Salah satu slogan yang sering terdengar tentang agama Islam adalah bahwa Islam itu rahmatan lil alamin. Umat muslim percaya bahwa kehadiran agama Islam mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta.
Kalimat tersebut tentu juga bisa diamini oleh orang-orang nonmuslim apabila mereka mendapat gambaran bahwa Islam benar-benar agama yang penuh kasih sayang. Namun, apabila mereka mendapatkan gambaran Islam yang tidak baik dari para pemeluknya, maka tentu saja mereka para nonmuslim tidak akan setuju dengan slogan Islam rahmatan lil alamin tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi umat muslim untuk mengamalkan nilai-nilai keislaman dengan bertutur kata baik dan berperilaku budi pekerti. Hal ini bisa dilakukan dengan mengikuti keteladanan Nabi Muhammad. Di dalam Alquran telah disebutkan bahwa Nabi Muhammad merupakan suri teladan bagi umat muslim. Hal ini termaktub dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 21 berikut.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta yang banyak mengingat Allah.
Baca juga: Keteladanan Nabi Muhammad sebagai Pejuang Kemanusiaan
Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah (Jilid 11 hal. 242), ayat tersebut tertuju pada orang-orang beriman dan memuji sikap mereka yang meneladani Nabi Muhammad. Namun, di sisi lain, ayat ini juga merupakan kecaman terhadap orang-orang munafik yang mengaku memeluk Islam, tetapi tidak mencerminkan ajaran Islam.
Konteks ayat ini sebenarnya berbicara tentang Perang Khandaq. Namun, ayat ini juga mencakup kewajiban dan anjuran agar meneladani Nabi Muhammad walau di luar konteks tersebut. Hal ini karena Nabi Muhammad memang telah dipersiapkan oleh Allah untuk menjadi teladan bagi semua umat manusia.
Dari penjelasan di atas bisa dipahami bahwa umat muslim merupakan ambasador dari agama Islam. Wajar bagi orang nonmuslim untuk menilai Islam dari perilaku pemeluknya. Meskipun hal ini merupakan bias dan ketidakadilan dalam berpikir. Hal tersebut ialah karena ketidaktahuan mereka tentang agama Islam.
Baca juga: Teladan Baginda Nabi dalam Membangun Relasi Suami-Istri
Itulah mengapa, penting bagi seorang muslim untuk mencerminkan tutur kata dan tindak tanduk yang islami, terlebih di Indonesia yang mayoritas dari masyarakatnya merupakan muslim. Hal ini tentu menjadikan perilaku umat muslim lebih tersorot di kalangan masyarakat Indonesia.
Dengan tingkah laku yang baik, seorang muslim teladan bisa menjadi sebab tergeraknya hati seseorang untuk mengenal Islam, yaitu dengan melekatkan nilai-nilai Islam yang luhur serta berusaha mewujudkannya secara kaffah dalam setiap penuturan dan tindakan.
Janganlah seorang muslim berkontribusi membuat orang lain merasa antipati terhadap agama Islam dengan meniadakan adab dan ilmu dalam setiap gerak-geriknya. Islam memang akan tetap dan selalu menjadi agama yang mulia dengan ada ataupun tidak adanya muslim teladan, maka jadilah sosok yang dimuliakan karna beragama Islam.
Baca juga: Amar Ma’ruf Nahi Munkar Nabi Ibrahim yang Elegan, Tanpa Kekerasan
Contoh yang mungkin dapat diambil baru-baru ini terkait memberi keteladanan yang baik ialah pada respons Ustadz Adi Hidayat terhadap kasus pelecehan agama yang dilakukan oleh pendeta Gilbert kemarin. Dalam hal ini beliau menanggapi dengan tenang, baik dan tidak over reaktif. Beliau menjadikan hal negatif menjadi kekuatan syiar dengan menyampaikan kebenaran yang perlu disampaikan terkait masalah zakat dengan bahasa yang santun sesuai ajaran agama.
Perilaku beliau ini akhirnya menjadi gambaran baik tentang Islam bagi orang-orang nonmuslim. Perilaku muslim teladan seperti ini niscaya akan menjadi kekuatan syiar yang dapat membuka pandangan masyarakat nonmuslim bahwa Islam adalah agama yang sungguh rahmatan lil alamin.