Ada beberapa tokoh atau ulama yang melakukan tindakan penafsiran, seperti upaya mengungkap pemahaman dan kandungan Alquran, baik dari segi hukum, akidah dan lainnya; juga upaya membangun metode atau cara memahami Alquran, namun beliau yang bersangkutan tidak mendokumentasikan ‘pekerjaannya’ tersebut dalam satu jilid tulisan.
Penafsiran non-tulis tersebut kemudian dihimpun dan ditulis oleh murid sang mufasir; atau juga oleh para peneliti setelah sang mufasir wafat. Sebagai bentuk kepemilikan tafsir, kumpulan penafsiran itu kemudian diberi judul sesuai nama pemilik tafsir, bukan penulisnya. Oleh karena itu, sangat mungkin bagi kitab tafsir yang dimaksud ini disebut dengan kitab tafsir yang tidak ditulis oleh mufasirnya.
Baca Juga: Tafsir Ibnu Abbas: Mengenal Dua Kitab yang Menghimpun Penafsiran Ibnu Abbas
Dikumpulkan dan ditulis oleh Muhammad bin Ya’qub Al-Fairuzabadi (w. 818 H). Kitab ini merupakan kumpulan riwayat-riwayat Ibn Abbas (w. 687 M./78 H.) tentang penafsiran Alquran yang dikutip oleh al-Fairuzabadi melalui serangkaian jalur periwayatan yang sampai kepadanya, meski masih tetap ada perbedaan pendapat mengenai kuat atau lemah jalur sanad ini. Terdapat penafsiran atas 114 surah dalam satu jilid.
Kitab tafsir ini ditulis oleh Ahmad bin Ayisy al-Latif al-‘Ani. Karya ini merupakan tesis dari pengarangnya di Universitas Umm al-Qura, Arab Saudi. Penelitian ini berdasar pada pernyataan para cendekiawan sebelumnya, seperti Imam Ahmad bin Hanbal, Adz-dzahabi, Ibn Hajar al-‘Asqalani, tentang adanya sebuah sahifah yang berisi tentang penafsiran Ibn Abbas yang berasal dari riwayat Ali bin Abi Talhah. Penjelasan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian. Pertama membahas seputar validasi sahifah; Kedua membahas riwayat-riwayat tafsir Ibn Abbas dalam sahifah tersebut.
- Tafsīr Sufyān ats-Tsaurī (1983 M.)
Kumpulan penafsiran Sufyan ats-Tsauri ini dihimpun oleh Imtiyaz Ali Arsyi. Kitab tafsir ini adalah kumpulan riwayat-riwayat tafsiriyah Sufyan ats-Tsauri (777 M.) yang tersebar di berbagai literatur. Tafsir ini menggunakan riwayat Abu Ja’far Muhammad dari Abu Hudzaifah an-Nahdy dari At-Tsaury. Kegiatan ini dilakukan oleh mudir di Maktabah Ridho, Rampur, India yang bernama Imtiyaz Ali Arsyi.
- Tafsīr Asy-Sya’rāwī (Khawāṭir Ḥaula al-Qur’ān al-Karīm) (1991 M.)
Penulisan dan penghimpunan kitab tafsir dilakukan oleh sebuah kepanitiaan yang di antara anggotanya adalah Muhammad al-Sinrawi dan Abd Waris al-Dasuqi. Kitab tafsir ini terdiri dari 20 jilid. Tafsir ini merupakan hasil dokumentasi ceramah asy-Sya’rawi yang kemudian diterbitkan oleh Akhbar al-Yaum. Sebagai konfirmasi dan validasi dari pemilik materi tafsir, dalam versi cetaknya, disertakan pernyataan tertulis dari asy-Sya’rawi yang mengatakan bahwa isi kitab tafsir tersebut adalah benar pemikirannya dan dilengkapi pula dengan tanda tangannya.
- Tafsīr al-Imām asy-Syāfi’ī (2006 M.)
Sisi mufasir dari seorang Imam asy-Syafii coba ditunjukkan oleh penulis kitab ini, yaitu Ahmad bin Mustafa al-Farran. Karya ini merupakan hasil penelitian doktoral dari sang penulis di Universitas Khaurtum, Sudan tahun 2004. Sebelum masuk ke pembahasan seputar penafsiran Imam asy-Syafii, Ahmad al-Farran terlebih dahulu memberi penjelasan beberapa istilah seputar tafsir secara definitif; perkembangan penafsiran dari masa Nabi hingga era Imam asy-Syafii; posisi dan peran Imam asy-Syafii dalam dunia penafsiran dan seterusnya. Kitab ini hanya satu jilid, namun sangat tebal hingga 1500-an halaman.
Setidaknya lima kitab tafsir tersebut yang berhasil dihimpun dan dikumpulkan oleh murid sang pemilik tafsir atau oleh peneliti. Sangat mungkin masih banyak kitab tafsir yang mempunyai ‘kasus’ yang sama dengan kitab-kitab tafsir tersebut.