BerandaTafsir TematikPetunjuk Al-Quran tentang Tiga Hal Untuk Memperkuat Keyakinan

Petunjuk Al-Quran tentang Tiga Hal Untuk Memperkuat Keyakinan

Al-Imam al-Allamah Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad atau yang Sayyid Abdullah Al-Haddad, pengarang Ratib al-Haddad, dalam kitabnya, Risalat al-Muawanah wa al-Muzhaharah wa al-Muwazarah, mengatakan bahwa ada tiga hal untuk memperkuat keyakinan dapat dilakukan oleh seseorang. Tiga hal ini didasarkan pada petunjuk ayat-ayat Al-Quran.

Menurut Sayyid Abdullah Al-Haddad, seseorang yang memiliki kekuatan dan kekokohan iman tidak akan mudah diperdaya oleh setan. Bahkan, setan pun akan takut padanya. Sebagaimana setan yang takut pada sosok Umar bin Khattab ra.

إِنَّ الشَّيْطَانَ لِيَفْرَقُ مِنْ ظِلِّ عُمَرَ وَمَا سَلَكَ عُمَرَ فَجًّا إِلاَّ سَلَكَ الشَّيْطَانُ فَجًّا اَخَرَ

“Setan takut pada banyangan Umar. Karena itu, setiap kali Umar melewati suatu lorong, pasti setan akan memilih lorong lainnya.”

Baca Juga: Pentingnya Niat dan Keimanan dalam Mewujudkan Kebermaknaan Suatu Amalan

Sayyid Abdullah Al-Haddad menyebutkan ada tiga hal untuk memperkuat dan membaikkan keyakinan, di antaranya:

Pertama, senantiasa menyimak, dan mendengarkan  ayat-ayat, serta riwayat-riwayat yang mengungkapkan keagungan serta Keesaan Allah, merenungkan segala penciptaan-Nya, tentang kebenaran mukjizat para Rasul, hari kiamat, dan semua yang ada di semesta ini.

Menurut tuturan Sayyid, langkah penguatan iman yang pertama ini yakni salah satunya tersirat dalam surat Al-Ankabut [29] : 51, mempecayai segala yang difirmankan-Nya dalam Al-Quran.

أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّآ أَنزَلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَىٰ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

dan apakah belum cukup bagi mereka bawa Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab yang dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam hal itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.”

Salah satu kuatnya iman seseorang, ketika ia mempercayai bahwa Al-Quran adalah Kitab yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Al-Quran adalah rahmat yang bersifat abadi, hingga saat ini pun, Al-Quran masih memiliki eksistensi dan banyak sekali yang berminat untuk mempelajarinya bahkan orang-orang non-muslim.

Baca Juga: Surat al-Anfal [8] Ayat 2: Ciri-Ciri Orang Yang Beriman Menurut Al-Qur’an

Kata yutla, menurut Quraish Shihab mengisyaratkan bahwa ayat-ayat al-Quran sejak masa Nabi Muhammad, kini, hingga masa yang akan datang akan senantiasa dibaca. Hal ini juga memberi isyarat, bahwa mukjizat Nabi Muhammad akan kekal selamanya, sepanjang masa. Di sisi lain, ini membuktikan bahwa mukjizat Nabi Muhammad yang bersifat immaterial –akli ini memiliki derajat yang lebih tinggi dari mukjizat yang bersifat material.

Cara yang kedua, yaitu memerhatikan dan merenungkan keajaiban, keindahan, di langit, di bumi, dan di segala penjuru yang membuat takjub setiap orang yang melihatnya. Termaktub dalam surat Fushshilat [41]:53:

سَنُرِيهِمْ ءَايَٰتِنَا فِى ٱلْءَافَاقِ وَفِىٓ أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa itu adalah hak. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagimu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”

Kata sanurihim (Kami akan memperlihatkan kepada mereka), mengisyaratkan perlunya sebuah keterlibatan manusia di dalam prosesnya, melalui para ulama dan cendikiawan. Hal ini merurut Quraish Shihab agar dapat lebih mempermudah dalam menunjukkan kebesaran dan kebenaran al-Quran.

Di masa Rasulullah ‘ayat-ayat’ yang dijanjikan dalam Kitab suci-Nya ini, diperlihatkan dengan peristiwa yang terjadi ketika itu, seperti kemenangan yang diperoleh Nabi dalam setiap peperangan. Bahkan tanda Kekuasaan-Nya saat Nabi wafat pun masih dapat terlihat jelas, seperti terbitnya matahari dari ufuk timur dan terbenamnya di ufuk barat, adanya siang dan malam, penciptaan manusia, hingga penciptaan semut dan nyamuk yang merupakan hewan kecil pun merupakan tanda bahwa Ia Maha Kuasa atas segala apa yang dikehendaki dan diciptakan-Nya.

Baca Juga: Anda Beriman, Maka Bersiaplah untuk Diuji, Tafsir Surat Al-Ankabut Ayat 2

Satu yang terakhir dari tiga hal untuk memperkuat keyakinan adalah menyadari setiap perbuatan dengan konsekuansi keimanannya secara lahir dan batin, terus menerus. Sebagaimana yang diisyaratkan dalam firmannya surat Al-Ankabut [29] : 69;

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami, dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”

Dalam ayat ini, salah satu kandungan maknanya adalah setiap orang yang bersungguh-sungguh berbuat baik, berjihad dalam kebaikan, sesungguhnya ia telah berbuat baik untuk dirinya sendiri, karena Allah telah berjanji padanya akan menuntunnya menuju jalan-jalan kedamaian (subul) dalam kehidupannya, baik di dunia maupun di akhirat.

Demikian juga berlaku kebalikannya, jika seseorang telah memilih jalan yang lain, di luar kebaikan, maka ia juga akan sampai di tujuannya, yaitu keburukan, kecuali ia segera menyadari dan mengubah rute jalannya. Bukankah Allah juga telah berfirman dalam ayatNya yang lain, surat Al-Insan ayat 3 yang terjemahannya, ‘Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur’.

Di atas adalah tiga hal untuk memperkuat keyakinan yang diwanti-wanti oleh Sayyid Abdullah Al-Haddad. Semoga kita bisa mengamalkannya dan istiqamah di jalanNya. Amin

Wallahu A’lam

Ulya Nurir Rahmah
Ulya Nurir Rahmah
Pegiat literasi di CRIS (Center for Research and Islamic Studies) Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU