BerandaTafsir TematikBerikut ini Ciri Orang-Orang yang Sabar dalam Al-Quran

Berikut ini Ciri Orang-Orang yang Sabar dalam Al-Quran

Sebenarnya sangat sulit bagi siapapun untuk menentukan ciri orang-orang yang sabar. Hal ini disebabkan karena sifat sabar dan kesabaran itu sendiri bersifat abstrak dan ada di dalam diri seseorang. Yang dapat mengetahui ciri-ciri sabar itu adalah yang bersangkutan sendiri, karena dialah mengalami sifat itu. Meskipun sulit, tetapi Allah swt. telah mununjukkan ciri-ciri orang yang sabar itu di dalam beberapa ayat Al-Qur’an.

Salah satu ciri orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang selalu mengembalikan semua urusannya hanya kepada Allah. Hal ini disebutkan di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 155-157.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157)

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali). Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Baca Juga: Tafsir Surah Yusuf Ayat 19-20: Kesabaran Nabi Yusuf Saat Jadi Korban Human Trafficking

Tiga ayat di atas menerangkan Allah Swt pasti menguji manusia dengan berbagai macam ujian dan cobaan. Di antara ujian-ujian Allah itu adalah:

  1. Allah menguji manusia dengan sedikit rasa takut, yang menyebabkan mereka tidak merasa tenang, misalnya karena terjadi gempa dan bencana.
  2. Allah menguji manusia dengan kelaparan yang disebabkan oleh karena manusia mengalami kekurangan pangan. Sumber-seumber makanan dikurangi oleh Allah. Hasil pertanian dan perkebunan dikurangi oleh Allah.
  3. Allah menguji manusia dengan kekurangan harta yang disebabkan oleh karena kebakaran, misalnya, karena banjir yang melanda mereka, atau karena gempa yang menimpa mereka.
  4. Allah menguji manusia dengan kekurangan jiwa, yang disebabkan oleh karena kematian, baik secara normal maupun karena kejadian-kejadian yang menimpa manusia, seperti kematian dalam kecelakaan mobil, dalam kecelakaan kereta, dan dalam kecelakaan pesawat udara.
  5. Allah menguji manusia dengan kekurangan buah-buahan. Tanaman-tanaman dan pertanian mereka gagal panen, karena disebabkan oleh hama penyakit menimpa pertanian, karena musim kering yang berkepanjangan, atau karena sebaba-sebab yang lain yang menyebabkan kegagalan dalam pertanian buah-buahan.

Orang-orang yang bisa bertahan dengan berbagai musibah itu hanyalah orang-orang yang memiliki kesabaran. Itulah sebabnya, Allah Swt di dalam ayat itu, menyatakan bahwa orang-orang yang tidak mengalami kesedihan yang mendalam yang ditimpa musibah itu hanyalah orang-orang yang sabar terhadap ujian dan cobaan.

Di antara ciri kesabaran mereka adalah orang-orang yang menyerahkan dan mengembalikan semuanya hanya kepada Allah. Mereka yang men gembalikan semua itu kepada Allah yang mengucapkan kalimat: “Sesungguhnya kita semua Allah milik Allah, dan semua kita pasti akan kembali kepada Allah.” Mereka itulah yang mendapatkan tiga keberuntungan dari Allah, yaitu keberkahan yang sempurna, rahmat (kasih sayang Allah), dan hidayah dari Allah.

Ciri kedua dari orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya). Hal ini dinyatakan Allah di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 177:

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.”

Baca Juga: Kisah Kesabaran Nabi Ya’kub : Tafsir Surat Yusuf ayat 18

Ayat di atas menjelaskan ciri-ciri orang-orang yang baik, orang-orang yang benar imannya, dan orang-orang yang bertakwa. Orang-orang yang dipandang baik dalam pandangan Allah adalah:

  1. Orang-orang yang beriman kepada Allah,
  2. Orang-orang yang beriman hari Kemudian,
  3. Orang-orang yang beriman malaikat-malaikat,
  4. Orang-orang yang beriman kitab-kitab yang diturunkan Allah,
  5. Orang-orang yang beriman kepada nabi-nabi
  6. Orang-orang yang suka berbagi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang miskin, kepada musafir (yang memerlukan pertolongan) dan kepada orang-orang yang meminta-minta;
  7. Orang-orang yang memerdekakan hamba sahaya,
  8. Orang-orang yang mendirikan shalat,
  9. Orang-orang yang menunaikan zakat;
  10. Orang-orang yang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
  11. Orang-orang yang orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.

Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Wallahu A’lam.

Ahmad Thib Raya
Ahmad Thib Raya
Guru Besar Pendidikan Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran (PSQ)
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...