BerandaTafsir TematikKunci Ketigabelas Menggapai Kebahagiaan: Bertaubat dari Segala Dosa

Kunci Ketigabelas Menggapai Kebahagiaan: Bertaubat dari Segala Dosa

Bertaubat merupakan salah satu kunci penting yang harus dimiliki oleh setiap manusia dalam menjalani kehidupan ini. Sebab, setiap manusia mempunyai kesalahan dan dosa. Kesalahan dan dosa itu terjadi akibat pelanggaran yang dilakukannya terhadap perintah Allah. Jika seseorang melanggar perintah Allah, maka dia berdosa.

Perbuatan dosa itu bisa muncul dari lidah, dari mata, dari tangan, dari kaki, dari pikiran, dan juga bisa muncul dari hati. Banyak pintu dari diri manusia yang terbuka untuk perbuatan dosa. Kata Rasulullah dalam salah satu hadisnya, “Setiap manusia pasti punya dosa. Tetapi, manusia yang paling baik yang telah melakukan dosa adalah manusia selalu memohon ampun kepada Allah dari dosa-dosanya itu.”

Di dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur’an Allah memerintahkan manusia untuk bertaubat atas dosa-dosa mereka. Di antaranya terhadap di dalam QS. Hud [11]: 52:

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

“Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”.

Di ayat yang lain Allah di dalam QS. Hud [11]: 90 Allah menyatakan:

وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ

“Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.”

Baca Juga: Kunci Kedua Menggapai Kebahagiaan: Memiliki Ilmu yang Luas

Taubat haruslah dilakukan dengan sungguh-sungguh. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Al-Tahrim [66]: 8: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Orang-orang yang melakukan tobat atas kesalahan dan dosa mereka adalah orang-orang yang beruntung dalam kehidupan mereka karena dosa-dosa mereka dihapus oleh Allah swt. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam QS. al-Nur [24]: 31: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

Rasulullah dalam hadis-hadis memerintahkan umatnya untuk selalu bertaubat kepada Allah atas dosa-dosa mereka. Hal ini antara lain dinyatakan oleh Allah dalamnya yang diriwayatkan oleh Ibn Majah: “Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata bahwa Rasulullah berkhutbah kepada kami. Beliau berkata: “Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah sebelum engkau mati, segeralah melakukan amal shaleh sebelum engkau sibuk, dan sambunglah hubungan yang baik antara kalian dengan saudara kalian dengan memperbanyak sedekah secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan dan antara kalian dengan Tuhan kalian, dengan cara memperbanyak berzikir kepada-Nya. Dengan begitu, kalian akan dilimpahkan rezeki, diberi pertolongan, dan diberi keberkahan oleh Allah.”

Rasulullah menggabarkan bahwa beliau senantiasa memohon ampun beristighfar kepada Allah sebanyak 100 kali dalam sehari. Pada hal beliau adalah orang yng suci dari segala dosa. Hal ini digambarkan oleh Rasulullah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Mulsim, sebagai berikut: “Dari Ibn Umar, ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda: Wahai manusia bertaubatlah kalian kepada Allah karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah 100 kali dalam sehari.” (HR Muslim).

Baca Juga: Kunci Ketujuh dan Kedelapan Menggapai Kebahagiaan: Menjaga Hubungan dengan Tuhan dan Alam

Rasulullah memerintahkan isterinya, Aisyah untuk bertaubat kepada Allah. Rasulullah menyatakan hal ini dalam sebuah hadis riwayat Bukhari sebagai berikut: “Dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: … Kemudian, ya ‘Aisyah, sesungguhnya telah sampai kepadaku berita begini-begitu tentang engkau. Apabila engkau bersih (tidak berbuat dosa), Allah akan tetap memberishkan kamu, dan jika engkau mengetahui bahwa engkau mempunyai dosa maka mintalah ampun kepada Allah dan bertaubatlah. Karena sesungguhnya seorang hamba, apabila ia mengakui dosanya, kemudian ia bertaubat kepada Allah, maka Allah akan mengampuni dosanya….” (HR Bukhari).

Orang yang mau bertaubat karena perbuatan-perbuatan dosa yang telah dilakukannya, diancam oleh Allah bahwa kelak dia akan diazab dengan siksaan api nereka Jahanam. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Al-Buruj [85]: 10: “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.”

Demikianlah penjelasan dari rangkaian artikel tentang kunci kebahagiaan yang ditutup dengan bertaubat sebagai kunci terakhir. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.

Ahmad Thib Raya
Ahmad Thib Raya
Guru Besar Pendidikan Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran (PSQ)
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Konsep Kepemimpinan Berdasarkan Sila Kelima Pancasila

0
Dalam Pancasila terdapat nilai-nilai yang dapat menginspirasi terkait konsep kepemimpinan yang sesuai dengan semestinya, yakni sila yang kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat  Indonesia”....