BerandaTafsir TematikKunci Pertama Menggapai Kebahagiaan: Beriman Kepada Allah Swt

Kunci Pertama Menggapai Kebahagiaan: Beriman Kepada Allah Swt

Islam telah menunjukkan berbagai macam kunci untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Paling tidak, menurut saya, ada 12 kunci atau prinsip hidup yang harus dilakukan oleh setiap muslim untuk menggapai husnul khatimah, yaitu menggapai kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Kunci-kunci atau prinsip itu adalah: 1) Beriman kepada Allah, 2) Berilmu yang luas, 3) Bekerja dengan tekun (untuk dunia), 4) Beribadah dengan khusyuk’ (untuk akhirat), 5) Jujur dalam segala perkataan, 6) Ikhlas dalam segala perbuatan, 7) Menjaga hubungan dengan sesama, 8) Menjaga hubungan dengan lingkungan, 9) Bersabar atas segala ujian, dan 10) Bersyukur atas segala kenikmatan, 11) Berdoa dengan penuh harapan, 12) Bertawakal dengan penuh kepasrahan.

Kunci pertama adalah Beriman kepada Allah Swt. Beriman kepada Allah Swt adalah salah satu kunci penting yang harus dimiliki oleh setiap orang. Iman menjadi prinsip hidup yang paling utama. Iman yang ada di dalam dada manusia menjadi pengendali dalam kehidupan. Iman yang mengantarkan seseorang untuk berbuat kebajikan dan iman pula yang menjauhkan seseorang dari semua larangan Allah.

Baca Juga: Kelebihan Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang yang Berilmu Menurut Al-Quran dan Hadis

Iman mengantarkan seseorang untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Iman yang kuat akan mendorong seseorang giat melaksanakan ibadah kepada Allah dan meningkatkan amal-amal saleh dan kebajikan. Iman yang kuat menyelamatkan seseorang godaan-godaan yang akan menjerumuskan seseorang kepada keburukan dan kepada lembah kehinaan.

Sebaliknya, seseorang yang tidak memiliki iman, akan mudah terombang-ambing karena dia tidak memiliki kendali dalam kehidupannya. Orang yang tidak beriman adalah yang tidak memiliki kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat. Orang yang tidak beriman adalah orang-orang yang sangat merugi dalam kehidupannya, di dunia maupun di akhirat.

Di dalam QS. Ali Imran [3]: 179 Allah menyatakan bahwa orang yang beriman dan bertakwa akan mendapatkan pahala yang sangat besar di sisi Allah. “Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.”

Di dalam QS. Al-Nisa’ [4]: 59 Allah menyatakan bahwa beriman kepada Allah adalah yang terbaik bagi manusia. “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Baca Juga: Cara Menghayati Kebaikan Allah Swt dan Kebesaran-Nya dalam Al-Quran

Allah menyatakan di dalam QS. Al-A’raf [7]: 96 bahwa orang-orang yang beriman dan bertakwa mendapat keberkahan. “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

Di dalam QS. Al-Nisa’ [4]: 136 Allah menyatakan bahwa orang kafir, tidak beriman kepada Allah, menjadi manusia yang sesat. “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”

Ahmad Thib Raya
Ahmad Thib Raya
Guru Besar Pendidikan Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran (PSQ)
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...