BerandaTafsir TematikDoa Agar Terhindar dari Kezaliman dan Fitnah dalam Al-Quran

Doa Agar Terhindar dari Kezaliman dan Fitnah dalam Al-Quran

Agresi militer Israel terhadap warga Palestina menunjukkan kepada dunia bahwa pada saat ini kezaliman dan fitnah masih terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut tanpa ada jalan keluar ataupun penanggulangan nyata. Segenap penduduk dunia harus berusaha dan berdoa agar terhindar dari kezaliman dan fitnah.

Ada beragam bentuk kezaliman dan fitnah yang terjadi sat ini, mulai dari hoaks, pembunuhan karakter, penindasan, bullying, hingga perampasan hak. Itu semua terjadi di tengah-tengah masyarakat dunia dan kita – kadang kala – hanya bisa menyaksikan tanpa melakukan pencegahan apa pun. Dari sekian banyak kasus tersebut, hanya segelintir yang bisa diatasi.

Baca Juga: Menyeimbangkan Urusan Dunia dan Akhirat, Perhatikan Semangat Doa Al-Quran Berikut!

Dalam ajaran Islam, kezaliman dan fitnah adalah hal yang terlarang. Terdapat banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis nabi Muhammad saw yang melarang umat Islam melakukan perbuatan zalim dan fitnah. Di antaranya adalah firman Allah swt dalam surah Hud ayat 18, “Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim.”

Allah juga berfirman:

وَكَذٰلِكَ اَخْذُ رَبِّكَ اِذَآ اَخَذَ الْقُرٰى وَهِيَ ظَالِمَةٌ ۗاِنَّ اَخْذَهٗٓ اَلِيْمٌ شَدِيْدٌ ١٠٢

Dan begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri yang berbuat zalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih, sangat berat.” (QS. Hud: 102).

Secara umum, kezaliman terbagi kepada tiga macam, yaitu: pertama, kezaliman hamba kepada Rabb-nya. Kezaliman ini setidaknya ada dua bentuk, yakni kekafiran dan kesyirikan. Lihatlah firman Allah swt dalam surah al-Baqrah ayat 254, “Dan orang-orang kafir itulah orang-orang zalim,” dan Luqman ayat 13 “Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.

Kedua, kezaliman kepada sesama manusia. Menzalimi atau berbuat aniaya kepada sesama manusia juga merupakan perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam dan dibenci Allah swt. Contoh kezaliman ini adalah menyinggung kehormatan orang lain, menyakiti tubuh atau hati orang lain, dan mengambil harta atau hak-hak orang lain tanpa alasan yang benar.

Rasulullah bersabda, “Siapa yang berbuat zalim kepada saudaranya, baik terhadap kehormatannya maupun sesuatu yang lainnya, maka hendaklah ia meminta kehalalannya darinya hari ini juga sebelum dinar dan dirham tidak lagi ada. Jika ia punya amal saleh, maka amalannya itu akan diambil sesuai dengan kadar kezaliman yang dilakukannya. Dan jika ia tidak punya kebaikan, maka keburukan orang yang ia zalimi itu dibebankan kepadanya.” (HR. Bukhari)

Ketiga, zalim terhadap diri sendiri. Kezaliman ini adalah tindakan seorang hamba mengotori dirinya sendiri dengan berbagai perbuatan dosa, pelanggaran dan keburukan yang berujung pada kemaksiatan kepada Allah swt dan rasul-Nya. Dengan demikian, segala bentuk dosa yang dilakukan manusia , baik besar maupun kecil,  sebenarnya merupakan kezaliman atas dirinya sendiri, bukan kepada Allah.

Allah swt berfirman berkenaan dengan kezaliman terhadap diri sendiri ini dalam surah al-Baqarah ayat 57 yang artinya, “Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” Maksudnya, perbuatan dosa manusia tidaklah memberi dampak kepada Allah swt sedikit pun, akan tetapi kepada manusia itu sendiri.

Sedangkan dalam kitab Syarh Arba’in an-Nawawi diterangkan bahwa kezaliman terbagi kepada dua macam; pertama, kezaliman seorang hamba kepada dirinya dan termasuk di dalamnya adalah syirik. Kedua, kezaliman seorang hamba terhadap orang lain. Dalam penjelasan ini, kezaliman kepada Allah tidak dimasukkan, karena pada hakikatnya itu tidak berdampak kepada-Nya, melainkan kepada si pelaku sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas, kezaliman dan fitnah adalah sesuatu yang dilarang dalam agama Islam apa pun alasannya. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang baik, kita harus menjauhi perbuatan zalim dan fitnah. Tidak hanya itu, kita juga mesti berusaha dan berdoa agar terhindar dari kezaliman dan fitnah, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Dalam Al-Qur’an ada banyak doa agar terhindar dari kezaliman dan fitnah. Salah satunya adalah doa yang dilantunkan oleh pengikut nabi Musa agar terhindar dari fitnah dan kezaliman Firaun yang dikenal sebagai raja diktator. Doa ini diabadikan oleh Allah dalam Firman-Nya pada surah Yunus [10] ayat 85-86 yang berbunyi:

فَقَالُوْا عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَا ۚرَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ ٨٥ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ٨٦

Lalu mereka berkata, “Kepada Allah-lah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari orang-orang kafir.” (QS. Yunus [10] ayat 85-86).

Menurut Quraish Shihab, doa agar terhindar dari kezaliman dan fitnah ini diucapkan oleh pengikut nabi Musa usai mendengar nasihat beliau yang berisi perintah untuk bertawakal kepada Allah swt. Beliau berkata, “Jika kamu benar-benar orang-orang muslim, maka tentu kamu bertawakal kepada Allah swt dan selanjutnya tawakal itu akan berbuah ketenangan hati.”

Mendengar nasihat nabi Musa, mereka lantas berdoa agar terhindar dari kezaliman dan fitnah kepada Allah swt sebagai bentuk tawakal dan keyakinan kepada-Nya. Mereka berucap, “Kepada Allah-lah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari orang-orang kafir.” (Tafsir al-Misbah [6]: 141).

Ibnu Katsir menyebutkan, doa agar terhindar dari kezaliman dan fitnah ini bermakna, “Ya Allah, jangan engkau menangkan dan kuasakan mereka (Firaun dan koleganya) atas kami (pengikut nabi Musa), sebab itu akan membuat mereka mengira bahwa mereka berkuasa karena berada dalam kebenaran, sedangkan kami berada pada kebatilan, dan kami akan terfitnah karenanya.”

Baca Juga: Doa Nabi Ayyub as dalam Al-Quran untuk Kesembuhan Penyakit

Sedangkan Imam Mujahid mengatakan, doa ini bermakna, “Ya Allah, jangan engkau azab kami melalui tangan-tangan bela tentara Firaun dan tidak pula azab dari sisi Engkau. Sebab, dengan itu mereka akan berkata kepada kami, ‘Jikalau kalian benar, niscaya kalian tidak akan diazab dan tidak akan kami kuasai pula.’ Oleh karena itu, selamatkan kami dengan rahmat dan kebaikan dari-Mu dar orang-orang yang kafir dan menutupi kebenaran. Sungguh, kami telah beriman dan tawakal kepada-Mu.”

Doa agar terhindar dari kezaliman dan fitnah di atas juga dapat diamalkan oleh umat Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. Namun sebagai catatan, tawakal yang sesungguhnya adalah kombinasi dari usaha dan doa. Artinya, untuk melenyapkan kezaliman dan fitnah, maka diperlukan tidak hanya doa, tetapi juga usaha sungguh-sungguh. Semoga harapan ini bisa tercapai. Aamiin.

Muhammad Rafi
Muhammad Rafi
Penyuluh Agama Islam Kemenag kotabaru, bisa disapa di ig @rafim_13
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Q.S An-Nisa’ Ayat 83: Fenomena Post-truth di Zaman Nabi Saw

0
Post-truth atau yang biasa diartikan “pasca kebenaran” adalah suatu fenomena di mana suatu informasi yang beredar tidak lagi berlandaskan asas-asas validitas dan kemurnian fakta...