Kesehatan mental seseorang sangat dipengaruhi oleh peristiwa yang menyisakan dampak besar pada kepribadian dan perilakunya. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, stres berat jangka panjang, overthinking mengenai masa depan dan sebagainya. Tanpa penanganan yang baik, hal itu dapat mengganggu kesehatan mental dan jasmani.
Jika kesehatan mental seseorang terganggu, maka akan timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri. Hal ini kemudian dapat berakibat fatal, seperti membahayakan diri, merusak hubungan sosial bahkan mungkin kematian.
Menurut survei yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) lebih dari 800.000 orang setiap tahunnya di dunia mengakhiri hidupnya karena mental illness yang dialaminya. Rata-rata usia mereka adalah 15ā25 tahun. Pada usia tersebut, sebagian besar mereka memiliki berbagai masalah, seperti aktualisasi diri, kecemasan masa depan, beban moral dan proses pencarian jati diri.
Baca juga:Doa Al-Quran: Doa Agar Diringankan Dari Beban Kehidupan
Berdasarkan penjelasan di atas, kesehatan mental berperan signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama bagi para pemuda yang sedang mengalami fase quarter-life-crisis. Pada periode ini sering terjadi krisis emosional yang melibatkan perasaan kesedihan, terisolasi, ketidakcukupan, keraguan terhadap diri, kecemasan, tak termotivasi, kebingungan, serta ketakutan akan kegagalan.
Cara menjaga kesehatan mental
Menurut Halodoc.com, Ada beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental, yakni mengatakan hal positif pada diri, mengakui dan mensyukuri keadaan, fokus pada satu hal dalam satu waktu, berolahraga, makan makanan yang enak, terbuka pada seseorang, membantu orang lain, istirahat dan tidur tepat waktu. Dengan langkah tersebut, seseorang dapat membangun suasana hati yang membaik, ketahanan, dan membantu menikmati hidup secara keseluruhan.
Menjaga kesehatan mental dengan membaca Surat Al-Kahfi ayat 1-10
Selain melakukan beberapa hal di atas, kesehatan mental sebenarnya juga bisa dijaga melalui bacaan Al-Quran. Imam al-Ghazali menyebutkan dalam kitab adz-Dzahabul Ibris (177) bahwa ayat Al-Quran dapat digunakan sebagai sarana mengatasi rasa takut dan kecemasan yang sering menjadi penyebab terganggunya kesehatan mental seseorang, terutama para pemuda usia 15-25 tahun.
Ayat Al-Quran ini adalah QS. Al-Kahfi [18]: 1-10 yang berbunyi:
Ų§ŁŁŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁ°ŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ²ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ°Ł Ų¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŖŁ°ŲØŁ ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ¬ŁŲ¹ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŲ¬ŁŲ§
ŁŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŲ°ŁŲ±Ł ŲØŁŲ£ŁŲ³ŁŲ§ Ų“ŁŲÆŁŁŁŲÆŁŲ§ Ł ŁŁŁŁ ŁŁŁŲÆŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲØŁŲ“ŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲ¤ŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲµŁŁ°ŁŁŲŁ°ŲŖŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŲ¬ŁŲ±ŁŲ§ ŲŁŲ³ŁŁŁŲ§Ū
Ł ŁŁ°ŁŁŲ«ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲØŁŲÆŁŲ§Ū
ŁŁŁŁŁŁŁŲ°ŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŲ§ Ų§ŲŖŁŁŲ®ŁŲ°Ł Ų§ŁŁŁŁ°ŁŁ ŁŁŁŁŲÆŁŲ§Ū
Ł ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁ Ł ŲØŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§Ł°ŲØŁŲ§Ū¤ŁŁŁŁŁŁ ŁŪ ŁŁŲØŁŲ±ŁŲŖŁ ŁŁŁŁŁ ŁŲ©Ł ŲŖŁŲ®ŁŲ±ŁŲ¬Ł Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŁ ŁŪ Ų§ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ°ŁŲØŁŲ§
ŁŁŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ§Ų®ŁŲ¹Ł ŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ°ŁŁ Ų§Ł°Ų«ŁŲ§Ų±ŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŁ ŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ¤ŁŁ ŁŁŁŁŁŲ§ ŲØŁŁŁ°Ų°ŁŲ§ Ų§ŁŁŲŁŲÆŁŁŁŲ«Ł Ų§ŁŲ³ŁŁŁŲ§
Ų§ŁŁŁŁŲ§ Ų¬ŁŲ¹ŁŁŁŁŁŲ§ Ł ŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲ±ŁŲ¶Ł Ų²ŁŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŲŁŲ³ŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŁŁŲ§
ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ¬Ł°Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŲ§ ŲµŁŲ¹ŁŁŁŲÆŁŲ§ Ų¬ŁŲ±ŁŲ²ŁŲ§Ū
Ų§ŁŁ Ł ŲŁŲ³ŁŲØŁŲŖŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŲµŁŲŁ°ŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲ±ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§ Ł ŁŁŁ Ų§Ł°ŁŁ°ŲŖŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŲ¬ŁŲØŁŲ§
Ų§ŁŲ°Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŖŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§ Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§Ł Ų§Ł°ŲŖŁŁŁŲ§ Ł ŁŁŁ ŁŁŁŲÆŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲŁŁ ŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁŁŁŁŲ¦Ł ŁŁŁŁŲ§ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁ ŁŲ±ŁŁŁŲ§ Ų±ŁŲ“ŁŲÆŁŲ§
āSegala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Quran) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok;ā
āSebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baikā
āMereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanyaā
āDan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, āAllah mengambil seorang anakā
āMereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belakaā
āMaka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an)ā
āSesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannyaā
āDan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi keringā
āApakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?ā
Ā ā(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, āYa Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kamiāā
Baca juga:Ā Tiga Keutamaan Membaca Surah Al-Waqiah
Amaliyah ini Imam al-Ghazali ambil dari perkataan salah seorang sahabat nabi Saw, Ibnu Abbas, yang menyatakan bahwa āmembaca beberapa ayat di awal surah Al-Kahfi hingga ayatāYa Tuhan kami, Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kamiādapat menjaga diri dari rasa takut dan fitnah.ā
Narasi tersebut kemudian beliau jadikan sebagai landasan utama bahwa QS. Al-Kahfi [18]: 1-10āterutama ayat kesepuluhādapat dijadikan sebagai sarana menjaga diri dari rasa takut dan fitnah secara umum (apapun bentuknya), tidak hanya terbatas pada kasus-kasus yang dimaksudkan dalam perkataan Ibnu Abbas pada masanya. Dalam konteks kekinian, kecemasan dan kegelisahan para pemuda juga dapat dikatakan sebagai rasa takut yang beliau (al-Ghazali) maksudkan.
Terakhir (sebagai catatan bagi pembaca), ayat Al-Quran tersebut hanya berfungsi sebagai salah satu wasilah (sarana) menjaga kesehatan mental. Masih ada sarana-sarana lain yang harus dilakukan seperti pencegahan melalui berbagai pikiran dan kegiatan positif ataupun pengobatan medis. Wajar untuk gelisah, takut dan sedih mengenai pelbagai persoalan hidup, namun jangan berputus asa dan yakinlah bahwa dibalik itu semua ada hikmah dari Allah Swt. Wallahu aālam[]