Tafsiralquran.id bekerjasama dengan CRIS Foundation kembali menggelar serial diskusi tafsir dengan tema “Membaca pribadi Nabi Muhammad saw dari sorotan al-Quran” pada Sabtu (19/12) malam pukul 19.30 melalui Zoom. Webinar yang dimoderatori Maqdis ini menghadirkan Dr. Aksin Wijaya dan Wardatun Nadhiroh sebagai narasumber. Webinar ini merupakan serial diskusi tafsir keempat yang telah diselenggarakan oleh tafsiralquran.id
Dalam pemaparannya Aksin Wijaya menjelaskan kehadiran al-Quran berbasis tartib nuzuli adalah upaya dari para sarjana Muslim untuk menghadirkan sejarah kenabian berbasis al-Quran. Hal ini dikarenakan sikap sebagian orientalis yang skeptis terhadap narasi sejarah Nabi saw dalam literatur tarikh, sirah dan hadis Nabi. Literatur-literatur tersebut dianggap tidak mampu merepresentasikan peristiwa hidup Nabi karena ditulis satu sampai dua abad setelah Nabi wafat.
Untuk menjawab keraguan ini Muhammad Izzat Darwazah menulis Sirat al-Rasul, al-Tafsir wa al-Hadis dan kitab lain yang diteliti Aksin Wijaya. Dari penelitian tersebut lahirlah buku Sejarah Kenabian Dalam Persepektif Tafsir Nuzuli Muhammad Izzat Darwazah. Secara garis besar Aksin menjelaskan bahwa ada hubungan logis dan faktual antara al-Quran dan masyarakat Arab pra-kenabian, Muhammad sebagai pribadi, dan sejarah kenabian Muhammad saw.
Sementara itu, Wardatun Nadhiroh sebagai narasumber kedua menjelaskan tentang kisah-kisah dalam al-Quran perspektif Muhammad Abid al-Jabiri. Menurut Wardatun, kisah-kisah ini dibaca oleh Abid al-Jabiri sebagai representasi dari perjalanan dakwah Nabi Saw. Kisah-kisah ini dapat dibagi sesuai dengan masa turunnya Mekah dan Madinah. Narasi yang ada dalam dua masa tersebut memiliki karakter yang berbeda.
Pada saat sesi tanya jawab salah satu peserta bertanya soal perbedaan antara asbab nuzul dan tartib nuzuli. Dijelaskan oleh para pemateri bahwa asbab nuzul fokus pada riwayat yang melingkupi latar belakang turunnya suatu ayat sedangkan tartib nuzuli adalah susunan al-Quran berdasarkan kronologi turunnya yang biasanya berbasis pada surat.
Diskusi berlangsung selama 2,5 jam karena pemaparan dan tanya-jawab yang produktif antara pemateri dan peserta. Peserta tampaknya cukup antusias mengikuti jalannya Webinar. Serial diskusi tafsir ini merupakan agenda rutin tafsiralquran.id.