BerandaKhazanah Al-QuranMengenal Alfiyah di Bidang Ilmu Tafsir Karya Al-Iraqi

Mengenal Alfiyah di Bidang Ilmu Tafsir Karya Al-Iraqi

“Nadham Alfiyah” adalah sebuah istilah yang tak asing lagi bagi dunia pesantren. Nama salah satu judul karya Ibn Malik tersebut merupakan karya dalam bidang gramatikal Arab yang cukup populer dan dikaji umat Islam di banyak negara. Namun demikian, ada yang cukup asing terkait istilah nadham alfiyah. Adalah bahwa ternyata nadham alfiyah tidak hanya satu, bahkan tidak hanya ada dalam satu bidang saja. Di antara karya nadham alfiyah yang banyak itu ada kitab alfiyah di bidang ilmu tafsir.

Dalam gramatikal Arab sendiri ada Alfiyah karya Ibnu Mu’thi dan Alfiyah karya Ibn Malik. Di bidang hadis ada Nadham Alfiyah karya Imam As-Suyuthi. Dalam bidang sejarah kenabian ada Alfiyah karya Imam Al-‘Iraqi. Dalam bidang tafsir sendiri, ada juga Alfiyah yang mengulas tafsir dari kata-kata dalam Al-Quran yang jarang diketahui maknanya (gharibul qur’an). Tulisan ini akan mengulas sekilas tentang alfiyah di bidang ilmu tafsir karya Abi Zur’ah Al-‘Iraqi tersebut.

Baca Juga: Mengenal Kitab Arba’in tentang Keutamaan Al-Quran

Nadham Alfiyah di Bidang Ilmu Tafsir

Di Indonesia, cetakan Alfiyah di bidang ilmu tafsir ini kebanyakan sama dengan Tafsir Jalalain. Umumnya Tafsir Jalalain yang beredar di Indonesia, entah dari penerbit mana saja, dicetak bersama kitab Lubabun Nuqul karya Imam As-Suyuthi, kitab Nasikh Mansukh karya Imam Abi ‘Abdullah Muhammad ibn Hazm, kitab tentang bahasa-bahasa kabilah yang terdapat di dalam Al-Quran karya Imam Abi Qasim ibn Salam, dan alfiyah Imam Abi Zur’ah Al-‘Iraqi tentang tafsir kata-kata asing di dalam Al-Qur’an.

Ada dua karya alfiyah di bidang ilmu tafsir. Salah satunya adalah karya Al-‘Iraqi yang penulis ulas dalam tulisan ini. Alfiyah karya Imam Al-’Iraqi ini membicarakan tentang ilmu tafsir, khususnya mengulas tafsir dari kata-kata yang dirasa asing di dalam Al-Quran (gharibu alfadil qur’an).

Sayangnya, sampul cetakan alfiyah yang tersebar di Iraq ini beserta sebuah disertasi tentang kitab ini, keduanya belum sampai di tangan penulis. Informasi yang didapat penulis ini berasal dari versi syair-syair yang ada dalam kitab Tuhfatul Arib tentang kata-kata gharib di dalam Al-Quran karya Ibn Hayyan Al-Andalusi (w. 547 H.).

Sementara itu, Al-’Iraqi; pengarang kitab alfiyah di bidang tafsir ini tidak lain adalah Al-Hafidz Zainuddin Abu Fadl ‘Abdurrahim Al-‘Iraqi (725 – 806 H/1325 – 1404 M). Beliau adalah pengarang kitab ِِAlfiyah dalam ilmu hadis dan kitab alfiyah dalam ilmu sirah Nabi. Beliau juga merupakan ulama yang mentakhrij hadis-hadis yang disebutkan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin.

Baca Juga: Ulumul Quran: Asal Usul dan Sinonimitas Kata Alquran

Sekilas Tentang Isi Kitab

Seorang peneliti naskah kitab alfiyah di bidang tafsir karya Imam Al-‘Iraqi bernama Khalid, membeberkan penelitiannya bahwa kitab tersebut terdiri dari 1021 bait syair. Selain itu kitab ini memiliki beberapa ciri khas:

  1. Memberi tafsir terhadapan kalimat yang asing sesuai dengan rentetan kalimat sebelumnya.
  2. Mengutip penafsiran dari beberapa ahli tafsir.
  3. Menunjukkan adanya berbedaan pendapat pada kalimat yang memang maknanya masih diperselisihkan.
  4. Kadang menyinggung bentuk lain dari kata yang sedang diulas.
  5. Kadang menunjukkan adanya bermacam-macam pemakaian terhadap kata yang sedang dibahas.
  6. Seringkali menunjukkan berbedaan antara dua kata yang serupa bentuk dan berbeda maknanya.
  7. Tidak menyinggung sisi balaghah Al-Qur’an meski ada petunjuk tentangnya dalam kata yang dibahas.

Baca Juga: Kata-Kata Asing dan Cikal Bakal Kamus Al-Quran

Salah satu hal menarik terkait kitab ini adalah tentang waktu disusunnya. Al-‘Iraqi bercerita dalam bait ke-1018 dan 1019:

نظمتها في سفرى لمكة ### بدأ وعودا مع شغل الفكرة

Aku menyusunnya tatkala perjalananku ke Makkah ### saat pergi dan pulang bersama pikiranku yang tersibukkan

وكملت عند السويس عائدا ### من سفري لفضل ربي حامدا

Dan aku menyelesaikannya tatkala di Swis saat pulang ### dari bepergianku. Keutamaan milik Allah. bersertaan aku orang yang memuji

Keterangan ini menunjukkan bagaimana semangatnya Imam Al-‘Iraqi dalam berkarya. Beliau mengarang 1021 bait tentang tafsir kata-kata asing di dalam Al-Quran, dalam sebuah perjalanan yang bisa dipastikan penuh dengan keadaan kelelahan. Sebuah perjalanan yang mungkin amat panas dan berpeluh, di atas sebuah unta yang berjalan lambat.

Adanya kitab alfiyah di bidang tafsir ini juga menunjukkan bahwa referensi ilmu tafsir itu berlimpah dan beragam. Semoga kita senantiasa bisa terus mempelajarinya. Amin

Muhammad Nasif
Muhammad Nasif
Alumnus Pon. Pes. Lirboyo dan Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga tahun 2016. Menulis buku-buku keislaman, terjemah, artikel tentang pesantren dan Islam, serta Cerpen.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...