BerandaTafsir TematikKunci Kedua Menggapai Kebahagiaan: Memiliki Ilmu yang Luas

Kunci Kedua Menggapai Kebahagiaan: Memiliki Ilmu yang Luas

Setelah pada artikel yang lalu kita mengulas tentang beriman kepada Allah Swt sebagai kunci pertama menggapai kebahagiaan, artikel kali ini akan mengulas kunci kebahagiaan selanjutnya yaitu memiliki ilmu yang luas.

Ilmu menjadi salah satu kunci yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ilmu harus dicari terus tanpa henti, kapan pun di mana pun. Ilmu yang engkau cari tidak hanya ilmu dunia, tetapi juga ilmu akhirat. Ilmu adalah masa depan. Ilmu yang engkau cari ada hari ini adalah bekal masa depanmu. Ilmu akan mencerahkan masa depanmu. Jika engkau tidak berilmu pada hari ini, maka masa depanmu akan suram.

Itulah sebabnya, maka Rasulullah memerintahkan kepada umatnya untuk selalu mencari ilmu, mulai dari buaian hingga liang lahad. Mencari ilmu yang luas bagi orang-orang yang beriman adalah wajib.” Ilmu adalah jalan kebahagiaan dunia dan akhirat. Ada ungkapan para orang bijak yang menyatakan: “Jika engkau menginginkan dunia, maka milikilah ilmu. Jika engkau ingin memiliki akhirat, maka milikilah ilmu.

Baca Juga: Kunci Pertama Menggapai Kebahagiaan: Beriman Kepada Allah Swt

Dalam beberapa ayat Al-Qur’an Allah telah menerangkan betapa penting ilmu itu dimiliki oleh setiap orang. Ketika Rasulullah hendak diutus oleh Allah Swt untuk menjadi Rasul, maka Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk membaca, membaca, dan membaca terus. Hal ini dijelaskan oleh Allah, antara lain, di dalam QS. al-‘Alaq/96: 1-5:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

“1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam [tulis dan baca], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Di dalam ayat yang lain Allah menyatakan di alam QS. Al-Mujadalah [58]: 11 tentang keutamaan yang diperoleh oleh orang-orang yang beriman dan berilmu:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dalam beberapa hadisnya Rasululullah menyatakan betapa pentingnya mencari ilmu. Orang dengan ilmu yang luas memiliki keutamaan yang lebih hebat daripada orang yang selalu melakukan ibadah.

Rasulullah, antara lain, menyatakan di dalam suatu hadis riwayat al-Tirmidzi: “Dari Abu al-Darda’, ia berkata: Aku telah mendengar Rasulullah bersabda: Siapa yang menempuh jalan dalam menuntut ilmu , maka Allah akan membuat jalan baginya menuju surga. Sesungguhnya para malaikat akan mengembangkan sayapnya sebagai tanda ridanya terhadap pencari ilmu. Orang yang alim akan dimintakan ampun oleh makhluk malaikat yang ada di langit, oleh makhluk manusia yang ada di bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang ada di air.

Baca Juga: Beberapa Sikap Manusia terhadap Nikmat yang Digambarkan Al-Quran

Kelebihan orang alim atas orang yang beribadah bagaikan kelebihan bulan atas semua bintang-bintang. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar, tidak pula dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Siapa yang mendapatkan ilmu itu, maka ia akan mendapat nasib baik yang banyak. HR al-Tirmidzi.”

Demikianlah uraian tentang memiliki ilmu yang luas sebagai kunci kedua menggapai kebahagiaan. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.

Ahmad Thib Raya
Ahmad Thib Raya
Guru Besar Pendidikan Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran (PSQ)
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...