Terdapat macam-macam tipe umat muslim tatkala membaca Al Quran. Ada yang saat membaca Al Quran, ia benar-benar tahu maknanya. Sehingga bisa meresapi maknanya dan membuat ia menangis saat membaca Al Quran. Bahkan sampai berteriak dan pingsan. Adapula yang entah karena tak faham dengan makna ayat yang ia baca, atau sebab pikirannya tatkala membaca sudah melayang kemana-mana, ia sama sekali tak menunjukkan sikap menghayati ayat yang ia baca, apalagi sampai menangis.
Bagi yang biasa-biasa saja tatkala membaca Al Quran, kadang saat melihat orang lain membaca Al Quran sampai menangis, ia menganggap itu sikap lebay. Namun, benarkah itu sikap lebay? Atau, sebenarnya ada yang bisa kita teladani dalam membaca Al Quran sampai menangis? Lalu, apabila kita sudah berusaha untuk menangis lalu tidak bisa, apa yang sebaiknya kita lakukan? Ini penjelasannya berdasar keterangan para ulama.
Baca juga: Sujud Tilawah, Sujud Tatkala Membaca Ayat Sajdah
Anjuran Membaca Al Quran Sampai Menangis
Menangis tatkala membaca Al Quran adalah suatu kebaikan dan merupakan perilaku orang-orang yang berimana kepada Allah. Allah berfirman:
وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلا
قُلْ آمِنُوا بِهِ أَوْ لا تُؤْمِنُوا إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلأذْقَانِ سُجَّدً
وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولا
وَيَخِرُّونَ لِلأذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
“Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia. Dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. Katakanlah: “Berimanlah kamu kepada-Nya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. Dan mereka berkata: “Maha suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’” (QS. Al-Isra’ [17]: 106-109).
Dalam sebuah hadis yang sanadnya dinilai bagus oleh Imam Al-‘Iraqi dan diriwayatkan dari Sa’d bin Abi Waqash dinyatakan:
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ قَدِمَ عَلَيْنَا سَعْدُ بْنُ أَبِى وَقَّاصٍ وَقَدْ كُفَّ بَصَرُهُ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ مَنْ أَنْتَ فَأَخْبَرْتُهُ. فَقَالَ مَرْحَبًا بِابْنِ أَخِى بَلَغَنِى أَنَّكَ حَسَنُ الصَّوْتِ بِالْقُرْآنِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ نَزَلَ بِحُزْنٍ فَإِذَا قَرَأْتُمُوهُ فَابْكُوا فَإِنْ لَمْ تَبْكُوا فَتَبَاكَوْا
“Diriwayatkan dari ‘Abdurrahman bin Saib, ia berkata: Sa’d bin Abi Waqash datang kepada kami dengan mata tertutup. Lalu aku mengucapkan salam padanya. Ia berkata: “Siapa engkau?” Lalu aku memberi tahunya. Ia lalu berkata: “Selamat datang wahai anak saudaraku. Aku dengar engkau memiliki suara indah dalam membaca Al Quran. Aku mendengar Rasulullah salallahualaihi wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya Al Quran ini turun bersama hal-hal yang membuat menangis (saat meresapi maknanya). Apabila engkau membacanya, maka menangislah. Apabila tidak bisa mengis, maka paksakan dirimu menangis’” (HR. Ibn Majah).
Imam al-Ghazali menyatakan, bahwa cara menghadirkan rasa sedih dalam hati adalah dengan menghayati makna ayat-ayat Al Quran yang berisi tentang ancaman serta janji-janji Allah, kemudian mengingat-ingat kesalahan-kesalahan yang dilakukan diri dalam menjalankan perintah serta menjahui larangan Allah. Apabila tetap tidak bisa, maka cukup ia menangisi diri sendiri sebab tak bisa menghayati ancaman-ancaman Allah dengan sepenuh hati (al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin/1/287).
Baca juga: Inilah 4 Keutamaan Membaca Al Quran dalam Pandangan Hadis
Para Ulama Salaf Yang Menangis Saat Membaca Al Quran
Selain dinyatakan oleh Al Quran dan hadis, perihal menangis saat membaca Al Quran juga dinyatakan oleh tindakan-tindakan ulama’ salaf. Imam an-Nawawi bercerita, suatu kali ‘Umar bin Khattab salat subuh berjamaah. Beliau lalu membaca Surat Yusuf. Beliau pun menangis sampai air matanya meleleh ke tenggorokan beliau. Dalam riwayat lain, tangis sahabat ‘Umar sampai terdengar ke shaf belakang (as-Suyuthi, At-Tibyan/68).
Kejadian hampir sama juga dialami sahabat Abu Bakar, Ibn ‘Abbas, serta Muhammad bin Sirrin. Dan Imam an-Nawawi juga menyatakan, kisah-kisah serupa masih terdapat amat banyak lagi. Bahkan tidak hanya menangis, tapi juga menjerit, pingsan serta meninggal dunia sebab sang pembaca keadaan hatinya memang benar-benar dekat dengan Allah. sehingga setiap apa yang dinyatakan Al Quran, sungguh amat mengena di hatinya.
Baca juga: Bagaimana Hukum Menyentuh Al-Quran Terjemah Bagi Orang yang Hadas?
Meski membaca Al Quran dengan menangis ada anjurannya, hendaknya hal itu dilakukan tanpa tujuan dibuat-buat dengan niatan semacam pamer dan hal buruk lainnya. Menangis tatkala membaca Al Quran ada dalam rangka meresapi kandungan Al Quran. Bukan sekedar tangis dengan hati serta pikiran yang kosong dari menghayati makna Al Quran, serta introspeksi diri yang belum bisa sepenuhnya menjalankan ketaatan kepada Allah.