BerandaTokoh TafsirMengenal Al-Kiya Al-Harrasi, Pengarang Kitab Tafsir Ahkam Al-Qur’an

Mengenal Al-Kiya Al-Harrasi, Pengarang Kitab Tafsir Ahkam Al-Qur’an

Banyak kitab tafsir dengan judul “Ahkam al-Qur’anyang kita ketahui saat ini. Di antaranya yaitu kitab Tafsir Ahkam Al-Qur’an karya Ibn Arabi, Al-Jashshash dan Al-Kiya Al-Harrasi. Jika kita telaah lagi, kitab-kitab ahkam Al-Qur’an ini memiliki kecondongan kepada madzhab dari mufassirnya masing-masing. Kitab Ahkam Al-Qur’an Al-Jashshash memiliki kecondongan kepada madzhab Hanafi, Ibn Arabi memiliki kecondongan kepada madzhab Maliki dan Al-Kiya Al-Harrasi memiliki kecondongan kepada madzhab Syafi’i. Dalam tulisan ini, akan sedikit diulas mengenai salah satu pengarang kitab Tafsir Ahkam Al-Qur’an tersebut, yaitu Al-Kiya Al-Harrasi.

Al-Kiya Al-Harrasi atau ‘Imaduddin Abu al-Hasan Ali ibn Muhammad ibn Ali at-Thabari merupakan pengarang salah satu kitab Ahkam Al-Qur’an yang bermadzhab Syafi’i. Nama “Kiya” merupakan isilah Arab yang berarti “orang besar yang terkemuka di kalangan manusia”. Beliau merupakan ahli fiqh madzhab Syafi’i di Baghdad. Beliau lahir di Thabaristan, Khurasan pada bulan Dzul Qa’dah tahun 450 H dan  meninggal di Baghdad pada waktu ashar menjelang Muharram tahun 504 H (Muhammad Taufiki: Jurnal Kordinat).

Pendidikan dasar beliau ditempuh di tempat kelahirannya. Kemudian dilanjutkan di Naisabur, berguru kepada Imam Haramain al-Juwaini. Setelah berguru kepada Imam Haramain al-Juwaini, beliau mengajar di Baihaq. Selanjutnya, beliau menghabiskan hidupnya untuk mengajar di Madrasah Al-Nidhamiyyah, Baghdad (Muhammad Husein al-dzahabi: at-Tafsir wa al-Mufassirun). Adapun di antara murid-muridnya adalah Sa’d al-Khair ibn Muhammad al-Anshari dan al-Salafi.

Baca juga: Etika Bergaul dengan Non muslim dalam Pandangan Al-Qur’an

Al-Kiya al-Harrasi dianggap sebagai salah satu murid terbaik Imam Haramain al-Juwaini setelah al-Ghazali. Al-Kiya Al-Harrasi merupakan seorang ulama yang mengabdi di dinasti Salajikah pada masa Ibn Maliksyah al-Saljuqi. Beliau berkedudukan sebagai salah satu hakim agung kerajaan yang juga merupakan ahli hadits. Beliau mamiliki kelebihan dalam hal menganalisis sesuatu. Dengan kepiawaian menganalisisnya, beliau menganalisis berbagai permasalahan di forum-forum lmiah.

Guru Al-Kiya Al-Harrasi, Imam al-Haramain merupakan seorang ulama yang memiliki kecondongan pada madzhab Syafi’i. Kecondongan serupa akhirnya terbawa pada Al-Kiya Al-Harrasi, dimana pada masa hidupnya madzhab Syafi’i dan madzhab Hanafi banyak dianut di Baghdad, Kuffah, dan Bashrah. Dengan banyaknya penganut dua madzhab tersebut, para pengikutnya pun saling memperlihatkan fanatisme mereka dengan madzhabnya. Hal ini menyebabkan pada masa itu muncul karya-karya yang condong membela masing-masing madzhab pengarangnya. Peristiwa ini dapat diketahui dari cara pengarang menyanggah dan mendebat pendapat madzhab lain di dalam karyanya.

Baca juga: Adakah Masa Iddah Perempuan yang Bercerai dalam Pernikahan Dini?

Kitab Ahkam Al-Qur’an Karya Al-Kiya Al-Harrasi

Kitab Ahkam al-Qur’an karya al-Kiya al-Harrasi ini termasuk salah satu kitab yang penting bagi madzhab Syafi’i, khuhusnya dalam tafsir fiqhi. Hal ini dikarenakan dalam kitab ini, Al-Kiya al-Harrasi menafsirkan semua ayat hukum dan surat dalam Al-Qur’an. Dalam penafsirannya, beliau menggunakan metode tematik (Maudhu’i). Hal tersebut dapat kita ketahui dari cara menafsirkannya, yakni mengklasifikasikan ayat yang berkaitan dengan hukum sesuai dengan tema atau judulnya (Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an). Corak yang digunakan adalah corak fiqhi.  Dalam Karyanya ini, Al-Harrasi memfokuskan pembahasan pada pendapat madzhab al-Syafi’i, menguatkannya serta memberikan argumen-argumen untuk mendebat lawannya (Muhammad Taufiki: Jurnal Kordinat).

Terkait Fanatismenya, berikut terjemah dari pernyataan Al-Harrasi dalam Muqaddimah kitab tafsir Ahkam Al-Qur’annya.

Setelah memerhatikan pendapat madzhab-madzhab yang ada, saya berpendapat bahwa madzhab al-Syafi’i radliyallah ‘anh adalah yang paling benar, paling lurus, dan paling bijak, hingga sebagian besar bukan hanya pada tingkat kebenaran dhann saja; akan tetapi sampai ke tingkat kebenaran hakiki dan keyakinan pasti. Sebab, al-Syafi’i mendasarkan madzhabnya pada Kitabullah ta’ala, dan ia diberi kemudahan dalam memahami maknanya yang dan menyelam ke dalam gelombang lautannya untuk mengeluarkan (menyimpulkan) apa yang terkandung di dalamnya. Allah telah membukakan pintu-pintu untuknya, memudahkan sebab-sebabnya, menyingkap penutupnya, yang tidak dipermudah untuk orang lain selain dia”.

Dari Kutipan dalam muqaddimah Al-Harrasi tersebut, dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya Al-Kiya Al-Harrasi menyusun kitab tafsirnya untuk menjelaskan apa yang telah dilakukan oleh Imam al-Syafi’i radliyallah ‘anh dalam menyimpulkan hukum dengan mengikuti cara berfikirnya.

Anggit Sutraningsih
Anggit Sutraningsih
Mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Raden Mas Said Surakarta
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

penamaan surah Alquran

Penamaan Surah Alquran: Proses Penamaan Nonarbitrer

0
Penamaan merupakan proses yang selalu terjadi dalam masyarakat. Dalam buku berjudul “Names in focus: an introduction to Finnish onomastics” Sjöblom dkk (2012) menegaskan, nama...