BerandaKisah Al QuranKisah Kesabaran Nabi Ya’kub : Tafsir Surat Yusuf ayat 18

Kisah Kesabaran Nabi Ya’kub : Tafsir Surat Yusuf ayat 18

Al-Quran memiliki dua cara untuk menyampaikan risalah dari Allah kepada hambanya. Ada kalanya Al-Quran menyampaikan risalah secara langsung dengan uslub yang jelas dan to the point. Namun ada kalanya pula Al-Quran menyampaikan risalahNya lewat ilustrasi kisah – kisah masa lampau, dengan harapan pembaca akan tertarik dengan materi sastra yang terkandung dalam penyampaian kisah, selain itu juga sembari membuka jalan pikiran tentang apa yang ada dibalik kisah tersebut. Misalnya yang terkandung dalam al-Qur’an adalah kisah kesabaran Nabi Ya’kub.

Salah satu kisah yang tercantum dalam Al-Quran adalah kisah Nabi Yusuf AS yang diabadikan Allah dalam satu surat khusus, yakni surat Yusuf. Kajian akan surat Yusuf hingga kini masih berkembang dan tak akan pernah berhenti. Hal ini disebabkan karena kisah nabi Yusuf adalah kisah terbaik diantara kisah – kisah yang ada di dalam Al-Quran. Klaim ini sudah terbukti pasti benar, karena statement nya datang langsung dari Allah SWT

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا الْقُرْآنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ

Artinya : “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui” (QS. Yusuf : 3).

Predikat terbaik ini bukan omong kosong belaka. Dalam beberapa penelitian, terbukti surat Yusuf memang punya kelebihan dibanding kisah – kisah lain dalam Al-Quran. Diantaranya banyaknya simbolisme atau easter egg dibalik kisahnya, misalkan dalam penggunaan kata Qamish yang ternyata menjadi tanda pemunculan konflik, puncak konflik, hingga konklusi. Dan masih banyak lagi.

Baca juga: Kajian Semantik Kata Membaca dan Konteksnya dalam Al-Quran

Dalam surat ini, Nabi Yusuf bukanlah satu – satunya main character yang mengontrol jalannya cerita. Namun masih ada peran nabi Ya’kub, sang ayah yang turut membuat kisah ini semakin dramatis dan tersusun dengan rapi.

Nabi Ya’kub adalah nabi yang memiliki kesabaran seluas samudra. Bagaimana tidak? Kedua anak kesayangannya, Yusuf dan Bunyamin sudah 2 kali hampir direnggut darinya secara sengaja. Namun, daripada menyalahkan anak–anaknya yang lain beliau lebih memilih sabar, dengan term favoritnya “Fasabrun Jamil”.

Sikap Nabi Ya’kub Mengetahui Berita Rekayasa Kematian Yusuf

Tindakan Saudara – saudara Yusuf yang memalsukan kematian Yusuf bukannya tak diketahui oleh Nabi Ya’kub. beliau berkata

بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا

Artinya : “….Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu….”

Darisana kita bisa mengetahui bahwa Nabi Ya’kub sebenarnya mengetahui bahwa kebenaran yang dibawa oleh saudara – saudara Yusuf itu palsu. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibn Katsir dalam tafsirnya :

{بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ} أَيْ: فَسَأَصْبِرُ صَبْرًا جَمِيلًا عَلَى هَذَا الْأَمْرِ الَّذِي قَدِ اتَّفَقْتُمْ عَلَيْهِ، حَتَّى يُفَرِّجَهُ اللَّهُ بِعَوْنِهِ وَلُطْفِهِ

“(Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu), maksudnya Aku akan bersabar dengan kesabaran yang indah atas apa yang telah kalian rencakana untuk Yusuf, sampai Allah ungkap sendiri ini semua dengan pertolongan dan kelemah lembutannya”

Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa : Pertama, Nabi Ya’kub sudah tau sejak awal bahwa saudara – saudaranya pasti akan mencelakai Yusuf. Oleh karena itu pada awalnya Nabi Ya’kub menolak mengizinkan mereka bermain di luar. Kedua, Nabi Ibrahim bersabar atas apa yang telah terjadi. Kehilangan anak, apalagi anak yang sangat disayanginya, apalagi di tangan saudara –saudaranya sendiri adalah kesedihan yang sangat memilukan.

Baca juga: Abu Manshur Al-Khayyat, Pendikte Al-Quran yang Masuk Surga sebab Mengajarkan Al-Fatihah

Karena sebenarnya yang dikhawatirkan Nabi Ya’kub bukanlah hidup atau matinya Yusuf, karena beliau sudah menyadari sejak mendapat cerita mimpi dari Yusuf, bahwa ia akan menjadi Nabi. Sehingga sudah pasti Yusuf masih hidup. Namun ketidak tahuan beliau akan keberadaan Nabi Yusuf itulah yang membuat beliau semakin khawatir, ia hidup namun tak tau dimana rimbanya. Apalagi usia beliau saat itu masih kecil. Dalam ayat sebelumnya dijelaskan bahwa saudara – saudara Yusuf akan mengajak Yarta’ wa yal’ab (bersenang – senang dan bermain).

 Dalam sebuah hadis yang dikutip dalam Tafsir Al-Khozin menyebutkan

الصبر الجميل الذي لا شكوى فيه إلى الخلق

“As-Shabr Al-Jamil (kesabaran yang hakiki) ialah tiada keluh kesah yang disampaikan kepada makhluk”

Orang yang punya kesabaran di level ini adalah orang – orang yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi kepada Allah secara teologis. Karena Nabi Ya’kub tahu, segala anugerah hanyalah titipan Allah semata. Oleh karenanya lah, di akhir ayat Nabi Ya’kub berkata Wallahu Al-Musta’an ‘ala maa tashifun (Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan). Nabi Ya’kub memilih Allah sebagai tempat berkeluh kesah, karena hanya Allah yang mampu memberikan solusi atas masalah terebut.

Wallahu A’lam

Muhammad Bachrul Ulum
Muhammad Bachrul Ulum
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, peminat kajian linguistik Al-Quran
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...