BerandaUlumul QuranReferensi Kitab Ilmu Nasakh dan Nasīkh-Mansūkh

Referensi Kitab Ilmu Nasakh dan Nasīkh-Mansūkh

Pembahasan tentang nasakh tumbuh dan berkembang seiring perkembangan zaman. Ilmu nasakh ini dibahas dalam kitab-kitab ushul fiqh, ‘ulumul Qur’an, dan tafsir Alquran secara umum, juga dibahas dalam satu kitab secara khusus. Hal utama yang harus dilakukan oleh seseorang yang ingin mempelajarinya secara mendalam adalah mengetahui ilmu ini secara bertahap dari sumber utama, dari ilmu paling dasar hingga pada ilmu yang pembahasannya lebih tinggi. Berikut referensi-referensi tentang ilmu nasakh yang dibahas secara khusus.

Baca Juga: Contoh Penafsiran dengan Menggunakan Ilmu Nasakh

Al-Nāsikh wa al-Mansūkh fī al-Qur’ān al-Karīm

Kitab ini ditulis oleh Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhrī (W 142 H). Beliau adalah salah satu imam terkemuka yang muncul pada paruh kedua abad pertama Hijriyah, yaitu masa awal kodifikasi ilmu dan perkembangannya. Menurut Musthafā Mahmūd Azhari (pentahqiq kitab ini), kitab ini termasuk salah satu kitab paling awal yang khusus dalam ilmu nasīkh dan mansūkh. Pembahasan dalam kitab ini, diawali dengan pembahasan ilmu seputar nasīkh-mansuk setelah itu penulis membahas nasakh dalam surah al-Baqarah sampai surah al-Maidah mengikuti tartib mushaf.

Al-Nāsikh wa al-Mansūkh fī al-Qur’ān al-‘Azīz 

Kitab ini ditulis oleh Abu ‘Ubaid al-Qāsim bin Salām al-Ḥarawī (W 224 H). Pembahasan dalam kitab ini mencakup bab utama, lalu diikuti sub bab dari bab tersebut. Pada bagian bab utama, penulis membahas tentang keutamaan mengetahui nasīkh-mansūkh dalam Alquran serta tafsir mengenai nasakh dalam wahyu dan atsar. Kemudian pada bagian sub babnya, ada banyak tema pembahasan, seperti: makna nasakh, nisa’ dan nasi’ dan seterusnya.

Pada bab selanjutnya, penulis membahas tentang penyebutan salat dan mengetahui ayat/hadis yang menjadi penasakh dan mansūkh. Kemudian pada bagian sub babnya, penulis menjelaskan satu persatu pembahasan tentang ayat dan hadis yang menjadi bagian dari nasīkh-mansūkh dalam salat. Pembahasan pada bab selanjutnya sama dengan cara penjelasan bab yang sudah disebutkan.

Al-Nāsikh wa al-Mansūkh fī al-Qur’ān al-Karīm

Kitab ini ditulis oleh Abu Jakfar al-Naḥḥās (W 338 H). pembahasan dalam kitab ini meliputi: Penjelasan tentang nasīkh dan mansūkh, pembahasan tentang nasakh dalam bahasa Arab, kemudian fasal: perbedaan pendapat ulama mengenai hal yang dapat dinasakh. Dilanjutkan dengan bab-bab dengan pembahasan: penjelasan tentang surat-surat yang mengandung nasīkh dan mansūkh, penjelasan tentang surah-surah yang tidak mengandung nasīkh maupun mansūkh, penjelasan tentang surah-surah yang hanya mengandung mansūkh tanpa nasīkh, penjelasan tentang surah-surah yang hanya mengandung nasīkh tanpa mansūkh, penjelasan tentang ayat-ayat yang dinasakh oleh ayat pedang, penjelasan tentang ayat-ayat yang dinasakh oleh ayat perang, penjelasan tentang ayat-ayat yang dinasakh dengan istisna‘ (pengecualian) setelahnya, penjelasan tentang ayat-ayat yang dinasakh berdasarkan susunan, dan penjelasan tentang surah-surah berdasarkan susunan serta nasīkh dan mansūkh yang terkandung di dalamnya.

Baca Juga: Berapa dan Apa Saja Ayat Mansukh dalam Al-Qur’an? Ini Pendapat Para Ulama

Al-Īḍaḥ fī Nāsikh al-Qur’ān wa al-Mansūkhihi wa Ma’rifah Uṣūlih wa ikhtilāf al-Nās fīh

Kitab ini ditulis oleh Abū Muhammad Makkī bin Abī Ṭālib al-Qaisī (W 437 H). Pembahasan ilmu nasahkh dalam kitab ini terbilang sangat rinci. Di dalamnya dijelaskan seperti pada bab-bab kitab sebelumnya tapi banyak sub bab yang mengantarkan pembaca pada bab yang diinginkan. Adapun ayat-ayat yang terlibat dalam pembahasan nasīkh-mansūkh dalam kitab ini dimulai dari surah al-Baqarah sampai surah Mumtahanah.

Nawāsikh al-Qur’ān

Kitab ini ditulis oleh Jamāl al-Dīn Abī al-Faraj abd Rahmān bin ‘Alī bin Muhammad bin al-Jauzī (W 597 H). Pembahasan dalam kitab ini terdiri dari delapan bab: bab pertama: penjelasan tentang kebolehan nasakh dan perbedaannya dengan bada‘. Bab kedua: penegasan bahwa dalam Alquran terdapat ayat-ayat yang dinasakh. Bab ketiga: penjelasan tentang hakikat nasakh. Bab keempat: syarat-syarat nasakh. Bab kelima: pembahasan mengenai hal-hal yang diperselisihkan apakah menjadi syarat dalam nasakh atau tidak. Bab keenam: keutamaan ilmu tentang nasīkh dan mansūkh serta perintah untuk mempelajarinya. Bab ketujuh: klasifikasi ayat-ayat yang dinasakh. Bab kedelapan: penyebutan surah-surah yang mengandung ayat-ayat nasīkh dan mansūkh, salah satunya, atau tidak mengandung keduanya. Diakhiri dengan pembahasan tentang 247 kasus dari 62 surat dalam Alquran.

Al-Naskh fī al-Qur’aān al-Karīm

Kitab ini merupakan kitab yang lahir di abad modern yang ditulis oleh Musṭafā Abū Zaid. Pembahasan dalam kitab ini cukup menarik, karena di dalamnya penulis mengawali dengan pembahasan nasakh menurut Yahudi, Nasrani dan menurut ulama Islam (pembahasan utama). Dilanjutkan dengan pembahasan tentang perbedaan nasakh dengan takhsis, taqyid dan lainnya. Kemudian syarat-syarat nasakh meliputi syarat yang disepakati, syarat yang diperselisihkan dan sikap Musṭafā terhadap permasalahan ini. Berikutnya penulis membahas tentang hukum dan dalil nasakh meliputi hukum nasakh boleh secara syara’ dan fakta, dalil-dalil kebolehan dan dalil-dalil kewajiban, kebatalan pendapat Abu Muslim, hikmah nasakh dan macam-macamnya dan seterusnya hingga sampai pada pembahasan ayat-ayat yang masuk pada pembahasan nasakh.

Baca Juga: Hikmah Adanya Nasakh dan Mansukh Dalam Al-Quran, Begini Penjelasannya

Qalāid al-Marjān fī al-Nāsikh wa al-Mansūkh min al-Qur’an 

kitab ini ditulis oleh Mar’e bin Yusūf al-Karamī al-Hambalī. Pembahasan dalam kitab ini dimulai dengan pengenalan ilmu nasakh seperti penjelasan yang disampaikan para ulama secara umum. Hal yang membedakan karya ini dengan yang lain adalah tentang penjelasan khusus dari faidah setiap ayat yang dinasakh, seperti faidah perubahan kiblat, faidah ziarah Nabi ke kuburan Ibundanya dan beberapa faidah lainnya. Pembahasan surah dalam kitab ini dimulai dari surah al-Fatihah sampai al-Kafirun. Meskipun surah yang disampaikan dimulai dari surah al-Fatihah, bukan berarti semua surah yang dimuatnya merupakan surah yang nasīkh atau mansūkh. Hal ini dapat diketahui dari penjelasan dari penulis kitab ini.

Demikian beberapa kitab yang membahas khusus tentang ilmu nasakh yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam kajian ilmu nasakh.

Abd Hamid
Abd Hamid
Dosen Institut Agama Islam al-Khairat Pamekasan
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Doa Nabi Sulaiman as. Agar Senantiasa Bersyukur 

0
Dalam surah an-Naml ayat 19 tersebutkan doa Nabi Sulaiman as. dengan harapan agar Allah selalu menetapkan rasa syukur kepadanya. Doa ini berkenaan dengan kisah...