Mengakui persamaan derajat, saling mencintai sesama manusia, dan mengembangkan sikap tenggang rasa adalah butir pengamalan sila kedua berdasarkan ketetapan MPR No.II/MPR/1978. Karena pada dasarnya manusia memiliki derajat yang sama. Hanya ketakwaan yang membedakan kedudukan manusia di hadapan Allah Swt.
Dasar persamaan derajat manusia dalam hak hidup suatu negara dimaknai dengan hak asasi. Artinya, setiap warga Negara mempunyai hak yang sama dalam hukum, pelayanan, dan pemerataan kesejahteraan. Siapa pun ia, ketika melanggar Undang-Undang yang berlaku, ia diberi sanksi.
Baca juga: Ragam Bentuk Keadilan Sosial dalam Pandangan Al-Quran
Surat Al-Hujurat ayat 13, kesetaraan adalah bentuk keadilan
Islam menetapkan kedudukan seseorang di sisi Allah ditinjau dari tingkat takwanya. Orang yang tingkat takwanya tinggi pasti akan bertingkah laku sesuai dengan yang diperintahkan Allah Swt. Ia akan berlaku adil, yang akhirnya dapat mewujudkan masyarakat madani. Secara substansial nilai kesetaraan yang dimaksud sila kedua ini terkandung pada Surat Al-Hujurat ayat 13.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Alloh Maha Mengetahui, Maha Teliti”
Baca juga: Pesan Cinta Syekh Adnan al-Afyouni: Pertahankan Kesejahteraan Indonesia !
Syaikh al-Mutawalli as-Sya’rawi dalam Tafsir as-Sya’rawi menjelaskan ayat ini, bahwa ke-bhineka-an adalah sebuah keniscayan yang diciptakan Allah Swt guna menggerakkan rotasi kehidupan.
والحق – تبارك وتعالى – يقول : { ياأيها الناس إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وأنثى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَآئِلَ لتعارفوا . . . } [ الحجرات : 13 ] . فالتميُّز والتعارف أمر ضروري لاستقامة حركة الحياة ،
“Allah Swt berfirman : ‘ Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.’ Perbedaan dan saling mengenal adalah sebuah keniscayaan, agar rotasi kehidupan terus berjalan”
Baca juga: Tafsir Surat Ali Imran Ayat 103: Dalil Sila Ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia
Sedangkan, Syaikh Wahbah Az-Zuhailiy mengungkapkan lebih jelas salah satu substansi yang taercakup dalam ayat tersebut adalah persamaan derajat, interaksi sosial, dan amal sholih. Beliau menguraikan di dalam kitabnya , Tafsir Al-Munir, sebagai berikut :
ذكرت الآية الثالثة ثلاثة أشياء: المساواة، وتعارف المجتمع الإنساني، وحصر التفاضل بالتقوى والعمل الصالح.أما المساواة: فالناس سواسية كأسنان المشط في الأصل والمنشأ الإنساني، فهم من أب وأم واحدة، وفي الحقوق والواجبات التشريعية، وهذه أصول الديمقراطية الحقة
“Ayat ketiga menyebutkan tiga hal : persamaan/kesetaraan, interaksi sosial, dan pengkhususan keutamaan berdasarkan taqwa dan amal sholih. Adapun persamaan, manusia sama, ibarat barisan gigi sisir rambut, sama dalam hal asal penciptaannya sebagai manusia, mereka diciptakan dari ayah dan ibu yang sama, sama dalam hak dan kewajiban syariat, ini adalah asas demokrasi yang sebenarnya”
Keberagaman adalah keniscayaan. Tujuannya agar saling mengenal, berbagi, saling tenggang rasa dan seterusnya. Secara bersama mempunyai cita-cita yang luhur yaitu membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Wallohu A’lam