Dalam kaidah membunyikan huruf latin tidak kita jumpai seperti mana perbedaannya antara huruf latin K dengan Q, apakah masing-masing huruf latin mempunyai sifat-sifat tersendiri. Maka dari itu untuk menghilangkan salah pengertian, bagi qori’ dituntut untuk tahu dan bisa membedakan satu persatunya huruf, baik tempat keluarnya atau sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap huruf. Salah satu yang perlu dimengerti adalah sifat qolqolah. Qolqolah menurut Muhammad Shodiq Al-Qamhawi Dalam kitabnya Al-Burhan fi tajwid Al-Qur’an adalah:
صَوْتُ زَائِدٌ قَوِيٌّ جَهْرِيٌّ يَحْدُثُ فِى مَخْرَجِ الْحَرْفِ السَّاكِنِ بَعْدَ ضَغْطِهِ
“suara tambahan (pantulan) yang kuat dan jelas yang terjadi pada huruf yang bersukun setelah menekan pada makhraj tersebut.
Sedangkan Syaikh Abil Khoir Syamsuddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Jazary berkata dalam kitab Jazariyyah:
وَبَيِّنَنْ مُقَلْقَلًا أِنْ سَكَناَ * وَأِنْ يَكُنْ فِى الْوَقْفِ كَانَ أَبْيَنَا
Dan wajib menjelaskan bacaan qolqolah yang sungguh-sungguh ketika terbaca sukun. Dan apabila sukunnya diwaktu waqof, maka wajib lebih dijelaskan.
Baca juga: Tafsir Ahkam: Benarkah Kita Harus Berwudhu Setiap Akan Salat?
Di atas telah diterangkan bahwa cara membaca qolqolah itu dengan seketika, tidak berjarak lama-lama. Juga membacanya yang tepat jangan sampai keluar suara (e’) dan kecampuran nafas yang berdesis (jim berubah menjadi ca, qof menjadi kaf) karena huruf-huruf tersebut tidak mempunyai sifat hamz. Dan jangan sampai terlalu kendor sehingga menjadi harokat seperti لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ (dal menjadi seperti dhommah).
Begitulah maksud tajwid, agar tidak jatuh salah dan bisa mendapat bacaan yang benar dan tepat. Begitulah pula semua sifat bacaan pada setiap huruf mati, supaya dibaca yang tepat. Hal ini kelanjutan dulu, dan memberi peringatan betul-betul terhadap orang-orang yang serampangan di dalam membaca huruf qolqolah ketika sukun. Pada umumnya bacaan Al-Qur’an disamakan dengan bacaan lainnya (yakni tanpa qolqolah).
Maftuh Basthul Birri dalam buku tajwidnya Al-muqaddimah Jazariyyah bacaan qolqolah itu baik dalam keadaan berharokat atau sukun, namun yang tampak jelas ketika sukun. Qolqolah ketika sukun terbagi menjadi 2 yaitu qolqolah sughro dan qolqolah kubro:
Qolqolah Sughro
Qolqolah sughro yaitu apabila ada salah satu huruf qolqolah yang berharokat sukun asli (bukan karena waqof)
Contoh:
Al-‘Adiyat: 1-2
وَالْعٰدِيٰتِ ضَبْحًاۙ – ١فَالْمُوْرِيٰتِ قَدْحًاۙ – ٢
Baca juga: Mengenal Kitab Wa ‘Allama Adam Al-Asma’: Tafsir Tematik Karya Ahmad Yasin Asymuni
Qolqolah Kubro
Qolqolah kubro yaitu apabila ada salah satu huruf qolqolah yang dibaca, baik itu sukun karena diwaqofkan atau sukun karena diakhir kalimat
Contoh:
Yusuf: 10
قَالَ قَاۤئِلٌ مِّنْهُمْ لَا تَقْتُلُوْا يُوْسُفَ وَاَلْقُوْهُ فِيْ غَيٰبَتِ الْجُبِّ
Al-Falaq: 1-3
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ١مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ – ٢وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ – ٣
Dan perlu diketahui, kalau sebelum huruf akhir itu juga mati (berarti mati rangkap) seperti:
ثُمَّ قِيْلَ لِلَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ذُوْقُوْا عَذَابَ الْخُلْد
وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ
Baca juga: Hukum Ghunnah dalam Ilmu Tajwid dan Contohnya dalam Al-Quran
Ini cara membacanya sendiri-sendiri, huruf yang awal disukunkan kemudian membaca qolqolahnya yang jelas. Kalau kedua hurufnya berupa qolqolah semua, ya diqolqolahkan satu persatu seperti نِعْمَ اْلعَبْدْ dan kalau huruf akhir itu bertasydid seperti بِالْحَقّ- وَالْحَجّ maka caranya harus bertasydidkan dulu yakni ditahan sementara, ukurannya sama dengan kalau mentasydidkan ketika hidup atau lebih sedikit (tambah lama), tidak malah kurang. kemudian baru membaca sukunnya bersama dengan qolqolah yang kuat atau jelas. Contoh:
باِالْحَقّ قْ- وَالْحَجّ جْ
Kalau tidak demikian maka akan mendapat salah dua, yaitu kehilangan huruf karena tidak diqolqolahkan dan kehilangan tasydid. Qolqolah yang ini derajatnya paling tinggi. Maka derajat qolqolah sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Qolqolah yang paling kuat yaitu pada huruf yang bertasydid yang diwaqofkan.
- Qolqolah yang tekanannya di bawah nomer satu yaitu pada huruf mati yang tidak bertasydid yang diwaqofkan, seperti مُحِيْطْ
- Qolqolah yang tekanannya di bawah nomer dua yaitu pada huruf mati yang tidak diwaqofkan, seperti لِيَبْلُوَكُمْ