BerandaTafsir TematikInilah Alasan Mengapa Umat Islam Harus Mengenal Rasulullah SAW

Inilah Alasan Mengapa Umat Islam Harus Mengenal Rasulullah SAW

Banyak para pujangga Arab yang telah menggoreskan penanya untuk riwayat hidup dan sanjungan-sanjungan kepada Rasulullah saw. Bentuknya pun beragam, dari yang berupa narasi hingga bait-bait syair. Demikian diantara tujuan mereka ialah untuk mengenalkan Rasulullah saw. kepada umatnya, sehingga tertanam kecintaan dan mudah untuk meneladaninya.

Sirah sejarah hidup dan akhlak mulia Nabi Muhammad saw. yang biasa dibaca masyarakat Indonesia antara lain; Maulid al-Barzanji, Simtut dhurar, ad-Daiba’I, ad-Dhiya’u Lami’, dan Qashidah al-Burdah. Dengan membacanya dan menghayati kandungannya, seseorang tidak hanya mendapatkan pengetahuan untuk meneladani sang Rasul. Tapi juga akan tumbuh girah baru dalam menegakkan syiar-syiar agama Islam.

Jika kita menilik sejarah penulisan kitab-kitab maulid tersebut, maka akan menemukan kisah-kisah inspiratif penggugah jiwa. Misalkan aspek kesejarahan maulid al-Barzanji. Kitab ini merupakan kitab terbaik pada sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Kegiatan ini diprakarsai oleh Shalahudin al-Ayyubi pada perayaan maulid nabi yang pertama kali pada 580 H.  untuk membangkitan kembali semangat juang umat Islam melawan tentara salib Eropa.   

Menurut Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka dengan perayaan maulid nabi. Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini.

Baca juga: Tafsir Surah Al Nahl Ayat 125: Metode Dakwah Rasulullah SAW

Sadar dan mengenal Rasulullah merupakan perintah Allah swt. Disebutkan dalam firman-Nya (QS. Al-Hujurat [49]: 05),

 وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ

“dan ketahuilah, bahwa ditengah-tengah kalian ada Rasulullah …”.

Mengenal Rasulullah adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk dapat mengamalkan Islam secara sempurna. Kehadirannya memberikan panduan dan bimbingan kepada kita bagaimana cara mengamalkan Islam. Dengan demikian, wawasan tentang Rasulullah merupakan keperluan bagi seorang muslim sebagai metode atau cara mendekatkan diri kepada Allah swt.

Wajibnya seorang muslim mengenal Rasulullah ini sesuai pendapat Abdullah Sirajuddin, seorang Ahli tafsir dan hadits dari Suriah, dalam kitabnya tentang riwayat hidup Rasulullah saw. (Sayyiduna Muhammad saw. hlm. 3).

Baca juga: Tafsir Tarbawi: Mewarisi Pekerti Adiluhung Rasulullah SAW

Beliau menyebutkan, setidaknya ada lima alasan mengapa setiap orang Mukallaf harus mengetahui kepribadian Rasulullah saw, yaitu:

Pertama: perintah untuk iman kepada Rasulullah (QS. At-Taghabun [64]: 08). Keimanan kepada Rasulullah saw membutuhkan pengetahuan seorang hamba terlebih dahulu tentang sosok yang diimani. Dan rasa-rasanya tidak mungkin seseorang dipercaya  oleh manusia sekalian  sebagai utusan Allah jika ia tidak diketahui latarbelakangnya, kepribadian dan keistimewaan yang Allah berikan kepadanya.

Kedua: perintah untuk mengikuti Rasulullah (QS. Al-Baqarah [02]: 31). Pada ayat ini Allah swt. menjadikan peneladanan Rasulullah saw. sebagai dalil kecintaan kepada Allah. Dan seseorang tidak dapat meneladani rasulullah tanpa mengetahui perkataannya, perilakunya dan akhlak mulianya. Maka dari itu, dahulu para sahabat betul-betul memperhatikan rasulullah saw. pada setiap tingkanya dan mengikutinya secara sempurna, kecuali hal-hal yang terkhususkan bagi Rasulullah saw.

Ketiga: perintah untuk mencintai Rasulullah di atas kecintaan kepada orang tua, anak, isteri, keluarga, dan harta. Serta adanya ancaman siksa bagi siapapun yang melanggarnya. (QS. At-Taubah [09]: 24). Faktor kecintaan itu tumbuh dari tiga hal; keindahan, kesempurnaan, dan kedermawanan. Ketiga-tiganya terdapat pada diri Rasulullah saw., ‘karena jika tak kenal, maka tak sayang’, maka menelaah dan menambah wawasan tentang Rasulullah menjadi keharusan. Semakin bertambah pengetahuan tentang kebaikan sang kekasih, makin bertambah pula kecintaan kepadanya.

Baca juga: Trend Mubahalah Perlukah? Menelisik Kisah Mubahalah Rasulullah dalam Al-Quran

Keempat: seseorang yang menelaah keagungan sifat-sifat Rasulullah dan kepribadiannya yang mulia, niscaya akan tergambar sosoknya di dalam hati, hingga kemudian terbayang dengan jelas seakan-akan melihatnya.

Kelima: pembacaan riwayat hidup Rasulullah dan mendengarkan sifat-sifatnya dapat menghidupkan hati, membangkitkan jiwa, dan menambah kerinduan bagi para pecintanya.

Semoga dengan banyak membaca sirah Nabi Muhammad saw., juga menghayati dan meneladani sunah-sunahnya kita semakin dekat dengannya di dunia maupun di akhirat kelak. Al-Habib Umar bin Hafidz berkata;  

المرء من حيث قلبه لا من حيث جسده

“seseorang itu dilihat (dimana) keberadaan hatinya, bukan (dimana) keberadaan jasadnya”.

Wallahu A’lam.

M. Ali Mustaan
M. Ali Mustaan
Alumnus STAI Imam Syafii Cianjur, mahasiswa pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pecinta kajian-kajian keislaman dan kebahasaaraban, penerjemah lepas kitab-kitab kontemporer
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...