BerandaTafsir TematikKunci Ketiga dan Keempat Menggapai Kebahagiaan: Beribadah dan Jujur

Kunci Ketiga dan Keempat Menggapai Kebahagiaan: Beribadah dan Jujur

Kunci kebahagiaan yang ketiga adalah beribadah. Ibadah menjadi salah satu kunci hidup yang sangat penting. Manusia diciptakan oleh Allah untuk satu tujuan, yaitu beribadah dan mengabdi kepada-Nya. Manusia yang sudah beribadah kepada Allah adalah manusia yang hidup sesuai dengan tujuan hidupnya. Manusia yang tidak beribadah adalah manusia yang hidup di dunia tidak sesuai dengan tujuan penciptaannya. Kata Allah di dalam Al-Qur’an, “Aku tidak menciptakan manusia dan jin kecuali untuk beribadah kepada Allah swt.”

Ibadah harus dilakukan dengan khusyuk. Hanya dengan cara itu ibadah kita diterima oleh Allah swt. Ibadah yang kita lakukan tidak hanya sebagai kewajiban kita kepada-Nya, akan tetapi ibadah itu dilakukan untuk manusia itu sendiri. Ibadah yang dilakukan secara khusyuk akan menghasilkan ketenangan batin ketika di dunia dan menghasilkan kenikmatan rohani di akhirat.

Baca Juga: Kunci Pertama Menggapai Kebahagiaan: Beriman Kepada Allah Swt

Secara garis besarnya ibadah dapat dibagi atas 3 kategori, yaitu: 1) beriman (berakidah yang benar), 2) berislam (beribadah yang benar), dan 3) berihsan (berakhlak yang benar).

Allah memerintahkan kepada manusia untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini antara lain dinyatakan di dalam QS. Al-Baqarah/2: 21: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”

Hadis riwayat Ahmad dari Abdullah Ibn Umar: “Dari Abdullah ibn Umar, ia berkata. Rasulullah memegang badanku lalu berkata: Sembahlah Allah seakan-akan engkau melihatnya, dan hiduplah di dunia ini bagaikan engkau seorang asing atau seorang perantau. HR Ahmad.”

Hadis riwayat Ahmad ibn Hanbal dari Abu Umamah: Dari Abu Umamah, ia berkata. Aku berhaji bersama Rasulullah saw pada haji wada’. Lalu beliau mengucapkan al-hamdulillah, dan memuji kebesaran Allah. Kemudian beliau berkata, ketahuilah bahwa barangkali kalian tidak akan melihat lagi aku sesudah tahun ini, ketahuilah bahwa barangkali kalian tidak akan melihat lagi aku sesudah tahun ini, ketahuilah bahwa barangkali kalian tidak akan melihat lagi aku sesudah tahun ini, lalu tiba-tiba seseorang yang berbadan tinggi berdiri, lalu dia bertanya kepada Rasulullah: “Apa yang harus kami lakukan. Rasulullah menjawab: “Sembahlah Tuhanmu, lakukanlah salat lima waktumu, puasalah pada bulan Ramadan, berhajilah ke baitullah, tunaikanlah zakatmu dengan baik untuk membersihkan dirimu, agar kamu memasuki surga Tuhanmu”. HR Ahmad.

Kunci kebahagiaan nomor keempat adalah Jujur. Ia adalah salah satu kunci dalam kehidupan. Bahkan, jujur adalah modal utama dalam kehidupan. Orang yang jujur adalah orang yang dapat dipercaya. Jujur dalam perkataan adalah mengucapkan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan. Jujur dalam perbuatan adalah melaksanakan sesuatu sesuai dengan aturan dan ketetapan yang ada. Kalau Anda sudah membiasakan diri jujur dalam perkataan maupun perbuatan, maka Anda akan selalu dipercaya oleh orang lain. Akan tetapi kalau Anda pernah tidak jujur atau khianat, maka Anda tidak akan dipercaya selama hidupmu.

Jujur akan menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan, tidak hanya bagi dirimu, tetapi juga bagi orang lain. Jujur tidak hanya baik bagimu di dunia ini, tetapi juga baik bagi dirimu di akhirat. Jujurmu akan mengantarkan engkau untuk mencapai kenikmatan akhirat. Jujurmu adalah perwujudan dari iman yang ada di dalam dirimu. Kata Rasulullah: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak jujur.” Karena itu, jujurlah sepanjang hidupmu.

Baca Juga: Kunci Kedua Menggapai Kebahagiaan: Memiliki Ilmu yang Luas

Allah menjanjikan untuk menyiapkan pengampunan dan pahala yang besar bagi orang-orang yang jujur. Hal ini dikatakan oleh Allah di dalam QS. al-Ahzab [33]: 35: “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim [orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya], laki-laki dan perempuan yang mukmin[orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Rasulullah Saw. juga memerintahkan kepada seluruh umatnya agar jujur dalam segala ucapan dan perbuatannya. Hal ini antara lain dikemukakan di dalam sebuah hadis riwayat al-Tirmidzi dari Abdullah ibn Mas’ud: “Dari Abdullah ibn Mas’ud ra, ia berkata. Rasulullah telah bersabda: Wajib bagi engkau untuk jujur, karena kejujuran membawa kepada kebajikan, dan kebaikan mengantarkan kalian ke surga, dan seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan senantiasa menuntut kejujuran akan dicatat oleh Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah oleh kalian berdusta, karena berdusta akan membawa kalian kepada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan akan mengantar kalian ke dalam neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan menuntut berdusta akan dicatat oleh Allah sebagai pendusta. HR Tirmidzi.

Ahmad Thib Raya
Ahmad Thib Raya
Guru Besar Pendidikan Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran (PSQ)
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Metodologi Fatwa: Antara Kelenturan dan Ketegasan

Metodologi Fatwa: Antara Kelenturan dan Ketegasan

0
Manusia hidup dan berkembang seiring perubahan zaman. Berbagai aspek kehidupan manusia yang meliputi bidang teknologi, sosial, ekonomi, dan budaya terus berubah seiring berjalannya waktu....