Inilah 3 Keutamaan Surah Al-Muawwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas)

Surah Al-Muawwidzatain
Surah Al-Muawwidzatain

Surah an-Nas dan al-Falaq atau sering disebut surah al-muawwidzatain merupakan dua surah yang sering dibaca oleh umat Islam dalam berbagai kesempatan. Misalnya, ketika melaksanakan witir – terutama pada rakaat ketiga – biasanya surah yang dibaca adalah muawwidzatain. Kebiasaan ini bukan tanpa dasar, karena merujuk pada perbuatan nabi Muhammad saw yang menunjukkan tentang keutamaan surah muawwidzatain.

Dalam suatu riwayat dinyatakan bahwa Aisyah ra pernah ditanya tentang surah yang dibaca oleh nabi Muhammad saw dalam shalat witir. Dia menjawab, “Pada rakaat pertama beliau membaca sabbihisma rabbika al-a‘la, pada rakaat kedua membaca qul ya ayyuha al-kafirun, dan pada rakaat ketiga membaca qul huwallahu ahad dan al-mu‘awwidzatain.” (HR. Tirmidzi).

Surah an-Nas dan al-Falaq dinamakan surah muawwidzatain atau dua surah perlindungan karena keduanya diturunkan berkaitan erat dengan peristiwa disihirnya nabi Muhammad saw. Menurut Imam As-Suyuthi dalam kitab Lubabun Nuqul Fi Asbabin Nuzul, peristiwa tersebut adalah asbabun nuzul surah an-Nas dan al-Falaq. Selain itu, Aisyah ra dalam hadis riwayat Tirmidzi juga menyebut keduanya sebagai muawwidzatain.

Baca Juga: 5 Keutamaan Surah Ad-Dukhan Menurut Riwayat Hadis dan Tafsir

Kedua surah ini – menurut As-Suyuthi – merupakan surah madaniyah yakni wahyu Al-Qur’an yang turun pasca hijrah nabi Muhammad saw ke Madinah dan keduanya turun secara bersamaan. Ini didasarkan pada sabda nabi saw riwayat ‘Aqabah bin ‘Amir, “Malam ini ada dua surah yang telah diturunkan kepadaku yang mana sebelumnya saya belum pernah melihat yang seperti itu yaitu ma’udzatain” (Al-Itqan fi ‘Ulum al-Quran).

Ali bin Ibrahim al-Qummi dalam tafsirnya, Tafsir al-Qummi, dan Sayid Hasyim al-Bahrani dalam kitabnya, Tafsir al-Burhan, menuturkan bahwa suatu ketika nabi Muhammad saw mengalami sakit demam yang tinggi, lalu Malaikat Jibril dan Mikail membawa surah al-Falaq serta an-Nas untuk menyembuhkan beliau. Malaikat Jibril membaca surah al-Falaq dan Malaikat Mikail membaca surah an-Nas dikakinya hingga beliau sembuh.

Berkenaan dengan riwayat tersebut, para ulama berbeda pendapat. Ada yang menentang dengan argumentasi bahwa nabi tidak mungkin terkena sihir. Ada yang menyatakan riwayat itu benar adanya seperti Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki (Muhammad Rasulullah Al-Insan Al-Kamil). Namun terlepas dari perdebatan ini, kandungan surah muawwidzatain memang berbicara tentang “perlindungan dari sesuatu” kepada Allah swt Sang Maha Agung.

Selain dibaca dalam shalat witir dan digunakan sebagai sarana perlindungan diri kepada Allah swt dari berbagai keburukan, surah muawwidzatain juga memiliki beberapa keutamaan, diantaranya:

Dua surah yang tak ada bandingannya

Keutamaan surah muawwidzatain yang pertama adalah keduanya merupakan surah yang turun di malam hari dan tiada bandingannya. Hal ini telah diterangkan dalam sebuah hadis riwayat Muslim melalui jalur ‘Uqbah bin ‘Amir. Hadis tersebut berbunyi:

عن عقبة بن عامر قال :قال رسول اللَّه صلّى اللَّه عليه وسلّم : «ألم تر آيات أنزلت هذه الليلة لم ير مثلهن قط : قُلْ : أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وقُلْ : أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ». رواه مسلم وأحمد والترمذي والنسائي.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah kamu melihat ayat-ayat yang diturunkan malam ini? Tidak ada yang semisal dengannya, yakni qul a’udzu birabbin nas, dan qul a’udzu birabbil falaq.” (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan An-Nasa’i).

Dua surah perlindungan

Keutamaan surah muawwidzatain yang kedua adalah dapat digunakan sebagai sarana (wasilah) perlindungan dari berbagai keburukan seperti sihir, ‘ain (pandangan mata yang dapat membinasakan), godaan setan dan lain-lain. Hal ini diterangkan sendiri oleh nabi Muhammad saw kepada Ibnu Abbas. Beliau bersabda:

يا ابن عابس ألا أدلك أو قال ألا أخبرك بأفضل ما يتعوذ به المتعوذون قال بلى يا رسول الله قال قل أعوذ برب الفلق و قل أعوذ برب الناس هاتين السورتين

Wahai Ibnu Abbas, maukah kamu aku tunjukkan – atau maukah kamu bertahu – sesuatu yang paling baik digunakan untuk berlindung?” Ibnu Abbas menjawab, “Iya wahai Rasulullah.” Beliau pun bersabda: “Qul a’udzu birabbil falaq dan Qul a’udzu birabbin nas, dua surah ini.” (HR. An Nasa’i; sahih)

Berfungsi sebagai obat dan penjagaan

Keutamaan surah muawwidzatain yang ketiga adalah dapat dijadikan sebagai obat dan penjagaan. Ini diterangkan oleh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir al-Munir, bahwa surah an-Nas dan al-Falaq dapat berfungsi sebagai obat. Pandangan beliau tersebut disandarkan pada hadis dari Aisyah tentang kebiasaan Rasulullah membaca surah al-Ikhlas, surah al-Falaq dan surah an-Nas sebelum tidur.

Baca Juga: Pembukaan Awal Tafsir Surah al-Kahfi: Kisah dan Keutamaan Membaca Surah al-Kahfi

عن عائشة أن النبى – صلى الله عليه وسلم – كان إذا أوى إلى فراشه كل ليلة جمع كفيه ثم نفث فيهما فقرأ فيهما (قل هو الله أحد) و (قل أعوذ برب الفلق) و (قل أعوذ برب الناس) ثم يمسح بهما ما استطاع من جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلَّاتٍ َ

Dari Aisyah ra bahwasanya nabi Muhammad saw jika pergi ke tempat tidur beliau setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangan beliau, kemudian beliau meniupkan dalam terbukanya dan membaca surah al-Ikhlas, surah al-Falaq dan surah an-Nas. Kemudian dengan kedua telapak tangan tersebut, beliau mengusap tubuh beliau, dimulai dari kepala dan wajah serta anggota tubuh lainnya. Beliau melakukan hal itu sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari).

Demikian penjelasan tentang 3 keutamaan surah muawwidzatain yang sarat akan manfaat. Sebenarnya jika kita melakukan telaah lebih mendalam, maka akan kita temui bahwa keutamaan surah muawwidzatain tidak terbatas pada 3 aspek di atas, seperti sebagai surat yang diwasiatkan untuk dibaca setiap selesai shalat, tidak pernah diturunkan selain dalam Al-Qur’an, dan lain-lain. Hanya saja 3 aspek di atas adalah keutamaan yang sering disebutkan oleh kaum muslimin. Wallahu a’lam.