BerandaTafsir TematikRelasi Antara Konsep Sabar dan Gaya Hidup Frugal Living

Relasi Antara Konsep Sabar dan Gaya Hidup Frugal Living

Pasca pandemi covid 19 dan perang Rusia – Ukraina, para pakar ekonomi dunia saat ini menyebutkan bahwa akan terjadi gelombang wallet crisis atau krisis dompet. Kenaikan suku bunga dan lonjakan harga pangan dan energi membuat setiap orang harus berusaha untuk mencari solusi terhadap kondisi perekonomiannya masing-masing. Dalam artikelnya Anisa Maisyarah, dan Nurwahidin menjelaskan bahwa terdapat salah satu solusi yang dapat dipakai guna menghadapi krisis tersebut yakni dengan melakukan gaya hidup frugal living.

Menurut Deborah Taylor-Hough dalam bukunya Frugal Living For Dummies, Hidup hemat atau frugal living adalah membuat pilihan yang diperlukan untuk hidup sesuai kemampuan diri sendiri. Dengan hidup sesuai kemampuan  diri, maka dapat menjaga diri dan keluarga dari belenggu hutang. Hidup hemat tidak sama dengan menjalani gaya hidup yang suram dan menyedihkan. Hemat juga tidak sama dengan pelit atau murahan. Hidup hemat adalah gaya hidup yang sederhana secara ekonomis dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki.

Baca Juga: Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 155: Sabar adalah Kunci Kebahagiaan

Hubungan Konsep Sabar dan Gaya Hidup Hemat

Meski demikian, dalam upaya menjalani gaya hidup frugal living tidak semudah teori yang dituliskan di buku atau pun tutorial frugal living yang ada di media sosial. Bagi setiap muslim salah satu cara untuk menjalankan hidup hemat adalah dengan menekan hawa nafsu dengan bersabar. Konsep sabar sendiri dapat ditemukan dalam berbagai ayat yang menjelaskan tentang pentingnya memiliki kesabaran dalam hidup. Adapun kata sabar dengan berbagai derivasinya disebut dalam Alquran sebanyak 103 kali yang tersebar di 45 surah dan 93 ayat.

Terkadang dalam satu ayat kata sabar terulang sebanyak dua kali. Dengan demikian, sabar adalah hal terpenting yang harus dimiliki oleh setiap muslim dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Sabar juga menjadi sangat penting bagi manusia, karena sejak ia diciptakan, manusia selalu menghadapi berbagai tentangan dalam hidupnya (Tafsir Al-Qur’an Tematik : Spiritualitas dan Akhlak, 2010, 305-306).

Alquran memberi gambaran kesulitan yang dialami oleh manusia dalam firman Allah: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (Q.S. Albalad [90]: 4). Adapun definisi sabar bagi setiap muslim dapat dilihat pada Q.S. Alra’d [13]: 22. “Dan orang-orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya.” Dengan demikian, sabar menurut Alquran adalah upaya menahan diri dari segala sesuatu yang tidak mengenakan, semata-mata karena mencari rida Allah, bukan untuk mendapatkan pujian atau popularitas di mata manusia (Tafsir Al-Qur’an Tematik : Spiritualitas dan Akhlak, 2010, 310).

Baca Juga: Tafsir Surah Yunus Ayat 12: Bersabar Saat Bahaya dan Bersyukur Kala Bahagia

Berdasarkan definisi sabar tersebut di atas, konsep sabar dan frugal living keduanya sama-sama menuntut kemandirian dalam mengambil keputusan dalam hidup. Lebih khusus kemandirian dalam hidup hemat adalah dalam membelanjakan harta yang dimiliki. Selain itu, sabar dan hemat memiliki kesamaan yakni bertujuan untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam proses yang dilakukan.

Selanjutnya dalam Q.S. Ali‘imran [3]: 200 disebutkan bahwa sikap sabar selayaknya diiringi dengan sikap murabathah, melalui firman-Nya warabthu. Istilah murabathah telah dikenal oleh Bangsa Arab saat Alquran diturunkan yaitu mengikat kuda untuk berjaga-jaga, sebagai upaya antisipasi bila ada serangan dari pihak lawan.

Makna ini kemudian dipakai oleh Alquran untuk menggambarkan keadaan seseorang yang sedang menunggu dengan mengikat dirinya untuk sebuah ketaatan kepada Allah. Dengan kata lain, ar-ribath atau murabathah adalah upaya setiap muslim guna menjaga celah di dalam hati agar tidak diserang oleh godaan setan (Tafsir Al-Qur’an Tematik : Spiritualitas dan Akhlak, 2010, 314).

Pada tataran aplikatif, sikap murabathah adalah dengan cara menanamkan sikap kreatif dalam hidup. Kreatifitas juga sesuatu yang penting dalam suksesnya gaya hidup hemat, seperti dengan membuat berbagai alat dan kebutuan hidup sendiri tanpa membeli, sehingga pengeluaran finansial menjadi lebih rendah.

Semoga dalam mengombinasikan gaya hidup hemat dan meningkatkan kesabaran akan dapat membantu kita tidak hanya mendapatkan kebahagiaan di dunia tetapi juga kebahagiaan di akhirat kelak.

Frenky Mubarok
Frenky Mubarok
Dosen STAI Pangeran Dharma Kusuma Segeran Indramayu.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...