BerandaUlumul QuranTujuh Kitab Populer untuk Referensi Asbabunnuzul

Tujuh Kitab Populer untuk Referensi Asbabunnuzul

Asbabunnuzul atau latar belakang turunnya ayat penting diketahui supaya ayat terkait dapat lebih mudah dipahami konteksnya. Seringkali ketidaktahuan terhadap asbabunnuzul mengakibatkan seseorang-terutama yang hanya berbekal terjemahan saja-akan salah paham dengan maksud ayat. Oleh karena itu, banyak ulama yang mengarang kitab yang khusus membahas disiplin satu ini.

Di antara kitab-kitab bertemakan asbabunnuzul yang ada, di sini akan dipilihkan tujuh kitab populer yang bisa dijadikan sebagai referensi asbabunnuzul berikut deskripsi singkat dan tautan untuk mengunduhnya.

  1. Asbab al-Nuzul karya Al-Wahidi (w. 468 H)

Bisa dibilang kitab ini merupakan referensi asbabunnuzul yang paling terkenal saat ini. Bisa jadi karena ia termasuk kitab yang ditulis paling awal yang masih bisa dibaca sampai sekarang. Karangan yang hanya berjumlah satu jilid ini menjadi pondasi untuk kitab-kitab yang mengangkat tema serupa setelahnya.

Kitab ini dimulai dengan penjelasan ayat-ayat yang pertama dan yang terakhir turun kepada Nabi Muhammad. Adapun ciri khas kitab ini ada pada penyebutan sanad secara lengkap untuk setiap riwayat asbabunnuzul ayat yang dikutip.

  1. al-‘Ujab fi Bayan al-Asbab karya Ibn Hajar Al-‘Asqalani (w. 852 H)

Kitab ini sebenarnya cukup lengkap dengan banyak riwayat yang dikutip ketika menjelaskan latar belakang turunnya ayat. Namun, pembahasannya tidak sampai usai, karena pengarangnya wafat sebelum sempat menyelesaikan karyanya. Jadilah kitab ini hanya berjumlah dua jilid dan pembahasan terakhirnya adalah Q.S. Annisa: 78.

Baca juga: Memahami Definisi dan Pertanyaan-Pertanyaan Lain Soal Asbabun Nuzul

al-‘Asqalani memulai kitab al-‘Ujab ini dengan uraian tentang definisi, urgensi, dan kaidah-kaidah yang terkait dengan asbabunnuzul. Kemudian beliau lanjut menerangkan dan menyebutkan secara berurutan asbabunnuzul ayat mulai dari surah Alfatihah.

  1. Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul karya Jalaluddin Al-Suyuthi (w. 911 H)

Kitab ini isinya cukup ringkas karena hanya memasukkan riwayat-riwayat yang sahih dan yang dapat diterima (maqbul) saja. Riwayat-riwayat tersebut oleh al-Suyuthi disandarkan kepada pengarang kitab-kitab hadis mu’tabarah seperti kutubus sittah (enam kitab hadis induk) dan kitab-kitab tafsir populer seperti Tafsir al-Tabari. Penyandaran riwayat ini tidak ditemukan sebelumnya di karya al-Wahidi.

Al-Suyuthi juga mempersempit definisi asbabunnuzul dengan mensyaratkannya hanya pada kejadian yang terjadi di hari ketika ayat terkait turun. Dengan ini, beliau mengkritik al-Wahidi yang menyebutkan peristiwa kedatangan pasukan gajah Habasyah sebagai latar belakang turunnya surah Alfil, sebab kejadian tersebut terjadi jauh sebelum surah tersebut turun.

  1. Tashil al-Wushul ila Ma’rifah Asbab al-Nuzul karya Khalid Abdurrahman al-‘Ikk (1419 H)

Di kitab ini, Khalid al-‘Ikk mengumpulkan riwayat-riwayat asbabunnuzul populer dari berbagai kitab asbabunnuzul dan tafsir. Kitab-kitab tersebut di antaranya adalah karya al-Tabari, al-Naisaburi, Ibn al-Jauzi, al-Qurthubi, Ibn Katsir, al-Suyuthi, dan al-Syaukani. Penulis melalui karyanya ini hendak mengaitkan riwayat-riwayat asbabunnuzul-sebagai salah satu komponen dasar dalam penafsiran Alquran-dengan kitab-kitab tafsir itu sendiri. Sebab, kitab-kitab asbabunnuzul sebelumnya tampak seperti disiplin tersendiri yang terpisah dengan tafsir dan kitab-kitabnya.

  1. al-Sahih al-Musnad min Asbab al-Nuzul karya Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i (1422 H)

Sebagaimana nampak jelas di judul, al-Wadi’i di sini hanya merangkum riwayat-riwayat asbabunnuzul yang dianggapnya berstatus sahih saja. Beliau juga menampilkan sanad lengkap yang sampai kepada para muhaddis penyusun kitab-kitab hadis yang diakui kesahihannya, seperti al-Bukhari, Muslim, dan Abu Daud.

Baca juga: Asbabunnuzul dalam Perbincangan Inteletual Muslim yang Tak Pernah Usai

Di mukadimah kitab, al-Wadi’i menyinggung beberapa hal seputar urgensi asbabunnuzul, bahaya mengabaikan ilmu sanad, dan kaidah-kaidah pokok yang berkaitan dengan asbabunnuzul.

  1. Al-Isti’ab fi Bayan al-Asbab karya Salim bin I’d Al Hilali dan Muhammad bin Musa Alu Nashr (1425 H)

Dibanding lima kitab sebelumnya, kitab Al-Isti’ab ini yang paling lengkap. Ia dilengkapi dengan beragam riwayat yang terkait dengan pembahasan ayat sampai riwayat-riwayat yang dihukumi daif dan palsu. Setiap riwayat yang dikutip selalu diterangkan statusnya, sehingga menjadikan kitab ini cocok digunakan untuk mengecek keabsahan dan validitas suatu riwayat.

  1. Mengerti Asbabun Nuzul karya Muhammad Chirzin (2015 M)

Buku berbahasa Indonesia ini dapat menjadi salah satu pilihan bagi yang hendak mempelajari asbabunnuzul tetapi terkendala dengan kemampuan bahasa Arab dan tidak punya akses terhadap buku-buku terjemahan.

Buku ini punya format tematik, yakni tidak menjelaskan latar belakang turunnya ayat sesuai urutan ayat, melainkan berdasarkan tema tertentu. Kelebihannya, di sini penulis berusaha menarik pesan moral dari peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat, lalu mengkontekstualisasikannya pada masa kini.

Baca juga: Sababun Nuzul Mikro dan Makro: Pengertian dan Aplikasinya

Demikian rekomendasi kitab-kitab yang dapat dijadikan referensi asbabunnuzul yang diurutkan berdasarkan tahun wafat pengarang dan tahun cetak kitabnya. Sebagai catatan, ketujuh kitab di atas masih terbatas pada yang disebut akademisi kontemporer sebagai asbabunnuzul mikro, yakni peristiwa spesifik yang melatarbelakangi sebuah ayat turun. Adapun asbabunnuzul makro ialah realitas sosio-historis pada waktu ayat turun yang sifatnya lebih kompleks. Asbabunnuzul jenis ini dapat ditelusuri melalui kitab-kitab sirah, tarikh, dan sebagainya.

Lukman Hakim
Lukman Hakim
Pegiat literasi di CRIS Foundation.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

skenario di balik pewahyuan Alquran

Skenario Tuhan di Balik Pewahyuan Alquran

Pewahyuan Alquran merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Lebih dari sekadar kitab suci, Alquran yaitu mukjizat yang mencakup dimensi spiritual, sosial, dan intelektual. Pewahyuannya...