BerandaTafsir TematikAl-Quran Memuliakan Ibu, Tuntunan Islam dalam Memperlakukan Ibu

Al-Quran Memuliakan Ibu, Tuntunan Islam dalam Memperlakukan Ibu

Di zaman pra-Islam posisi perempuan sebagai Ibu tidak dipandang, dan tidak mendapat perhatian. Bahkan, seorang ibu dapat dinikahi oleh anak lelaki kandungnya jika ayahnya meninggal. Derajat mereka pun disamakan dengan hamba sahaya. Pada Masa itu pula, seorang Ibu tidak akan mendapatkan harta warisan ketika anaknya meninggal dunia. Namun setelah Al-Quran datang, Al-Quran memuliakan ibu, mengangkat derajatnya bahkan tiga tingkat di atas ayah.

Al-Quran menggunakan dua term untuk istilah ibu, yaitu umm dan walidaih. Kata Umm berarti segala sesuatu yang menjadi sumber keberadaan, pengasuhan, pendidikan, kebaikan dan permulaan. Umm juga dapat diartikan menjadi tujuan. Karena ibu juga menjadi tujuan anak berlabuh.

Istilah ibu juga lebih banyak disebutkan Al-Quran dalam perannya mendidik dan mengasuh anak. Sebanyak 29 kali kata al-Umm disebutkan. Dan sebanyak empat kali istilah walidah disebutkan, baik dalam bentuk jamak maupun tunggal. Kata walidah menunjukkan adanya hubungan biologis. Ibu dan anak memiliki hubungan biologis yang sangat kuat, sehingga ikatan emosional mereka juga sangat kuat. (Fu’ad ‘Abdul Baqi, Mu’jam Mufahras li Alfaz Al-Quran)

Ibu adalah orang tua yang harus dihormati sebagaimana Ayah. Untuk mengangkat derajat Ibu, Alquran menggambarkan betapa peran dan pengorbanan seorang Ibu sangat besar dalam mengasuh anak, sehingga penghormatan kepadanya seharusnya lebih tinggi atau setara dengan penghormatan terhadap Ayah.

Baca Juga: Teladan Akhlak Nabi Muhammad SAW Kepada sang Ibunda: ‘Saya Anak dari Seorang Perempuan’

Al-Quran menggambarkan peranan ibu dari fase mengandung, melahirkan, menyusui hingga menyapihnya. Di mana fase ini tidak dialami oleh Ayah. Keterangan ini terdapat di surat Luqman ayat 14 dan Al-Ahqaf ayat 15

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.”

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ  قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”

Setelah menyebut kata walidain, Al-Quran menyebut kata umm untuk memberikan penegasan bahwa ibu adalah orang tua yang juga harus dihormati. Bahkan penghormatan kepada ibu tiga tingkat lebih tinggi dibanding Ayah. Ibu yang telah bersusah payah mengandung, menyusui hingga menyapihnya sampai dua tahun.

Dalam dua ayat di atas Al-Quran memuliakan ibu dimata orang-orang kafir saat itu. Di mana sebelumnya, mereka tidak dihormati dan dipandang sebelah mata. Al-Quran juga menekankan keharusan kita untuk bersyukur terhadap ibu yang telah memberikan pengasuhan dengan penuh pengorbanan.

Bahkan didalam surat Al-Ahqaf ayat 15 Al-Quran mengajarkan kita bersyukur dengan ungkapan doa sebagaimana yang Al-Quran ajarkan. Rasa syukur terhadap ibu dapat kita aplikasikan dengan pengabdian dan penghormatan yang setulusnya. Jasa ibu tidak akan mampu kita balas dengan apapun. Dan tugas seorang anak adalah menghormatinya, baik dengan laku maupun doa.

Baca Juga: Hikmah Membaca Surat Maryam bagi Ibu Hamil

Al-Quran menunjukkan bahwa ibu adalah sumber bagi pendidikan, cinta kasih yang suci. Menghormatinya mendapatkan pahala yang agung dan mendatangkan keberkahan baginya. Al-Quran memuliakan ibu dengan memerintahkan kita agar mampu menjaga perasaannya yang lembut dan penuh cinta kasih.

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

 وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kedua perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah; “wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra’; 23-24)

Pada ayat ini kita diperintahkan untuk menghormati ibu dan ayah dengan menjaga perasaan mereka, lebih tawadlu’ untuk menghormatinya, bersikap lembut dan menyayanginya. Hal ini merupakan hantaman bagi peradaban bangsa Arab pra-Islam yang melakukan ibu semena-mena.

Al-Quran memuliakan ibu melalui cerita-cerita ibu hebat seperti sayyidah Maryam, Ibu nabi Musa, dan lain sebagainya untuk membuktikan bahwa seorang ibu dapat melampaui derajatnya. Al-Quran mengagungkan ibu sebagai manusia yang paling terhormat, karena ialah yang paling menderita ketika mengasuh putra-putri mereka.

Shofia elmizan
Shofia elmizan
Alumni UIN Sunan Ampel Surabaya, aktif di CRIS (Center for Research and Islamic Studies) Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Hijrah ala Ratu Bilqis: Berani Berubah dan Berpikir Terbuka

Hijrah ala Ratu Bilqis: Berani Berubah dan Berpikir Terbuka

0
Islam terus menjadi agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Menurut laporan Pew Research Center, populasi muslim global diproyeksikan meningkat sekitar 35% dalam 20 tahun,...