BerandaTafsir TematikTafsir KebangsaanMeneladani Semangat Pemuda Ashabul Kahfi dalam Al-Quran

Meneladani Semangat Pemuda Ashabul Kahfi dalam Al-Quran

Hari sumpah pemuda adalah momen berharga untuk menguatkan kembali jiwa kepemudaan. Mengingat, para pemuda menjadi tonggak bagi generasi di masa depan. Sehingga, para pemuda harus selalu memiliki jiwa besar, semangat juang dan keyakinan yang kukuh.

Pemuda di Indonesia sudah bersumpah dengan menjunjung nilai-nilai mulia. Mereka berkomitmen untuk menjaga tanah air, bangsa dan persatuan Indonesia. Tentu, janji ini harus dibuktikan dengan perbuatan konkrit di masa sekarang. Namun, untuk menyempurnakan makna hari peringatan sumpah pemuda, mari kita renungkan Kembali pesan dan kandungan surat Al-Kahfi di dalam Al-Qur’an. Surat ini merupakan surat yang memiliki beragam “gua-gua maknawi”. Satu dari sekian kedalaman maknawi itu adalah tentang kepemudaan.

Baca Juga: Pengaruh Sumpah Pemuda terhadap Tafsir Al-Quran di Nusantara

Ashabul Kahfi; Sosoknya tidak pernah jelas, kisahnya sangat populer

Alkisah, ashabul kahfi adalah sekelompok pemuda yang lari dari kejaran rezim yang memaksa mereka pada kekafiran. Kemudian mereka melarikan diri ke gua untuk bersembunyi. Tidak diduga, mereka ditidurkan oleh Allah selama 309 tahun. Dalam masa yang lama itu mereka dijaga oleh Allah. Kemudian setelah zaman berganti mereka kembali terbangun dengan membawa keimanan. Mereka adalah tujuh pemuda yang berjuang menjaga keyakikan kepada Allah.

Berikut adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang mengkisahkan mereka dan sifat-sifatnya:

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

Artinya: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.”

Asy-Sya’rawi menjelaskan sekaligus menegaskan sosok ashabul kahfi. Ia menjelaskan bahwa kisah ini tidak menyebutkan bahwa ashabul kahfi adalah dari golongan tua yang sudah ringkih atau sekelompook perempuan. Akan tetapi mereka adalah para pemuda; mereka yang memiliki jiwa dan spirit muda. Selain itu, mereka adalah orang yang beriman kepada Allah. (Tafsir Surah Al-Kahfi)

Sementara Quraish Shihab menegaskan, bahwa Allah memantapkan keimanan mereka karena semangat kepemudaan yang berada dalam jiwa mereka. Khususnya tatkala mereka mempertahankan keyakinan mereka di hadapan kaum atau penguasa. Mereka tampil berdiri tanpa keraguan sedikitpun dan berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan Pencipta dan Pemelihara langit dan bumi, Dia adalah Yang Maha Esa; kami sekali-kali tidak menyeru satu tuhan pun dan menyembah selain-Nya, sesungguhnya kami kalau demikian, yakni kalau menyeru dan menyembah selain Allah Yang Maha Esa itu, maka kami telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran.” (Tafsir Al-Misbah)

Baca Juga: Ashabul Kahfi: Representasi Perjuangan Pemuda dalam Al-Quran

Semangat Juang Ashabul Kahfi

Setelah melihat keteguhan dan keimanan pemuda ashabul kahfi, ayat berikutnya menjelaskan semangat juang mereka, yaitu ayat 16:

وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرْفَقً

Artinya: “Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.”

Semangat juang para pemuda ini dijelaskan oleh Abdurahman As-Sa’di dalam tafsirnya. Mereka rela mengasingkan diri ke gua; yaitu sebuah lubang di antara gunung untuk bersembunyi. Tak hanya itu, mereka dengan mantapnya lari, betapapun tak mengerti apakah itu tempat yang aman atau tidak. Namun, mereka berjuang menuju gua dengan membawa agama dan keyakinan mereka. (Tafsir As-Sa’di)

Yang menarik adalah penjelasan dari Asy-Sya’rawi. Menurutnya, para ashabul kahfi dengan semangat juang dan kemantapan iman tidak pernah diungkap siapa mereka di dalam Al-Qur’an. Hal ini memberi hikmah yang luar biasa. Baginya, kisah di dalam Al-Qur’an tidak berbicara tentang siapa, akan tetapi tentang apa yang dilakukan.

Ia menegaskan, bahwa kisah ashabul kahfi adalah tentang pemuda yang lari, berjuang untuk menjaga keimanannya tetap terjaga dan teguh dalam hati. Untuk itu, tidak penting kita mencari siapa mereka, yang terpenting adalah kita meneladani sifat dan perbuatan mereka. Jika tidak, kita hanya akan berdebat dan membuang waktu. Sementara tujuan Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk untuk manusia. (Tafsir Surah Al-Kahfi)

Baca Juga: Tafsir Surat Yasin ayat 23-25: Kisah Pemuda Mukmin Berakhir Indah

Hikmah Kisah Ashabul Kahfi

Melalui uraian di atas, ada hikmah yang dapat diambil. Pertama, pemuda sebagai simbol kekuatan. Artinya, pemuda adalah seorang yang berani melawan rezim yang zalim demi menjaga keimanan, keadilan dan kesejahteraan.

Kedua, semangat juang. Betapapun jalan perjuangan terasa berat, semangat juang pemuda tidak boleh padam, karena Allah akan memberikan rahmat dan petunjuk sebagaimana ashabul kahfi.

Adapun yang ketiga, tentang kontribusi pemuda. Ashabul kahfi tidak penting mereka siapa, namun yang penting adalah kontribusi mereka dalam menjaga keimanan. Melalui mereka, kita sebagai seorang pemuda tidak boleh minder tentang siapa dan berasal dari latar belakang siapa kita. Akan tetapi kita harus optimis terhadap apa yang bisa kita berikan kepada masyarakat, tentu dengan kapasitas kemampuan kita.

Terakhir, semoga tulisan ini dapat memantik kembali jiwa muda kita. Agar tetap membara dan menjadi api yang terus mengiringi perjuangan. Mulai dari perjuangan melawan diri sendiri, hingga perjuangan melawan berbagai tindak kezaliman di level yang lebih besar. Selamat hari sumpah pemuda. Wallahu’alam bishawab.

Ahmed Zaranggi Ar Ridho
Ahmed Zaranggi Ar Ridho
Mahasiswa pascasarjana IAT UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Bisa disapa di @azzaranggi atau twitter @ar_zaranggi
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...