BerandaKhazanah Al-QuranDoa Al-QuranBelajar Tentang Keteguhan Hati dari Doa-doa Nabi Zakaria

Belajar Tentang Keteguhan Hati dari Doa-doa Nabi Zakaria

Allah menampilkan kisah perjuangan, harapan, dan keteguhan hati Nabi Zakaria pada permulaan ayat surah Maryam. Dalam cerita indah itulah kita diajarkan untuk tidak putus asa akan kasih sayang dari Sang Maha Rahman. Harapan Nabi Zakaria bila dihitung dengan satuan matematis manusia, maka akan termasuk dalam hal yang mustahil. Menurut Fakhruddin ar-Razi  dalam Tafsir Mafatih al-Ghaib, usia Zakaria kala itu 100 tahun dan istrinya berusia 99 tahun. Meskipun telah menua, beliau tidak pernah putus semangat untuk terus berdoa memohon kebaikan dari Allah berupa keturunan. Allah pun mengabulkan permohonannya, yaitu Nabi Yahya sebagai hadiah atas keteguhan hati keluarga Zakaria.

Baca juga:Doa Al-Quran: Doa Agar Memiliki Keturunan dari Zakaria

Doa Nabi Zakaria untuk meminta seorang anak

Doa agar memiliki keturunan dari Nabi Zakaria ini dapat ditemukan pada beberapa surah dalam Alquran, salah satunya QS., Maryam [21]: 2-6:

ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّا اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّاوَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙيَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا

“Inilah peringatan rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,(yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu,yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” (QS. Maryam: 2-6)

Nabi Zakaria berdoa secara rahasia             

Diterangkan dalam ayat ke-3 bahwa Nabi Zakaria telah menyeru Tuhannya dengan seruan yang lemah lembut. Seruan yang tidak perlu terdengar oleh orang lain, sesuai dengan adab sopan santun seorang hamba terhadap Tuhannya. Sebagaimana adab sopan santun berdoa dijelaskan di dalam surah Ala’raaf ayat 55. Beliau berdoa secara rahasia, mengajarkan kita tentang keintiman (intimacy) yang merupakan kuncinya.

Menurut Qatadah dalam Tafsir Ibnu Katsir, Nabi Zakaria melirihkan suaranya dalam berdoa karena kecintaannya kepada Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui kalbu orang yang bertakwa, dan mendengar suara yang perlahan. Sebagian ulama Salaf mengatakan, Zakaria bangun di tengah malam, sedangkan semua muridnya telah tidur; lalu dia berbisik kepada Tuhannya seraya berdoa dengan suara yang lembut.

Nabi Zakaria merasa lemah dan butuh di hadapaNya

Dalam doanya, Nabi Zakaria curhat kepada Allah tentang bagaimana dia lemah secara fisik “sungguh tulangku telah lemah.” Dilanjutkan dengan pengaduan akan usianya yang kian menua “kepalaku telah dipenuhi uban.” Padahal, Allah tentu sudah mengetahui semua itu! Namun Zakaria tetap menceritakan semuanya. Dia bermanja-manja kepada Rabb-nya.

Baca juga:Doa Nabi Zakaria dan Tafsir Ali Imran [3]: 38

Dia mencurahkan segalanya, kekhawatirannya, ketakutannya, dan alasannya menginginkan seorang anak. Hal ini pula dalam ilmu psikologi disebutkan bahwa doa dan harapan itu adalah salah satu katarsis atau cara terbaik untuk memproses berbagai hal, emosi dan pikiran seseorang.

Bertawasul dan memujiNya dalam doa

Dalam doanya, Nabi Zakaria tetap memuji Allah sebagai dzat yang tak pernah mengecewakan harapannya “dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku”. Al-Baidhawi dalam kitab tafsir Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Takwil menjelaskan bahwa pujian Zakaria “dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku,” adalah sebuah tawassul dalam berdoa kepada Allah. Dan hal ini menjadi penguat dalil bolehnya kita bertawasul kepada para kekasih Allah dan amal saleh ketika memanjatkan doa kepada Allah.

Seperti disebutkan dalam Tafsir al-Azhar, kisah tiga orang yang terkurung di dalam sebuah gua, karena pintu gua dihantam petus sehingga tertutup dan mereka tidak dapat keluar. Lalu, masing-masing mengemukakan permohonan kepada Allah agar segera dikeluarkan dari kurungan itu, dengan bertawasul menyebut segala amal saleh yang pernah mereka kerjakan, sebagaimana tersebut di dalam hadis Nabi.

Allah memberi keturunan untuk Zakaria

“Ya Zakaria! Sesungguhnya Kami akan menggembirakan engkau dengan seorang putra, yang bernama Yahya.” (QS. Maryam: 7)

Meski menunggu lama untuk memiliki anak, ketika Zakaria memiliki Nabi Yahya kepercayaan Zakaria kepada Allah SWT tetap kokoh. Dia berkata, “Saya tidak pernah kecewa dengan doa saya kepada-Mu, Ya Rabb.” Allah pun mengabulkan permohonannya.

Bukan hanya mengijabah doanya, Allah pun memberinya lebih dari apa yang dia pinta. Dari ayat 12-15 QS. Maryam, Allah memberi tahu kita tentang Nabi Yahya, putra Zakaria yang diberkahi, yaitu jawaban atas doanya. Allah berfirman, “Dan Kami berikan kepadanya (Yahya) hikmah ketika dia masih kecil, serta kesucian dan kasih sayang dari Kami. Dan dia saleh (takwa), dan baik hati kepada orang tuanya. Dia tidak sombong dan tidak durhaka. Salam baginya pada hari dia dilahirkan, dan pada hari kematiannya, dan pada hari dia akan dibangkitkan kembali!”

Baca juga: Doa Nabi Isa a.s. dalam Alquran

Apakah Zakaria meminta salah satu atribut di atas untuk putranya dalam doanya? Dia tidak melakukannya! Namun Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pemurah mengabulkan doanya dan memberikan lebih dari apa yang dia minta.

Ini adalah sebuah pelajaran bagi kita semua. Bahwa Nabi Zakaria telah memberikan teladan atas sikap anti berputus asa. Dia tidak pernah lelah bahkan kecewa untuk berdoa kepada Tuhannya meskipun permohonan tersebut adalah sesuatu yang mustahil, karena Allah dengan kemurahanNya pun senang terhadap hamba-hamba yang berserah dan berharap kepadaNya. Wallahu a’lam[]

Rasyida Rifaati Husna
Rasyida Rifaati Husna
Khadimul ilmi di Pondok Pesantren Darul Falah Besongo
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...