Salah satu bentuk energi terbarukan yang tidak pernah lapuk dimakan zaman adalah angin. Angin dengan segala fungsinya terbukti sangat menopang kebutuhan manusia dan makhluk hidup di dunia ini. Bahkan, Zaghlul al-Najjar dalam Tafsir al-Ayat al-Kauniyah fi al-Qur’an al-Karim memaparkan secara rinci jenis-jenis angin dan fungsinya secara ilmiah menurut Al-Quran. Selengkapnya fungsi angin dalam Al-Quran akan diulas di bawah ini.
Pembawa Rahmat
Fungsi angin dalam Al-Quran yang pertama ialah pembawa rahmat sebagaimana disitir Q.S. al-Furqan [25]: 48; Q.S. al-Rum [30]: 46 dan 48,
وَهُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۚ وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً طَهُوْرًا
Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih, (Q.S. al-Furqan [25]: 48)
Tantawi Jauhari dalam Tafsir al-Jawahir dan al-Qurtubi menjelaskan bahwa Allah Swt adalah Dzat yang mengirimkan angin sebagai pembawa kabar gembira atau rahmat yang dengannya Allah Swt menurunkan air hujan yang bersih (ma’an thahuran). Kata ma’an thahuran bermakna air yang bersih lagi sempurna yang dapat digunakan untuk minum maupun bersuci.
Selain itu, angin sebagai pembawa rahmat juga dilukiskan oleh Nabi Muhammad dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول الرِّيحُ من رَوْحِ الله، تأتي بالرَّحمة، وتأتي بالعَذَاب، فإذا رَأَيْتُمُوهَا فَلاَ تَسُبُّوهَا، وسَلُوا الله خَيرها، واسْتَعِيذُوا بالله من شرِّها
“Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Aku mendengar Rasul saw bersabda, “Angin membawa berkat dan rahmat Allah sekaligus membawa adzab-Nya. Karena itu, apabila kalian melihatnya, jangan mencelanya, tapi mintalah kepada Allah kebaikannya, serta berlindunglah kalian dari keburukannya”. (H.R. Abu Dawud)
Angin sebagai pembawa rahmat juga diamini oleh E.L. Petersen dan P.H. Madsen. Dalam risetnya di tahun 2015 yang berjudul Wind Farms, keduanya menjelaskan bahwa energi angin menghasilkan energi tanpa polusi yang mampu mengurangi emisi karbon dioksida (carbon dioxide), nitrogen oksida (nitrogen oxide), dan patung dioksida (sculpture dioxide). Oleh karena itu, penggunaan energi angin dapat berkontribusi untuk mengurangi perubahan iklim global (to reduce global climate change), hujan asam, dan masalah lingkungan serius lainnya.
Baca juga: Menilik Konsep Energi dan Klasifikasinya dalam Al-Quran
Pembawa Peringatan atau Azab
Selain pembawa rahmat, angin juga berfungsi sebagai pembawa peringatan atau azab. Salah satu yang dilukiskan-Nya adalah Allah Swt mengazab kaum ‘Ad melalui badai angin yang sangat dahsyat. Dalam Q.S. al-Dzariyat [51]: 41 dinyatakan:
وَفِيْ عَادٍ اِذْ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيْحَ الْعَقِيْمَۚ
Dan (juga) pada (kisah kaum) ‘Ad, ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan, (Q.S. al-Dzariyat [51]: 41)
Quraish Shihab menguraikan jenis angin di atas adalah angin hitam yang mandul. Artinya Allah Swt memang sengaja mengirimkan angin yang sama sekali tidak mengandung kebaikan bahkan mampu membinasakan mereka disebabkan saking dingin atau panasnya yang menyengat. Jenis angin itu amat merusak dan membinasakan apapun. Thantawi Jauhari mengatakan al-‘aqim adalah angin yang menghancurkan kehidupan dan memotong kehidupan.
Dalam pendapat yang lain, misalnya, sebagian ulama justru berpendapat makna al-‘aqim dalam ayat ini adalah angin selatan di mana telah diriwayatkan dari Ibn Abi Dzi’b dari al-Harits bin Abdurrahman, bahwa Nabi saw bersabda, “Angin yang membinasakan itu adalah angin selatan” (al-rih al-‘aqim al-junub).
Sedangkan Muqatil berpendapat angin yang membinasakan dalam ayat itu adalah angin barat, sebagaimana Nabi saw pernah bersabda, “Aku diberi kemenangan dengan bantuan angin dari timur dan kaum ‘Ad dibinasakan dengan hembusan angin dari barat” (nushratu bi al-shaba wa uhlikatu ‘ad bi al-daburi).
Baca juga: Kisah Nabi Hud As dan Kaum ‘Ad Dalam Al-Quran
Membantu Proses Penyerbukan
Fungsi angin ketiga adalah angin mampu membantu proses penyerbukan tumbuh-tumbuhan. Sebagaimana dilukiskan dalam firman-Nya Q.S. al-Hijr [15]: 22,
وَاَرْسَلْنَا الرِّيٰحَ لَوَاقِحَ فَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَسْقَيْنٰكُمُوْهُۚ وَمَآ اَنْتُمْ لَهٗ بِخٰزِنِيْنَ
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya. (Q.S. al-Hijr [15]: 22)
Thantawi menafsirkan ayat di atas bahwa ayat ini mengisyaratkan tentang fungsi angin yang membantu proses penyerbukan tumbuh-tumbuhan sekaligus angin jenis ini mengandung butir-butir air yang kemudian menurunkan hujan. Hal senada juga disampaikan al-Sa’adi dalam tafsirnya,
وسخرنا الرياح، رياح الرحمة تلقح السحاب، كما يلقح الذكر الأنثى، فينشأ عن ذلك الماء بإذن الله
“Kami telah menundukkan angin, angin itu menbawa rahmat yang menyerbuki awan, sama halnya seperti laki-laki yang mengawini perempuan, lalu serbukan air itu akan menghasilkan dengan izin-Nya.”
Menggerakkan Awan Agar Turun Hujan
Adapun fungsi angin yang keempat adalah menggerakkan awan agar turun hujan. Dalam ilmu sains, proses ini dinamakan kondensasi. Mengutip laman nationalgeographic.org, kondensasi ialah proses di mana uap air menjadi cair. Kebalikan dari evaporasi (penguapan), di mana air cair menjadi uap. Proses ini tentu melibatkan angin atau udara, yaitu udara didingingkan sampai titik embunnya atau titik jenuh dengan uap air sehingga tidak dapat menampung air lagi, maka air akan turun menjadi hujan.
Proses ilmiah ini telah dilukiskan dalam Q.S. al-A’raf [7]: 57,
وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (Q.S. al-A’raf [7]: 57)
Baca juga: Inilah Empat Manfaat Hujan dalam Al Quran
Penyubur Tanah
Fungsi angin dalam Al-Quran yang kelima adalah penyubur tanah. Hal ini tersurat dalam Q.S. Fathir [35]: 9,
وَاللّٰهُ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا فَسُقْنٰهُ اِلٰى بَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَحْيَيْنَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۗ كَذٰلِكَ النُّشُوْرُ
Dan Allah-lah yang mengirimkan angin; lalu (angin itu) menggerakkan awan, maka Kami arahkan awan itu ke suatu negeri yang mati (tandus) lalu dengan hujan itu Kami hidupkan bumi setelah mati (kering). Seperti itulah kebangkitan itu. (Q.S. Fathir [35]: 9)
Wahbah al-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir menjelaskan bahwa ayat di atas menunjukkan satu rangkaian proses terjadinya Hari Kebangkitan, di mana Allah Swt melalui ciptaan-Nya, yaitu angin. Ia menggerakkan angin itu ke negeri yang tandus, kering, tanahnya tidak subur, lalu di sanalah air hujan diturunkan untuk menyuburkannya. Maka tumbuhlah tanaman dan tidak gersang lagi.
Terbentuknya Gelombang Laut
Terakhir, fungsi angin yang keenam ialah terbentuknya gelombang laut. Hal ini disiratkan dalam Q.S. Yunus [10]: 22 bahwa melalui angin dapat terbentuk gelombang laut yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaut untuk menggerakkan kapalnya.
Riset mutakhir, sebagaimana dirilis Jingjin Xie Jingjin Xie dan Lei Zuo pada tahun 2013 dalam Dynamics and control of ocean wave energy converters, menjelaskan bahwa teknologi gelombang laut adalah salah satu bidang yang paling menarik (one of the most exciting areas) karena potensi energi yang luas namun belum dimanfaatkan di seluruh dunia. Teknologi ini memanfaatkan angin yangg bertiup di atas permukaan laut (over ocean), menyebabkan gelombang kapiler (capillary waves).
Hal senada juga disampaikan Borja G. Reguero (2019) dalam A recent increase in global wave power as a consequence of oceanic warming. Ia menjelaskan bahwa gelombang laut yang dihasilkan dari energi angin ke gerakan permukaan laut, telah meningkat secara global (0,4% per tahun) dan oleh cekungan laut sejak tahun 1948. Ia juga menemukan korelasi jangka panjang dan ketergantungan statistik dengan suhu permukaan laut, secara global dan oleh sub-cekungan laut, khususnya antara suhu Atlantik tropis dan kekuatan gelombang di lintang selatan yang tinggi, wilayah yang paling energik secara global.
Baca juga: Mensyukuri Eksistensi Laut Bagi Umat Manusia
Demikianlah enam fungsi angin dalam Al-Quran yang dapat penulis sampaikan. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.