Berkah menjadi umat Nabi Muhammad saw, Allah tidak hanya menganugerahkan kemuliaan kepada beliau saja. Namun, kaum muslimin juga kecipratan mendapat berbagai keutamaan dan keistimewaan dari Allah. Di antara keutamaan tersebut ialah sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Nabi saw. sendiri.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan at-Tirmidzi, dari Imam Qatadah, Rasulullah saw. berkata, “Umatku telah diberi tiga hal yang tidak diberikan kecuali kepada para nabi saja. Pertama, dahulu jika mengutus seorang nabi, Allah berfirman kepadanya, ‘Berdoalah engkau kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.’ Untuk umat ini, Allah juga berfirman, ‘Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.’
Kedua, dulu jika mengutus nabi, Allah berfirman kepadanya, ‘Aku tidak menjadikan kesulitan padamu dalam agama ini.’ Untuk umat ini, Dia juga menyatakan, ‘Aku tidak menjadikan kesulitan kepada kalian dalam agama ini.’ Ketiga, dahulu jika mengutus nabi, Allah menjadikannya sebagai saksi atas umatnya. Sedangkan untuk umat ini, Allah menjadikan mereka sebagai saksi atas manusia lainnya.” (Tafsir al-Munir, 9/291-292).
Jaminan dikabulkannya doa
Dalam Alquran Allah berfirman sebagai berikut.
اُدْعُوْنِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian (Q.S. Ghafir [40]: 60).
Ayat ini mengisyaratkan bahwa Allah mengundang hamba-hamba-Nya untuk berdoa dan memohon kepada-Nya, dengan janji bahwa doa dan permohonan mereka akan dikabulkan. Hal ini menunjukkan keutamaan yang diberikan kepada umat Nabi Muhammad, bahwa setiap doa yang dipanjatkan dengan tulus akan didengar dan dikabulkan. Keistimewaan ini tidak hanya terletak pada pengabulan doa, tetapi juga mencerminkan kasih sayang Allah yang melimpah kepada umat Nabi saw.
Baca juga: Keistimewaan Rasulullah dalam Alquran
Syekh Ali as-Shabuni (3/99) menerangkan bahwa umat Islam diberikan kemuliaan yang luar biasa. Mereka memiliki akses langsung kepada Allah melalui doa, tanpa perantara. Ini menjadi salah satu bukti nyata dari kedudukan tinggi mereka di sisi Allah. Sebagai umat dari Nabi Muhammad, mereka seharusnya memanfaatkan keutamaaan ini, yaitu dengan berdoa tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk kebaikan umat manusia secara keseluruhan.
Kemudahan dalam beragama
Sabda Nabi saw. di atas, bahwa Allah akan memberikan kemudahan kepada umatnya adalah sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut.
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ
Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian kesempitan dalam agama (Q.S. al-Hajj [22]: 78).
Menurut Wahbah al-Zuhaili (2/291), maksud ayat ini adalah untuk mempertegas sekaligus memotivasi kaum muslimin bahwa Allah tidak menginginkan kesulitan, kesukaran, dan keberatan bagi manusia dalam tuntutan-tuntutan syariat. Ia juga menerangkan bahwa kemudahan dalam menjalankan agama merupakan salah satu hal yang spesial bagi umat Nabi Muhammad dan nikmat sangat agung yang mesti disyukuri dengan cara menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Baca juga: Tafsir At-Taubah 128: Potret Cinta Nabi Muhammad pada Umatnya
Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki menambahkan, sebagai contoh dari kemudahan itu adalah dalam ibadah salat, yang merupakan ibadah paling penting dan utama, bahkan menjadi pilar dan pondasi agama yang kokoh. Di antara kemudahan dalam salat adalah adanya keringanan dalam kondisi-kondisi khusus seperti sakit, perjalanan, perang, tidak adanya pakaian yang menutup aurat, tidak mengetahui arah kiblat, lupa kiblat, atau tidur saat waktu salat (Khashais Ummat al-Muhammadiyyah, h. 17).
Menjadi saksi untuk para nabi sebelumnya di akhirat
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
Demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian (Q.S. al-Baqarah [2]: 143).
Diriwayatkan oleh Zaid bin Aslam bahwa di hari akhir nanti, Allah akan mengumpulkan seluruh manusia dan makhluk-Nya untuk ditahkim (diadili). Akan tetapi, umat-umat nabi terdahulu enggan untuk diadili dan berdalih tidak mendapatkan peringatan dan ajakan dari para utusan-Nya. Mereka semuanya ingkar (Tafsir al-Kassyaf, 1/199).
Baca juga: Puasa Umat Nabi Muhammad dan Umat para Nabi Sebelumnya
Allah pun meminta bukti kepada para nabi-Nya untuk mendatangkan saksi. Maka para nabi itu datang kepada Nabi Muhammad saw. dan umatnya agar menjadi saksi untuk para nabi yang telah dituduh oleh kaumnya tidak menyampaikan risalah yang diemban. Kemudian umat Islam bersaksi dan menyampaikan ayat Al-Baqarah: 143 (Safwah at-Tafasir, 1/91).
Demikian beberapa keutamaan yang Allah berikan kepada umat Nabi Muhammad saw. Dengan memahami dan mengamalkan keutamaan ini, diharapkan umat Islam dapat semakin bertambah rasa cinta dan syukurnya kepada Allah dan Nabi-Nya. Di samping itu, sebagai umat Nabi Muhammad diharapkan untuk selalu berpegang pada prinsip-prinsip yang diajarkan oleh beliau, sehingga bisa menjadi contoh yang baik bagi yang lain dan mendapatkan keridaan Allah. Wallah al-muwaffiq.[]