Saat menghadapi detik-detik kematian, manusia mengalami bermacam-macam keadaan. Ada yang langsung meninggal, adapula yang mengalami sakit parah atau sakratulmaut berkepanjangan. Pada saat mengalami proses sakratulmaut yang lama inilah, para ulama menganjurkan si sakit dibacakan Surah Yasin. Tujuannya agar kalau memang Allah berkehendak mengambil nyawanya, Allah memberikan kemudahan dalam mengalami sakratulmaut. Berikut keterangan selengkapnya:
Keutamaan Surah Yasin
Allah berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya (QS. Ali Imran (3) 185).
Baca Juga: Dasar Hukum Menjenguk Orang Sakit
Tatkala menguraikan kandungan ayat tersebut, Imam al-Qurthubi menerangkan beberapa kesunahan dalam menghadapi orang yang mendekati ajal. Salah satunya adalah membacakan Surat Yasin. Beliau mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Ma’qil ibn Yasar terkait hal ini (Tafsir al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an/4/288):
« اقْرَءُوا (يٰس) عَلَى مَوْتَاكُمْ »
Bacalah Surat Yasin untuk orang mati kalian semua (HR. Abu Dawud dan Ibn Hibban).
Imam Ibn Hibban memasukkan hadis ini dalam kitab sahihnya sehingga secara tidak langsung menyatakan bahwa hadis ini hadis sahih. Selain itu, Ibn Hibban juga mengutip keterangan Abu Hatim, bahwa yang dimaksud dalam hadis ini bukan orang mati secara zahirnya, melainkan orang yang sedang proses mendekati kematian atau sakratulmaut. Penafsiran ini sebagaimana yang ada dalam hadis tentang menuntun orang sakratulmaut untuk mengucapkan kalimat tahlil (Sahih Ibn Hibban/7/271).
Keterangan Ibn Hibban tersebut dikuatkan hadis yang diriwayatkan Abu Darda’:
مَا مِنْ مَيِّتٍ يَمُوتُ فَيُقْرَأُ عِنْدَهُ سُوْرَةُ يٰس إِلَّا هُوِّنَ عَلَيْهِ الْمَوْتُ
Tidak ada satu calon jenazah pun yang hendak meninggal kemudian dibacakan Surat Yasin di sisinya, kecuali kematian dimudahkan baginya (HR. Ibn Abi Dunya dan ad-Dailami).
Al-San’ani dalam Subulus Salam menyatakan, hadis ini secara lebih jelas menunjukkan bahwa yang dibacakan Surat Yasin adalah yang belum meninggal dan sedang sakratulmaut, bukan yang sudah meninggal (Subulus Salam/3/63).
Dalam kitab himpunan fatwa ulama al-Azhar diterangkan, sebenarnya ulama berbeda pendapat mengenai apakah Surat Yasin dibacakan pada seseorang saat sebelum meninggal (sakratulmaut), atau setelah meninggal. Bila sebelum meninggal, maka tujuannya agar malaikat hadir mendengarkan dengan membawa rahmat. Dan rahmat tersebut membantu si calon jenazah menghadapi sakratulmaut. Bila setelah meninggal, maka tujuannya menghadiahkan pahala bacaan Surat Yasin pada si jenazah.
Namun sebenarnya entah dibacakan sebelum atau setelah meninggal, tidak ada tindakan yang dianggap melanggar aturan agama. Semua tujuan di atas adalah benar dan bisa saja terjadi (Fatawa al-Azhar/8/295).
Baca Juga: Dasar Hukum Nifas Sama dengan Haid
Sebenarnya cukup banyak keterangan mengenai amalan agar dimudahkan melewati sakratulmaut. Ada yang menganjurkan membacakan Surat al-Ra’du, Surat al-Baqarah, meminumkan air dan adapula yang menganjurkan barsiwak (Subulus Salam/3/63).
Kesimpulan
Dari berbagai keterangan di atas dapat diambil kesimpulan tentang adanya beberapa amalan untuk mempermudah melewati proses sakratulmaut. Diantaranya dengan dibacakan Surah Yasin.
Namun perlulah diingat bahwa “mempermudah sakratulmaut” bukan kosakata negatif yang berarti mendorong seseorang agar cepat mati, sebagaimana anggapan sebagian orang. “Mempermudah sakratulmaut” bisa berarti meminta kepada Allah agar diberi kemudahan dalam urusan sakratulmaut. Entah itu dengan seizin Allah si sakit ditaqdirkan sehat kembali dan tidak meninggal. Atau lekas meninggal sehingga tidak merasakan rasa sakit berkepanjangan. Wallahu a’lam.