BerandaTafsir TematikLebah, Semut dan Laba-Laba dalam Alquran

Lebah, Semut dan Laba-Laba dalam Alquran

Sekitar dua puluh empat nama hewan menghiasi ayat-ayat Alquran, mulai dari hewan yang hidup di darat, laut dan amfibi; hewan buas, jinak; vertebrata dan invertebrata; dan yang lainnya. Hewan yang dimaksud yaitu keledai, singa, gajah, ikan, kuda, bigal, anjing, unta, kambing, sapi, burung, belalang, kutu, katak, rayap, lebah, semut, laba-laba, ular, serigala, babi, kera, nyamuk dan lalat. (Dani Hidayat, Hewan dalam al-Qur’an (Kajian Tafsir Maudhu’iy)

Ada beberapa dari hewan tersebut yang diabadikan menjadi nama surah dalam Alquran, ada pula yang tidak. Termasuk dari hewan invertebarata yang dijadikan nama surah Alquran adalah lebah, semut dan laba-laba.

Baca Juga: Rahasia Sapi Di Balik Penamaan Surah Al-Baqarah

Disebut hanya sekali, tapi sangat berarti

Lebah dalam bahasa Arab disebut nahl, disebut sekali dalam Alquran yaitu Q.S. an-Nahl [16]: 68. Dalam ayat ini Allah Swt. memerintahkan kepada lebah untuk membuat sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon dan di tempat-tempat yang dibuat manusia.

Adapun semut yang dalam bahasa Arab disebut an-Naml juga hanya ada dalam satu tempat dalam Alquran, yaitu Q.S. an-Naml [27]: 18. Di ayat ini dikisahkan bahwa seekor semut menyuruh kepada semut yang lain untuk masuk ke dalam sarang agar tidak terinjak oleh Nabi Sulaiman.

Tidak berbeda dengan kedua serangga yang sama-sama invertebrata, laba-laba yang dikenal dengan al-Ankabut juga hanya disebut sekali dalam Alquran, Q.S. al-Ankabut [29]: 41. Di ayat ini, laba-laba –tepatnya rumah laba-laba- dijadikan perumpamaan bagi orang yang mengambil perlindungan kepada selain Allah, karena yang dijadikan pelindung itu sangat lemah seperti rumah laba-laba.  

Ketiga binatang di atas ternyata ada dalam satu golongan, yaitu invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang belakang). Tidak hanya itu, di dalam Alquran ketiga binatang ini juga punya kesamaan, bahkan lebih dari satu. Lebah, semut dan laba-laba, nama ketiganya diadopsi menjadi nama dari beberapa surah yang ada di dalam Alquran. Uniknya, meskipun diambil menjadi nama dari sebuah surah, penyebutan masing-masing mereka hanya ada sekali dalam Alquran.

Penyebutan mereka dalam Alquran boleh satu kali, tapi sekali disebut langsung meliputi satu surah. Begitu juga dengan manfaat dari semut, lebah dan laba-laba yang sebenarnya. Dijelaskan bahwa dalam banyak habitat, invertebrata memiliki peran yang lebih besar dibandingkan dengan hewan yang berukuran besar. Seperti cacing tanah yang yang memainkan peran kunci dalam pemeliharaan kesuburan tanah, sementara insekta memiliki peran utama dalam proses penyerbukan dan penghancuran sisa-sisa hewan yang sudah mati. (George C. Mcgavin, Ensiklopedia Dunia Hewan vol. 7 ha. 526).

Baca Juga: Tafsir Surat An-Nahl Ayat 68-69: Keistimewaan Lebah dalam Al-Quran

Lebah: serangga paling bermanfaat di dunia

Dalam Ensiklopedi Dunia Hewan dijelaskan bahwa lebah termasuk binatang sosial, ia merupakan serangga paling maju di dunia. Misalnya lebah madu dan kerabatnya yang merupakan serangga paling bermanfaat di dunia. Mereka menghasilkan madu dan lilin, juga menyerbuk hampir semua tanaman di dunia. Lebah madu dan lebah besar adalah serangga sosial, hidup di koloni kompleks yang terdiri atas ratu, serta pekerja jantan dan betina yang steril.

Tidak hanya pada tumbuhan, lebah juga sangat bermanfaat bagi manusia. Tidak kalah sama binatang yang dapat menghasilkan susu, juga buah kurma dan anggur yang bisa menghasilkan gula, maka sekarang giliran lebah yang menghasilkan madu. Dan sudah menjadi pengetahuan umum bahwa madu mempunyai manfaat besar untuk pengobatan. Pesan inilah menurut Ar-Razi dalam At-Tafsir Al-Kabir yang dimaksud oleh ayat 68 surah An-Nahl. Keistimewaan lebah tersebut membuat namanya diabadikan dalam Alquran. Demikian penjelasan dari Munirah Muhammad Nasir dalam Asma’ Suwar al-Qur’an wa Fadailiha, hal. 293.

Baca Juga: Belajar Organisasi dari Semut dalam Surat An-Naml Ayat 18-19

Semut: Serangga paling maju di dunia  

Selain lebah, semut juga dikatakan oleh para ilmuwan sebagai serangga palingh maju di dunia. Semut ditemukan hampir di setiap tempat di bumi, sebagaimana diungkap dalam kisah semut dan Nabi Sulaiman dalam surah An-Naml ayat 18. Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan tentang lokasi kisah tersebut, yaitu sarang semut di suatu jurang di Syam. Disebabkan kisah ini memiliki nilai moral yang sangat tinggi, yaitu mengajarkan manusia untuk tidak berlaku sombong dan semena-mena, pada hewan sekalipun, maka seperti kasus An-nahl yang diabadikan menjadi nama surah, An-Naml pun begitu. Keterangan ini juga disampaikan oleh Munirah dalam buku yang sama.

Semut berperan penting dalam daur ulang nutrisi dan penyebaran benih. Di beberapa kasus, tanaman menyediakan rumah dan makanan bagi semut. Sebagai gantinya, semut dapat melindungi tanaman dengan mengganggu herbivor perusak, atau melepaskan daun dari tumbuhan rambat yang mengganggu. (George C. Mcgavin, Ensiklopedia Dunia Hewan vol. 7 ha. 576).

Lain hal dengan lebah yang telah dijelaskan oleh Alquran mengenai kelebihannya, semut tidak banyak diungkap keistimewaannya oleh Alquran. Namun Kelebihan yang lain dari semut ini sudah pernah dikuak oleh para ilmuan di luar Islam.

Mengutip dari majalah Reader Digest yang terbit pada akhir dasawarsa 1970-an, Agus Purwanto dalam Ayat-Ayat Semesta, hal. 214 menjelaskan tentang keistimewaan semut dibanding binatang yang lain. Pertama, komunitas semut mempunyai sistem atau struktur kemasyarakatan lengkap dengan pembagian tugas yang jelas.

Kedua, komunitas semut mengenal sistem peperangan kolektif. Artinya, kelompok semut tertentu yang dipimpin seekor ratu semut dapat berperang dengan komunitas semut yang dipimpin oleh ratu lainnya. hewan lain umumnya bertarung individu-individu.

Ketiga, semut mengenal sistem perbudakan. Telur sebagai harta benda utama dari pihak semut yang kalah perang akan dikuasai dan diangkut oleh pihak semut pemenang. Telur-telur ini akan dijaga sampai menetas dan bayi semut ini akan dijadikan budak-budak mereka yang menang.

Keempat, semut mengenal sistem peternakan. Pada daun pohon jambu, mangga, rambutan atau lainnya kadang terdapat jamur putih lembuut. Di sana ada hewan kecil berwarna putih yang menghasilkan cairan manis. Semut tahu, hewan ini malas berpindah karena itu semut membantu memindahkannya ke tempat baru jika lahan di sekitar itu telah mulai tandus dan setelah semut memerah cairannya setiap periode waktu tertentu. Sistem perbudakan dan peternakan ini hanya ditemukan pada semut, belum ditemukan pada hewan yang lain. Kelima, semut mengenal sistem navigasi yang baik.

Baca Juga: Makna dan Urgensi Perumpamaan dalam Al-Quran

Laba-Laba: Arachnida yang dikenang   

Beralih ke laba-laba, hewan yang satu ini identik dengan jaringnya. Selain sebagai rumah, jaring yang dibuat laba-laba juga digunakan untuk menjerat hewan terbang sebagai makanannya. Bagi laba-laba, rumah yang dibangun ini dianggap sudah cukup memenuhi kebutuhannya, meskipun ia juga tahu bahwa rumah yang dibuatnya itu tidak akan bertahan kalau terkena angin maupun air, begitu juga tidak dapat menghindar dari panas. Maka dari itu, perbuatan laba-laba ini Allah abadikan dalam Alquran dengan tujuan sebagai pelajaran bagi manusia.

Dalam ayat, rumah laba-laba ini dikatakan sebagai rumah yang paling tidak berkualitas, karena gampang rusak. Namun apakah ayat ini berhenti di sini, hanya memberitahu bahwa rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah, padahal jika Alquran tidak memberi tahu pun orang-orang sudah tahu? Informasi mengenai rumah laba-laba ini sebenarnya secara tidak langsung menginspirasi manusia tentang persoalan rumah. Dari sini dapat diketahui bahwa rumah yang memenuhi standar adalah rumah yang dapat melindungi penghuninya dari panas, hujan dan hal-hal lain yang untuk mendukung keamanan dan kenyamanan.

Pelajaran yang dapat diambil dari binatang memang tidak selalu ditunjukkan melalui kelebihan dan keistimewaannya, seperti laba-laba yang dapat dibilang ceroboh pun juga memberi pelajaran yang sangat berharga bagi manusia. Bagian perumpamaan ini merupakan poin yang paling disoroti daripada yang lainnya. Oleh karena itu, tidak heran jika kemudian al-‘ankabut dijadikan sebagai nama dari surah dalam Alquran. Seperti itu lanjutan penjelasan dari Munirah tentang rahasia dan keutamaan nama surah Alquran.

Wallahu a’lam

Limmatus Sauda
Limmatus Sauda
Santri Amanatul Ummah, Mojokerto; alumni pesantren Raudlatul Ulum ar-Rahmaniyah, Sreseh Sampang
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah at-Taubah ayat 122_menuntut ilmu sebagai bentuk cinta tanah air

Surah at-Taubah Ayat 122: Menuntut Ilmu sebagai Bentuk Cinta Tanah Air

0
Surah at-Taubah ayat 122 mengandung informasi tentang pembagian tugas orang-orang yang beriman. Tidak semua dari mereka harus pergi berperang; ada pula sebagian dari mereka...