Macam-Macam Fawatihus Suwar dalam Al-Quran

Macam-Macam Fawatihus Suwar dalam Al-Quran
Macam-Macam Fawatihus Suwar dalam Al-Quran

Al-Quran terdiri dari 114 surah. Setiap surah di dalam al-Quran dimulai atau diawali dengan berbagai macam bentuk kalimat. Di dalam ulum al-quran, pembahasan mengenai awal atau pembuka surah al-Quran dinamakan dengan fawatihus suwar

fawatihus suwar (فواتح السور) terbentuk dari dua kata, yaitu fawatihun (فواتح) dan suwarun (سور). Fawatihun (فواتح) adalah bentuk jama dari mufrad fatihun ( فاتح) yang artinya adalah pembuka. Sedangkan suwarun (سور) adalah bentuk jama dari mufrad suratun (سورة). Dari arti dua kata pembentuk tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa fawatih as-suwar adalah pembuka-pembuka atau awal dari surah-surah al-Quran.

Ulama sepakat bahwa Allah Swt. mengawali sebuah surah di dalam al-Quran dengan salah satu dari sepuluh macam kalam yang berbeda. Kesepuluh macam kalam tersebut adalah الثناء (pujian), حروف التهجي (huruf hijaiyyah), النداء (panggilan), الجمل الخبرية (kalimat berita), القسم (sumpah),  الشرط (syarat),  الامر (perintah), الاستفهام  (pertanyaan), الدعاء  (doa), dan التعليل (alasan).

Berikut adalah penjelasan ringkas tentang kesepuluh bentuk fawatih as-suwar tersebut:

  1. الثناء عليه تعالى

Bentuk kalimat yang pertama yang mengawali sebuah surah di dalam al-Quran adalah pujian kepada Allah Swt. Imam Badruddin Muhammad bin Abdillah az-Zarkasyi dalam karyanya, al-Burhan fi Ulum al-Quran menjelaskan bahwa pujian kepada Allah ini ada dua macam, yaitu pujian untuk mengukuhkan sifat kesempurnaanya dan pujian untuk meniadakan kekurangan.

Jumlah surah yang diawali pujian kepada Allah ta’ala ada 14 surah. Setengahnya untuk mengukuhkan sifat kesempurnaan dan setengah yang lain untuk meniadakan kekurangan. Berikut rinciannya:

  1. حروف التهجي

fawatihus suwar berupa huruf tahajjiy adalah yang paling banyak di dalam al-Quran. Jumlah surah yang diawali dengan huruf tahajjiy atau disebut juga huruf muqaththa’ah ada 29 surah. Di bawah ini adalah surah-surah yang diawali dengan huruf tahajjiy:

Penjelasan lebih lanjut mengenai pembuka surah berupa huruf tahajjiy ini dapat dibaca di artikel ini.

  1. النداء

Nida’ berarti panggilan. Biasanya untuk memanggil seseorang, maka kita menggunakan huruf-huruf nida. Huruf nida yang paling populer digunakan adalah huruf ya’. Dan huruf ya’ inilah yang sering digunakan al-Quran untuk memanggil orang yang diajak berbicara (mukhotob).

Surah-surah yang diawali dengan nida’ jumlahnya ada 10. Lima surah berupa panggilan kepada Rasulullah Saw. Sedangkan lima sisanya berupa panggilan kepada umat beliau. Di bawah ini adalah surah-surah yang diawali dengan nida’:

Baca juga: Tafsir Al-Mukminun Ayat 12-14: Menjadi Insan Kamil Perspektif Murtadha Muthahhari

  1. الجمل الخبرية

Jumlah khabariyyah adalah kalimat berita yang bisa mengandung kebenaran atau kebohongan. Kalimat berita ini bentuknya bisa berupa jumlah fi’liyyah (fi’il + fa’il), bisa juga jumlah ismiyyah (mubtada + khabar).

Surah yang diawali dengan jumlah khabariyyah di dalam al-Quran berjumlah 23 surah. Rinciannya adalah sebagai berikut:

  1. القسم

Qasam artinya adalah sumpah. Semua sumpah di dalam fawatihus suwar menggunakan huruf qasam wawu. Cabang ilmu yang mempelajari tentang sumpah-sumpah di dalam al-Quran disebut dengan Ilmu Aqsam al-Quran.

Ada tiga unsur penting yang harus ada dalam suatu qasam. Ketiga unsur tersebut adalah adat al-qasam, muqsam bih, dan muqsam alaihi. Adat al-qasam adalah alat yang digunakan untuk bersumpah. Yang masyhur biasanya menggunakan huruf qasam, yaitu ba, ta, dan wawu. Sedangkan muqsam bih adalah kata yang jatuh setelah adat al-qasam yang berfungsi sebagai sesuatu yang digunakan sebagai wasilah untuk bersumpah. Dan muqsam alaihi adalah sesuatu yang disumpahi. Contohnya seperti terdapat dalam Q.S. Ad-Dhuha [93]: 1-3

وَالضُّحَى (1) وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى (2) مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى (3)

muqsam alaihi muqsam bih huruf qasam

Berikut ini adalah surah-surah yang diawali dengan sumpah yang jumlahnya mencapai 15 surah:

  1. الشرط

Syarat adalah kalimat yang membutuhkan jawaban ‘maka’. Menurut Abdul Haris dalam Teori Dasar Nahwu & Sharf Tingkat Pemula, ketika membahas tentang syarat, maka ada tiga unsur yang perlu diperhatikan, yaitu adat asy-syarthi, fi’lu asy-syarthi, dan jawab asy-syarthi.

Untuk mengetahui sebuah kalimat itu termasuk syarat atau bukan, maka kita harus mengenal adat asy-syarthi. Di antara macam-macam adat asy-syarthi adalah sebagai berikut:

إِنْ، إِذْماَ، لَوْ، لَوْلَا، لَوْمَا، أَمَّا، لَمَّا، مَنْ، مَا، مَهْمَا، أَيٌّ، كَيْفَمَا، أَيْنَ، أَيَّانَ، أّنَّى، مَتَى، إِذَا، حَيْثُمَا

Di dalam al-Quran, surah-surah yang diawali dengan syarat berjumlah 7. Kesemuanya didahului dengan adat asy-syarthi إِذَا. Berikut ini daftar surah yang diawali dengan syarat:

Baca juga: Jihad Nir-Kekerasan Ala Kiai Sholeh Darat

  1. الامر

Bentuk kalam selanjutnya yang mengawali surah di dalam al-Quran adalah amar atau perintah. Surah yang diawali dengan sebuah perintah ada 6 surah. Surah-surah tersebut adalah:

  1. الاستفهام

Kalam yang kedelapan adalah istifham. Seperti yang telah diketahui, istifham adalah kalimat pertanyaan. Jumlah surah yang diawali dengan kalimat pertanyaan ada 6 surah. Di bawah ini rincian keenam surah tersebut:

  1. الدعاء

Bentuk kalam yang kesembilan yang menjadi fawatih as-suwar adalah doa. Doa di sini bisa berupa harapan baik atau buruk. Surah-surah yang diawali dengan doa berjumlah 3 surah,, yaitu:

Baca juga: Mengenal Kitab Mukhtasar Tafsir Ibn Katsir Karya Syekh Ali Ash-Shabuni

  1. التعليل

At-Ta’lil menunjukkan alasan. Surah yang diawali dengan sebuah alasan di dalam al-Quran itu hanya satu, yaitu surah Quraisy [106] dengan ayat pertamanya yang berbunyi:

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ

Itulah macam-macam fawatih as-suwar di dalam al-Quran. Selain karyanya Imam Zarkasyi, tulisan ini juga didasarkan kepada karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, yaitu Zubdat al-Itqan fi Ulum al-Quran dan karya Imam Suyuthi yang terkenal, yaitu al-Itqan fi Ulum al-Quran. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi as-showab.