Di antara kategori kalam insya’, yaitu kalimat yang tidak mengandung unsur kebenaran atau kebohongan selain istifham dan amar, adalah shighat nahi. Nahi adalah kalimat yang menunjukkan larangan untuk melakukan sesuatu. Bentuk kata yang biasanya digunakan adalah لَا تَفْعَلْ, yaitu gabungan antara la nahi dan fiil mudlari’.
Sama seperti shighat amar, shighat nahi juga memiliki makna hakikat dan majaz. Makna hakikat dari shighat nahi adalah menunjukkan keharaman. Sedangkan makna majaz-nya ada delapan seperti yang dijelaskan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam salah satu karya ulum al-Quran-nya, yaitu kitab Zubdat al-Itqan fi Ulum al-Quran.
Delapan makna majaz shighat larangan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
- Al-Karahah (الكراهة)
Al-Karahah berarti menunjukkan kemakruhan atau kebencian.
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا (37)
Artinya: Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.
Baca juga: Tafsir Kebangsaan, Kiai Cholil Nafis: Dalam Konteks Dakwah, Sangat Diperlukan
Dalam Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab dijelaskan bahwa berjalan di muka bumi dengan lagak sombong termasuk salah satu hal yang dibenci oleh Allah Swt.
- Ad-Du’a (الدعاء)
Sebuah larangan bisa juga bermakna doa dari orang yang derajatnya lebih rendah kepada Dzat Yang Maha Tinggi. Contohnya terdapat dalam Q.S. Ali Imran [3]: 8
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (8)
Artinya: (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
- Al-Irsyad (الارشاد)
Al-Irsyad artinya adalah memberikan petunjuk. Contoh shighat nahi yang bermakna al-Irsyad terdapat dalam Q.S. al-Maidah [5]: 101
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu
Ayat tersebut menjelaskan tentang petunjuk Allah kepada orang-orang yang beriman untuk tidak menanyakan tentang sesuatu yang samar dan tidak bermanfaat. Serta petunjuk untuk tidak menanyakan pembebanan atau taklif kepada mukmin yang tidak dijelaskan dalam wahyu yang turun, baik berupa al-Quran atau hadits. Karena bisa jadi atas pertanyaan tersebut turunlah perintah yang malah memberatkan orang mukmin (Wahbah az-Zuhaili/Tafsir al-Munir). Hal ini sejalan dengan hadits Nabi Saw. yang disebutkan dalam kitab al-Arba’in an-Nawawiyyah karya Yahya bin Syaraf an-Nawawi.
عن أبي هريرة عبد الرحمن بن صخر – رضي الله تعالى عنه – قال: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسَلَّم يقول: “مَانَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ )رواه البخاري ومسلم(
Artinya: Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhar ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Apa yang aku larang kepada kalian maka jauhilah. Dan apa yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakanlah semampu kalian. Karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa disebabkan banyaknya pertanyaan-pertanyaan mereka dan penentangan mereka kepada nabi-nabi mereka. (HR. Bukhari Muslim)
Baca juga: Kajian Semantik Andad Allah (Tandingan Allah) dalam Al-Quran
- At-Taswiyyah (التسوية)
At-Taswiyyah berarti menunjukkan kesepadanan. Contoh shighat nahi yang menunjukkan makna kesepadanan atau kesamaan terdapat dalam Q.S. At-Thur [52]: 16
فَاصْبِرُوا أَوْ لَا تَصْبِرُوا سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ
Artinya: Maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu;
Penjelasan makna ini sama seperti yang terdapat dalam artikel tentang makna-makna Shighat Amar bagian 2.
5. Al-Ihtiqar (الاحتقار) & At-Taqlil (التقليل)
Al-Ihtiqar artinya adalah merendahkan atau meremehkan. Sedangkan at-Taqlil artinya adalah menyedikitkan. Contoh shighat nahi yang bermakna al-Ihtiqar & at-Taqlil adalah Q.S. Al-Hijr [15]: 88
لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ
Artinya: Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu),
Potongan ayat di atas menjelaskan tentang larangan Allah untuk memerhatikan dan memandang nikmat berupa perhiasan kehidupan dunia yang diberikan kepada beberapa golongan dari manusia. Karena perhiasan kehidupan dunia tersebut hanyalah sesuatu yang sedikit dan rendah serta hina.
Baca juga: Makna Wahyu dalam Penafsiran Muqatil bin Sulayman
- Bayan al-‘Aqibah (بيان العاقبة)
Bayan al-‘Aqibah berarti menjelaskan akibat dari suatu perbuatan. Contoh shighat nahi yang bermakna Bayan al-‘Aqibah terdapat dalam Q.S. Ali Imran [3]: 169
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ (169)
Artinya: Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.
Maksud ayat tersebut adalah akibat dari berjuang atau berjihad di jalan Allah hingga gugur adalah kehidupan di sisi Allah, bukan kematian yang malah mereka khawatirkan.
- Al-Ya’su (اليأس)
Al-Ya’su menunjukkan keputusasaan. Contohnya terdapat dalam Q.S. At-Taubah [9]: 66
لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ (66)
Artinya: Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.
- Al-Ihanah (الاهانة)
Al-Ihanah menunjukkan arti menghinakan. Contohnya terdapat dalam Q.S. Al-Mu’minun [23]: 108
قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ (108)
Artinya: Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.
Dalam Tafsir al-Munir, Wahbah az-Zuhaili menjelaskan bahwa Allah berkata kepada orang-orang kafir ketika mereka meminta dikeluarkan dari neraka dan dikembalikan ke kehidupan dunia, ‘Tinggallah kalian di dalam neraka sebagai orang-orang yang hina. Diamlah dan jangan tanyakan lagi pertanyaan kalian itu, karena sesungguhnya tidak ada jawaban padaku, dan tidak ada pengemabalian ke kehidupan dunia.’
Demikianlah makna-makna shighat nahi atau larangan di dalam al-Quran. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi as-showab.