Dewasa ini, kerusakan lingkungan semakin marak ditunjukkan. Kebanyakan dari kerusakan lingkungan tersebut disebabkan oleh ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia nyatanya lebih besar dan banyak terjadi dibandingkan dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh faktor alam.
Beberapa kerusakan lingkungan yang terjadi seperti penebangan dan pembakaran hutan, sampah plastik yang mencemari lingkungan, hingga limbah pabrik yang mencemari perairan. Bahkan pada hal-hal yang sederhana seperti limbah rumah tangga yang juga turut merusak lingkungan sekitar.
Baca Juga: Tafsir Surah Al-Munafiqun Ayat 1-4: Sifat dan Perilaku Orang Munafik
Kecenderungan sifat manusia yang merusak lingkungan ternyata sejak dulu telah dilakukan. Sebagaimana telah disebutkan beberapa ayat dalam Alquran yang menyatakan bahwa manusia telah berbuat kerusakan di laut dan di darat (QS. Ar-Rum ayat 41). Namun di tengah kecenderungan merusak tersebut, terdapat salah satu sifat orang munafik yang juga merusak lingkungan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Albaqarah [2]: 205 sebagai berikut.
وَاِذَا تَوَلّٰى سَعٰى فِى الْاَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيْهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَ اللّٰهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ
Apabila berpaling (dari engkau atau berkuasa), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi serta merusak tanam-tanaman dan ternak. Allah tidak menyukai kerusakan.
Tafsir QS. Albaqarah [2]: 205 tentang Perusak Lingkungan
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan al-Akhnas bin Syariq ats-Tsaqafi yang datang kepada Rasulullah dengan menampakkan keislaman, padahal hatinya bertolak belakang dengan hal tersebut.
Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir Al-Qurthubi kemudian memperjelas bahwa di dalam ayat tersebut seseorang yang memiliki sifat munafik bernama al-Akhnas telah membakar tanaman-tanaman dan membunuh keledai milik orang-orang mukmin. Perbuatannya tersebut merupakan upaya perusakan lingkungan.
Sementara Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir menjelaskan bahwa secara umum ayat ini membicarakan tentang orang munafik yang secara spesifik disebutkan adalah al-Akhnas. Manusia seperti al-Akhnas tersebut memperlihatkan apa yang berlawanan dengan yang disembunyikannya. Ia seakan bersikap baik dengan orang-orang muslim, tetapi sebaliknya tidak.
Manusia seperti itu cepat terbuka keadaannya. Begitu merasa dirinya luput dari perhatian manusia, maka ia akan menunjukkan tindakannya yang bertentangan dengan apa yang ia katakan. Ia melakukan kerusakan di bumi, merusak tanaman, dan membantai binatang semata-mata untuk memuaskan hawa nafsunya.
Motif Melakukan Perusakan oleh Orang Munafik
Ayat di atas menunjukkan bahwa orang-orang munafik biasanya mengadakan perusakan dari dalam. Mereka tidak bertakwa dan tidak takut kepada Allah. Mereka dapat terlihat aman bagi orang yang tidak teliti, namun dengan sekejap mereka dapat berbalik untuk menusuk dari belakang serta berbuat kerusakan yang merugikan.
Ayat ini membuktikan bahwa orang-orang yang memiliki sifat munafik cenderung berbuat perusakan di belakang yang tidak disadari. Jika dikaitkan dengan kerusakan lingkungan, orang-orang munafik ini akan mempropagandakan visi besar yang terlihat menjanjikan, tetapi justru memberi dampak negatif yang besar terhadap lingkungan.
Sifat orang-orang munafik inilah yang sangat berbahaya dan dapat membuat kerusakan lingkungan yang signifikan. Sebab motif mereka yang sangat tersembunyi dalam melancarkan aksi-aksi yang tidak terpuji. Mereka berbuat kerusakan untuk memenuhi kepentingannya sendiri tanpa diketahui dengan jelas. Program-program yang diluncurkan seakan menghipnotis orang-orang yang mendambakan perbaikan lingkungan, padahal dapat berubah menjadi awal kerusakan lingkungan.
Penutup
Kerusakan lingkungan yang sudah tidak terbendungkan harus segera dihentikan. Motif tersembunyi orang-orang munafik di zaman modern ini perlu diamati dengan cermat. Sejumlah program yang diklaim menjanjikan keuntungan harus dikaji ulang untuk memastikan tidak ada dampak yang signifikan terhadap kerusakan lingkungan.
Sifat orang munafik yang berbahaya sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah [2]: 205 di atas mewanti-wanti pemerintah maupun masyarakat untuk aktif dan bijak dalam memfilter upaya-upaya perusakan lingkungan. Upaya ini berperan penting untuk mewujudkan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan. Wallahu A’lam.