthi menyatakan bahwa argument pendapat itu rapuh. Bahkan tidak bisa disebut sebagai sebuah pendapat. Sebab sudah pasti semua surat yang diturunkan di awali dengan basmalah (Al-Itqan/1/75).

Muhammad Nasif
Muhammad Nasif
Alumnus Pon. Pes. Lirboyo dan Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga tahun 2016. Menulis buku-buku keislaman, terjemah, artikel tentang pesantren dan Islam, serta Cerpen.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...