BerandaKhazanah Al-QuranAl Qur’an Al-Akbar Palembang, Mushaf Terbesar Dunia yang Ada di Indonesia

Al Qur’an Al-Akbar Palembang, Mushaf Terbesar Dunia yang Ada di Indonesia

Kita semua menyadari bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Besaran penduduk ini juga diiringi dengan ekspresi keberagamaan yang berniali etika dan estetika. Salah satu ekspresi keberagamaan yang bertendensi pada estetika adalah seni mushaf. Seni ini menunjukkan karya kreativitas yang menawan, baik dari sisi iluminasi, kaligrafi, maupun ukuran besar kecilnya. Di antara karya yang mencakup segala keindahan itu adalah Al Qur’an Al-Akbar Palembang.

Al Qur’an Al Akbar merupakan mushaf Al Qur’an yang mendapatkan catatan rekor di dunia karena ukurannya yang luar biasa. Al Qur’an dengan tebal 9 meter ini memiliki jumlah 630 halaman, dan per halaman berukuran 177 cm x 140 cm. Dengan medium kayu tembesu khas Palembang dan ukiran khas Kesultanan Palembang Darussalam, pengerjaan mushaf ini tentu melibatkan banyak pihak.


Baca juga: Sayyid Muhammad Husain Al-Thabathaba’i: Arsitek Tafsir Al-Mizan


Semula mushaf ini dibuat atas inisiatif Syofwatillah Mohzaib, salah seorang yang piawai di bidang kaligrafi dan ukir. Pada tahun 2002 di bulan Romadhan ia mulai merealisasikan niat tersebut, dan berhasil menyelesaikan satu lembar. Kemudian ia tunjukkan pada H. Marzuki Alie, salah satu tokoh Palembang. Satu lembar itu pun berhasil dipamerkan di Masjid Agung Palembang pada malam tahun baru Hijriyah. Tentu pameran ini juga bertujuan untuk membangun relasi terhadap para dermawan yang mau mensupport dana.

Karena wasilah pameran tersebut, akhirnya Taufik Kiemas yang saat itu berkunjung ke Masjid Agung ikut membantu sebesar Rp 200 juta. Lantas dibentuklah tim pembuatan Al Qur’an Al Akbar yang terdiri dari jajaran pelindung dan penasehat (salah satunya Taufik Kiemas), dewan Pembina, ketua harian, ketua teknis dan berbeagai seksi lainnya. Ketua teknis ini pun langsung dipegang oleh Syofwatillah Mohzaib.

Selain itu, mushaf ini juga dikoreksi oleh tim tashih yang terdiri dari ulama dan akademisi. Mereka yaitu KH. A. Sazily Mustafa, KH. Kgs. Nawawi Dencik, KH. Abdul Qodir, KH. Hasnuri Royani, KH. Muslim Anshori, dan dosen IAIN Raden Fatah Drs. Sanusi Goloman Nasution.

Di awal pembentukan tim ini, mereka menarjetkan akan selesai pada tahun 2004. Namun karena terkendala oleh dana dan bahan baku, akhirnya penyelesaian pun mundur sampai tahun 2008. Kayu yang semula dianggarkan hanya 2 juta, ternyata melonjak hingga 7 juta dan 10 juta. Beruntungya,  pada tahun 2005 panitia berhasil menggaang dana Rp 800 juta, dan hingga selesai, seluruh total biaya mencapai Rp 1,2 miliar. Dari besaran dana yang dikeluarkan, tentu ini menjadi karya seni mushaf yang spektakuler.


Baca juga: Baca Ayat Ini Untuk Menjaga Hafalan Al-Quran dan Semua Ilmu Pengetahuan


Meskipun selesai pada tahun 2008, namun mahakarya ini diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Januari 2012. Saat itu bertepatan dengan konferensi parlemen Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang dihadiri dari 53 negara dan mereka semua membubuhkan tanda tangan di peresmian tersebut.

Keindahan Al Qur’an Al-Akbar

Kerumitan pembuatan Al Qur’an Al Akbar, tentu sebanding dengan keindahan mushaf tersebut. Untuk menjaga keutuhan dan perawatan, mushaf ini akhirnya dibuatkan museum yang bernama Bayt Al Qur’an Al Akbar. Museum ini berada di komplek Pesantren IGM Iksaniyah Gandus, Palembang. Museum ini kemudian dibuka untuk umum dan menjadi salah satu destinasi wisata rujukan di Palembang.

Keindahan Al Qur’an Al Akbar selain pada ukirannya juga terpancar pada perpaduan warna yang digunakan. Warna dasar mushaf ini adalah merah tua yang sesuai degan warna khas songket Palembang. Sementara huruf-huruf pada ayatnya diukir timbul dengan sentuhan warna emas yang menandakan warisan Kesultanan Palembang.


Baca juga: Al Qur’an Maghribi, Mushaf Unik yang Huruf Qaf-nya Bertitik Satu


Al Qur’an ini dipajang dan bisa dilihat dekat oleh para pengunjung. Pada lantai dasar Al-Quran dibuat tinggi menjulang ke atas yang terdiri dari lima lantai. Di setiap lantai tersebut, pengunjung bisa melihat lembaran Al Qur’an dan bisa digunakan sebagai objek foto. Keunikan lainnya, lembaran Al-Quran tersebut bisa diputar-putah sehingga pengunjung bisa melihat lembaran ayat suci di kedua sisinya.

Adanya Al Qur’an Al Akbar menunjukkan ekspresi keagamaan yang menunjukkan nilai estetika oleh para pemeluknya. Betapa bangganya Muslim Indonesia, keragaman seninya diekspresikan dengan sempurna hingga menjadi monumen level dunia.

Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam []

Zainal Abidin
Zainal Abidin
Mahasiswa Magister Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal-Universitas PTIQ, Jakarta. Juga Aktif di kajian Islam Nusantara Center dan Forum Lingkar Pena. Minat pada kajian manuskrip mushaf al-Quran.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah al-An'am ayat 116 dan standar kebenaran

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 116 dan Standar Kebenaran

0
Mayoritas sering kali dianggap sebagai standar kebenaran dalam banyak aspek kehidupan. Namun, dalam konteks keagamaan, hal ini tidak selalu berlaku. Surah al-An'am ayat 116...