BerandaKhazanah Al-QuranDalil Kesunahan dan Keutamaan Tarawih di Sepuluh Hari Pertama

Dalil Kesunahan dan Keutamaan Tarawih di Sepuluh Hari Pertama

Ramadan bulan penuh keistimewaan. Selain karena Alquran turun di Bulan ini, Ramadan istimewa dengan disyariatkannya Salat Tarawih, salat sunah yang hanya ada di Bulan Ramadan. Hampir seluruh muslim di Dunia yang menunaikan puasa, mendirikan Salat Tarawih. Bahkan, pada Sabtu pekan lalu, Tarawih digelar oleh Umat Muslim AS di Time Square, New York, untuk pertama kali (4/4). Kuatnya magnet kesunahan Salat Tarawih didukung oleh sumber nas otoritatif yang menjelaskan perintah serta keutamaan Tarawih.

Baca juga: Semarak Ramadhan: Resepsi Khatmil Qur’an Santri dan Alumni Putri Congaban

Dalil kesunahan Tarawih

Tarawih mentradisi di kalangan mayoritas umat Muslim Dunia, sebab didukung banyak Sumber. Mengutip ‘Abdurrahman al-Jaziri, kalangan Fuqaha empat mazhab sepakat Salat Tarawih sunah muakkad bagi laki-laki dan perempuan. (Fiqh ‘Ala Mazahib al-Arba’ah, 251)

Kesunahan Tarawih mereka dasarkan pada hadis sahih, yang bercerita bahwa pada beberapa Malam di Bulan Ramadan, Nabi SAW. menunaikan salat sebanyak 8 rakaat di masjid. Ia berjamaah dengan sahabatnya. Terdapat pula hadis sahih yang populer dijadikan sumber legitimasi kesunahan Tarawih, sekalipun hadis ini tidak khusus berbicara soal salat sunah tersebut:

مَن قام رَمَضانَ إيمانًا واحْتِسابًا غُفِرَ له ما تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang mendirikan ibadah Ramadan dengan tekad kuat dan ikhlas, niscaya dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni.” (Shahih al-Bukhari, No. 38; al-Taqrirat al-Sadidah, 445)

Tak hanya oleh Fuqaha, hadis ini juga dikutip oleh sejumlah mufasir seperti al-Qurtubi dan Ibn ‘Asyur saat menjelaskan ayat tentang Puasa Ramadan. Sebagai contoh, saat menjelaskan Surah Albaqarah ayat 185, para mufasir menjelaskan maksud mendirikan bulan Ramadan (qama Ramadan) pada hadis tersebut, dengan menghidupkan malam Ramadan melalui ibadah-badah sunah. (al-Jami’ li Ahkam al-Quran, 3/153)

Keutamaan Tarawih di sepuluh malam pertama

Salat Tarawih juga mengandung keutamaan-keutamaan. Bahkan, terdapat keutamaan khusus di tiap harinya. Berikut ini keutamaan mendirikan Salat Tarawih di sepuluh malam pertama Bulan Ramadan, yang disarikan dari hadis riwayat Ali bin Abi Thalib dalam kitab Durrat al-Nasihin:

 Malam pertama,

يَخرُجُ المؤمنُ مِن ذَنبِه في أولِ ليلةٍ كيومٍ وَلدَت أُمُهُ

“Orang mukmin (yang salah terawih di malam pertama) bebas dari dosa, sebagaimana hari ia dilahirkan oleh ibunya.”

Malam kedua,

يُغفَرُ له ولِأبوَيهِ إن كانا مؤمنَينِ

“Orang yang Salat Tarawih akan diampuni dosanya dan dosa kedua orang tuanya jika keduanya Mukmin.”

Hari ketiga,

يُنادِي مَلكٌ مِن تحتِ العرش استأنَفَ العملَ غفرَ اللهُ ما تَقدمَ مِن ذنبِكَ

Malaikat di bawah Arasy berseru, “Mulailah melakukan amal kebaikan (Salat Tarawih) maka Allah SWT. akan mengampuni dosamu.””

Hari keempat,

له مِن الأجرِ مِثلَ قراءةِ التوراتِ والإنجيلِ والزبورِ والفرقانِ

“Bagi yang melakukan Tarawih dapat pahala sebagaimana pahala orang yang membaca Kitab Taurat, Injil, Zabur, dan Alquran.”

Malam kelima,

اعطاهُ اللهُ تعالى مِثلَ مَن صلى فى المسجدِ الحرامِ و المسجدِ المدينةِ والمسجدِ الاقصَى

“Allah SWT. memberikan pahala bagi yang Tarawih sebagaimana pahalanya orang yang salat di Masjidilharam, Masjid Nabawi, dan Masjidilaqsha.”

Baca juga: Peran Sayyidah Khadijah Saat Nabi Menerima Wahyu Pertama di Bulan Ramadan

Malam keenam,

 اعطاه الله تعالى ثوابَ من طاف بالبيت المعمورِ ويستغفر له كل حجرٍ ومدرٍ

“Allah SWT. memberikan pahala pada yang Salat Tarawih sebagaimana pahalanya orang yang tawaf di Baitul Makmur dan setiap batu dan tanah memintakan ampunan padanya.”

Malam ketujuh,

فكأنما ادرَكَ موسى عليه السلام ونصره على فرعونَ وهامانَ

“Yang bertarawih seakan-akan menemui Zaman Nabi Musa AS. serta menolongnya dari serangan Fir’aun dan Haman.”

Malam kedelapan,

اعطاه الله تعالى ما اعطى ابراهيم عليه السلام

“Allah SWT. akan memberi anugerah sebagaimana anugerah yang diberikan pada Nabi Ibrahim AS.”

Malam kesembilan,

فكأنما عبد الله تعالى عبادةُ النبى عليهم الصلاة والسلام

“Seolah-olah orang yang bertarawih beribadah pada Allah sebagaimana ibadahnya Para Nabi.”

Malam kesepuluh,

يرزقه الله تعالى خيرَى الدنيا والآخرة

“Allah SWT. akan memberi rizki yang lebih bagus di dunia maupun di akhirat bagi yang Tarawih.”(Durrat al-Nasihin fi al-Wa’dz wa al-Irsyad, 19)

Sumber-sumber naqli di atas menjelaskan bahwa Salat Tarawih begitu diagungkan. Hukum sunah muakkad menjadikan Salat Tarawih sangat dianjurkan, sehingga semestinya dilakukan jika tidak sedang dalam darurat atau uzur syar’i. Dengan memahami keutamaan di tiap malamnya, semoga melecut semangat kita untuk mendirikan salat ini secara istikamah. Wallahu a’lam[]

Halya Millati
Halya Millati
Redaktur tafsiralquran.id, Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya, pegiat literasi di CRIS Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...