Nur Ahmad

Dosen tasawuf di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang. Ahmad menyelesaikan S1 di Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang dan S2 dari Vrije Universiteit Amsterdam. Dia sekarang sedang melanjutkan program doktoral di Leiden Institute for Area Studies (LIAS), Leiden University, Belanda.

Artikel Terbaru

Artikel Penulis

Kajian Tafsir Pada Khazanah Literatur Tradisional Nusantara

Tulisan ini berusaha membuka kembali wacana penerapan teori Ronit Ricci tentang "Citing as a Site" (2012) pada kajian tafsir al-Qur'an di Nusantara. Kita tahu salah satu tantangan dari kajian tafsir hari ini adalah kemandegan. Mahasiswa masih ditawari...

Konsep Awal Tafsir Isyari Kiai Sholeh Darat (Bag. 2)

Pada tulisan sebelumnya dinyatakan bahwa setidaknya ada empat konsep tafsir isyari Kiai Sholeh Darat. Di sana juga sudah dibahas dua konsep awalnya; keyakinan akan ketidakterbatasan hakikat makna Alquran dan pencarian makna lahiriah Alquran di awal. Pada tulisan...

Menembangkan Al Quran: Manuskrip Macapat Tafsir Surah Al Fatihah dalam Aksara Jawa

Sebuah manuskrip mengungkapkan sebuah relasi yang harmonis antara budaya dan agama. Kertas tua dengan tulisan tangan ini tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Kode yang diambil adalah NB 817. Beberapa teks menghuni naskah setebal 40 halaman ini....

Konsep Awal Tafsir ‘Isyari’ Kiai Sholeh Darat

Harus diakui bahwa usaha setiap mufasir berbeda-beda dari masa ke masa. Metode yang digunakan tiap mufasir juga tidak sama. Meskipun demikian, perbedaan ini justru merupakan bukti akan ketidakterbatasan makna dari kalam Allah. “Seandainya semua pohon di bumi...

Penulis Satu-Satunya Tafsir Isyari Nusantara: Kiai Sholeh Darat Semarang

Nama lengkapnya adalah Muḥammad Sholeh bin ‘Umar as-Samārānī, محمد صالح بن عمر السماراني, namun masyarakat Indonesia mengenalnya sebagai Kiai Sholeh Darat. Dia adalah seorang penulis produktif yang karyanya diterbitkan dan menyebar luas mencapai dunia Islam Nusantara, Mesir,...