BerandaKisah Al QuranPelajaran dari Perang Khandaq

Pelajaran dari Perang Khandaq

Dalam surah al-Ahzab, Allah mengabarkan tentang peristiwa perang Ahzab atau biasa dikenal dengan perang Khandaq. Di pertempuran tersebut, kaum Mukminin menghadapi pasukan Ahzab atau sekutu dari golongan Yahudi Bani Nadhir, kaum kafir Quraisy, dan beberapa kelompok pembesar kaum kafir paganis.

Latar belakang terjadinya perang Khandaq adalah ulah dari kelompok Yahudi Bani Nadhir. Mereka tidak terima atas pengusiran yang dilakukan oleh Rasulullah dari Madinah ke tanah Khaibar. Mereka memprovokasi orang-orang Quraisy di Makkah untuk memerangi Rasulullah. Mereka berkata kepada kaum musyrikin Quraisy, “Sesungguhnya agama kalian lebih baik dari agama Muhammad”.

Selain itu mereka juga mengajak Bani Ghatafan, Kaisan, Ilan, Marrah, dan Asja’, sehingga mereka bersepakat untuk membentuk tentara di bawah kepemimpinan Abu Sufyan dengan pasukan berjumlah 10.000 orang. Kemudian, mereka bergerak menuju Madinah dan berkumpul membuat kamp. militer di depan kota Madinah. (Tafsir al-Munir 21/263)

Baca Juga: Kisah Pengkhianatan Bani Quraizhah di ‘Bulan Haram’

Strategi Pertahanan Perang Khandaq

Mendengar rencana serangan pasukan sekutu musyrikin, Rasulullah berpikir betapa mengerikan jika pasukan itu berhasil masuk kota Madinah, tentu umat Islam akan hancur di kandang sendiri. Sebab saat itu kaum Muslimin hanya memiliki 3000 personil. Kemudian beliau saw. mengajak para sahabat untuk musyawarah tentang siasat menghadapi pasukan aliansi tersebut.

Hasil musyawarah tersebut, antara lain yaitu saran dari Salman al-Farisi agar di tempat yang bisa diterobos oleh musuh hendaknya dibuat khandaq atau parit pertahanan. Rasulullah saw. pun segera menginstruksikan untuk membuat parit di sekeliling Madinah. Beliau sendiri yang memimpin menggali parit bersama kaum Muslimin di sebuah dataran yang terletak di bagian barat laut Madinah.

Dataran tersebut merupakan kawasan yang cukup terbuka dan berpotensi rawan dijadikan sebagai pintu masuk oleh musuh untuk melakukan serangan. Adapun sisi-sisi yang lain, kondisinya cukup aman karena dilindungi oleh pegunungan. (Tafsir al-Munir 21/263-264)

Tantangan dan Ketegangan

Selama peperangan berlangsung, pada mulanya pasukan umat Islam mengalami berbagai kesulitan, termasuk kelaparan, dan ketidakpastian. Kondisi tersebut seperti tergambar dalam firman-Nya,

إِذْ جَآءُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ ٱلْأَبْصَٰرُ وَبَلَغَتِ ٱلْقُلُوبُ ٱلْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِٱللَّهِ ٱلظُّنُونَا۠

(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka. (Q.S. al-Ahzab: 10)

as-Syaukani (9/24-25) dan at-Thabari (21/27) menerangkan bahwa keadaan pasukan umat Islam saat itu terdesak, terutama ketika musuh berkumpul dan mengepung mereka. Mereka mengalami tekanan mental dan fisik melihat jumlah musuh yang besar, terlebih ketika kelompok Bani Quraidzah bergabung dengan pasukan sekutu untuk menyerang kaum Muslimin. Namun, meskipun dalam keadaan genting, mereka tetap bersandar kepada Allah dan berdoa memohon pertolongan-Nya.

Dalam Tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa perang ini menguji keimanan pasukan Rasulullah saw. Orang-orang yang beriman meyakini bahwa mereka pasti akan mendapatkan pertolongan dan kemenangan. Sementara orang-orang munafik berpikir bahwa pasukan muslim akan hancur di peperangan ini. (Tafsir al-Munir 21/267)

Baca Juga: Tafsir Surah Al-Ahzab Ayat 10-13

Kepastian Pertolongan Allah

Dalam surah ini, Allah menyebutkan bahwa Dia akan memberikan bantuan kepada umat Islam, sebagaimana ayat 9 surah al-Ahzab,

يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ، إِذْ جاءَتْكُمْ جُنُودٌ، فَأَرْسَلْنا عَلَيْهِمْ رِيحاً وَجُنُوداً لَمْ تَرَوْها، وَكانَ اللَّهُ بِما تَعْمَلُونَ بَصِيراً

Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika bala tentara datang kepadamu, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak dapat terlihat olehmu. Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan.

Pertolongan Allah yang dijanjikan kepada nabi-Nya datang, berupa badai pasir yang meluluhlantakkan tenda-tenda dan menakut-nakuti tunggangan musuh, sehingga mereka tidak dapat melanjutkan serangan dan harus kembali ke negerinya masing-masing dengan kekalahan yang memalukan. Ibnu Katsir mengatakan, bahwa angin yang Allah kirimkan saat itu adalah angin saba, yaitu angin yang sangat dingin dan keras tiupannya. (Tafsir al-Quran al-Adzim 6/384)

Akhirnya, berkat strategi yang tepat, keimanan yang kuat, serta pertolongan dari-Nya umat Islam berhasil mengalahkan musuh. Kemenangan ini memperkuat posisi umat Islam di Madinah dan menandai pergeseran kekuatan dalam perjuangan mereka.

Baca Juga: Quraish Shihab: Ada Isyarat Kedamaian Pada Ayat-Ayat Perang

Ibrah dari Peperangan Ahzab

Dari peristiwa ini, banyak pelajaran yang dapat diambil, di antaranya pentingnya strategi yang mengajarkan umat Islam untuk selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi setiap tantangan. Perang ini juga mengajarkan persatuan dan kerjasama di antara pasukan umat Islam. Ketika bersatu, mereka mampu menghadapi musuh yang jauh lebih besar.

Kepemimpinan Rasulullah saw. dalam perang Khandaq juga menjadi teladan. Sebagai pemimpin, beliau mengajak umat Islam untuk bermusyawarah, dan beliau bukan hanya memerintahkan para sahabat, namun beliau saw. juga ikut turun langsung bergotong royong menggali parit sebagai siasat pertahanan.

Umat Islam ketika itu menghadapi berbagai kesulitan. Ketabahan dan ketguhan mereka dalam menghadapi ujian mengajarkan bahwa umat Islam harus selalu bersabar dan teguh dalam iman ketika menghadapi cobaan.

Satu lagi poin penting dari perang ini adalah bahwa perang yang dilakukan oleh Rasulullah selalu dalam rangka melawan serangan musuh, tidak pernah melakukan penyerangan terlebih dahulu. Wallah a’lam.

Rasyida Rifaati Husna
Rasyida Rifaati Husna
Khadimul ilmi di Pondok Pesantren Darul Falah Besongo
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Sikap al-Qurṭubī Terhadap Riwayat Isrāīliyyāt

0
Tema tentang Isrāīliyyāt ini sangat penting untuk dibahas, karena banyaknya riwayat-riwayat Isrāīliyyāt dalam beberapa kitab tafsir. Hal ini perlu dikaji secara kritis karena riwayat ...