BerandaTafsir TematikPenyebutan Kacang Adas dalam Al-Quran dan Khasiatnya

Penyebutan Kacang Adas dalam Al-Quran dan Khasiatnya

Kacang Adas (Lens culinaris) atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai lentil merupakan salah-satu di antara jenis tanaman bijian-bijian yang disebut dalam al-Qur’an.

Al-Qur’an menyebutkan kata ‘Adas hanya di satu tempat, yakni (QS. Al-Baqarah[2]: 61).

وَإِذۡ قُلۡتُمۡ يَٰمُوسَىٰ لَن نَّصۡبِرَ عَلَىٰ طَعَامٖ وَٰحِدٖ فَٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُخۡرِجۡ لَنَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ مِنۢ بَقۡلِهَا وَقِثَّآئِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَاۖ قَالَ أَتَسۡتَبۡدِلُونَ ٱلَّذِي هُوَ أَدۡنَىٰ بِٱلَّذِي هُوَ خَيۡرٌۚ ٱهۡبِطُواْ مِصۡرٗا فَإِنَّ لَكُم مَّا سَأَلۡتُمۡۗ وَضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلذِّلَّةُ وَٱلۡمَسۡكَنَةُ وَبَآءُو بِغَضَبٖ مِّنَ ٱللَّهِۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ يَكۡفُرُونَ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ ٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّۗ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ  ٦١

Artinya:

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhan-mu untuk kami, agar Dia Memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

Beberapa tafsir semisar Tafsir Jalalain, maupun tafsir Baghawi tidak menyebutkan secara jelas kata ‘Adas yang terdapat dalam surat tersebut. Salah satu keterangan yang dapat dirujuk dalam hal ini yakni pandangan dari Imam Ibn Katsir bahwa tanaman Adas merupakan tanaman yang diketahui sebagaimana mestinya. (Ibn Katsir: 2000).

Baca Juga: Inilah 8 Manfaat Buah Zaitun, Buah yang Disebut dalam Al-Quran

Sedangkan dalam konteks ayat tersebut, penyebutan tanaman Adas bersamaan dengan sayur-sayuran, mentimun, bawang putih, dan bawah merah yang mana semua jenis tanaman tersebut merupakan permintaan dari kaum Yahudi kepada Allah melalui pelantara Nabi Musa.

Permintaan beragam jenis tanaman tersebut di latar-belakangi oleh kebosanan yang melanda Kaum Yahudi dengan makanan yang selama ini mereka makan, yakni Mannā’ (madu putih, manis, segar dan sangat digemari orang-orang), serta Salwā (sejenis burung yang dagingnya paling enak dari segala burung). (Hasbi, as-Shiddiqy:1963).

Jadi secara esensial, ayat di atas menceritakan tentang Nabi Musa dengan kaumnya, kaum Yahudi. Tepatnya ketika kaum Yahudi berada di padang pasir bersama Nabi Musa. Mereka mengadu tidak dapat makan hanya dengan satu jenis makanan saja.

Menyadari konteks yang meliputi ayat tersebut, maka perlu untuk meninjau kembali sejarah yang ada pada zaman dahulu terkait dengan keberadaan tanaman Adas.

Konteks Sejarah

Berdasarkan catatan sejarah, ada yang mengatakan bahwa tanaman Adas berasal dari benua India dan telah menjadi makanan manusia sejak masa Neolitik (zaman batu muda) yang berakhir pada tahun 1900 sebelum masehi.

Bukti eksistensi dari keberadaan kaum Adas juga dapat ditelusuri melalui beberapa Pustaka maupun perjanjian lama.

Dalam beberapa pustaka menyebut bahwa Adas merupakan tanaman yang diberkati oleh tujuh puluh Nabi. Termasuk oleh Nabi Muhammad saw.

Sedangkan dalam perjanjian lama, kaum Yahudi menjadikan kacang Adas sebagai salah satu campuran makanan yang dihidangkan untuk mereka yang berduka.

Selain itu, menurut tradisi kaum Yahudi bahwa bentuk bulat dari biji kacang Adas menyimbolkan adanya putaran dalam kehidupan, yang meliputi kehidupan dan kematian.

Meskipun memiliki manfaat, kacang Adas pada masa lalu termasuk di antara jenis makanan yang sangat dibenci kaum Yahudi ketika berada di area pembuangan saat di Mesir.

Kebencian mereka terhadap kacang adas saat itu dilandasi oleh kenyataan bahwa kacang Adas sering-kali digunakan sebagai bahan dasar roti yang khusus dibuat untuk kaum miskin.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa tanaman Adas memiliki usia yang sangat tua serta mengandung kegunaan sejak periode awal.

Keistimewaan tanaman Adas

Tanaman Adas merupakan bagian dari keluarga kacang-kacangan yang masa hidupnya hanya satu musim saja.

Kacang adas tidak disarankan untuk dikonsumsi dalam keadaan mentah, karena ia mengandung antinutrien, seperti asam fitik (phytic acid) dan tanin. Di dalamnya juga ditemukan kandungan pencegah kerja trypsin (trypsin inhibitors), dan kandungan phytate yang tinggi.

Trypsin adalah enzim yang terlibat dalam proses pencernaan, sedangkan phytate berdampak mengurangi jumlah mineral diet secara biologis.

Oleh karena itu, sebelum dikonsumsi, kacang Adas diharuskan untuk direndam semalam penuh untuk mengurangi kandungan phytate di dalamnya.

Ketika sudah dalam keadaan matang, kacang Adas mengandung banyak manfaat.

Para ahli nutrisi menilai bahwa makanan yang terdiri dari kacang Adas (lentil) dan jenis biji-bijian lain merupakan jenis makanan yang berprotein lengkap.

Lentil juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, termasuk isoleucine dan lysine, kelompok asam amino esensial. Ia merupakan sumber protein murah dan banyak dimanfaatkan penganut vegetarian.

Baca Juga: Keistimewaan Buah Delima (Ar-Rumman) yang Disebut dalam Al-Quran

Di samping protein, lentil juga memiliki banyak manfaat lainnya, seperti mengandung serat diet, vitamin B1, dan mineral yang cukup.

Yang terakhir, lentil juga mengandung cukup banyak zat besi yang sangat diperlukan oleh orang dewasa dan ibu hamil dengan takaran jumlah yang besar. (LPMA: 2011). Wallahu A’lam.

Moh. Nailul Muna
Moh. Nailul Muna
Mahasiswa Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Alumni Penerima Beasiswa PBSB S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga dan Alumni Pesantren Mahasiswa LSQ Ar-Rohmah Yogyakarta.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah al-An'am ayat 116 dan standar kebenaran

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 116 dan Standar Kebenaran

0
Mayoritas sering kali dianggap sebagai standar kebenaran dalam banyak aspek kehidupan. Namun, dalam konteks keagamaan, hal ini tidak selalu berlaku. Surah al-An'am ayat 116...