BerandaTafsir TematikSurat An-Nashr dan Isyarat Wafatnya Nabi Muhammad Saw.

Surat An-Nashr dan Isyarat Wafatnya Nabi Muhammad Saw.

Sejarah mencatat, Al-Quran pernah menjadi salah satu pemberi isyarat telah dekatnya saat wafatnya Nabi Muhammad salallahualaihi wasallam. Sayangnya, hanya beberapa sahabat saja yang memahami isyarat itu. Nabi sendiri memahami isyarat tersebut, namun beliau tidak memberi tahu orang lain, kecuali Siti Fatimah, putrinya. Usai turunnya ayat tersebut beliau memilih untuk memperbanyak membaca tasbih dan istighfar sampai beliau wafat. Isyarat ini terdapat dalam surat An-Nashr

Surat di dalam Al-Quran yang menurut ulama menunjukkan telah dekat masa wafatnya Nabi adalah Surat An-Nashr. Sahabat-sahabat yang memahami bahwa ayat tersebut adalah isyarat wafatnya Nabi, adalah sahabat Umar ibn Khattab dan Ibn Abbas. Riwayat sahih dari keduanyalah yang menceritakan hal itu. Simak penjelasannya berikut ini:

Baca Juga: Siapa Saja Mufassir di Era Sahabat? Edisi Abdullah Ibn Abbas

Riwayat Tentang Surat An-Nashr Sebagai Isyarat Wafatnya Nabi

Beberapa ahli tafsir mengungkapkan adanya kesapakatan di antara para sahabat bahwa Surat An-Nashr adalah isyarat tentang dekatnya masa wafatnya Nabi Muhammad (Fathul Qadir/8/77). Mereka kemudian mengutip sebuah keterangan yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari di dalam kitab sahihnya dari Ibn Abbas:

قَالَ كَانَ عُمَرُ يُدْخِلُنِى مَعَ أَشْيَاخِ بَدْرٍ ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِمَ تُدْخِلُ هَذَا الْفَتَى مَعَنَا ، وَلَنَا أَبْنَاءٌ مِثْلُهُ فَقَالَ إِنَّهُ مِمَّنْ قَدْ عَلِمْتُمْ . قَالَ فَدَعَاهُمْ ذَاتَ يَوْمٍ ، وَدَعَانِى مَعَهُمْ قَالَ وَمَا رُئِيتُهُ دَعَانِى يَوْمَئِذٍ إِلاَّ لِيُرِيَهُمْ مِنِّى فَقَالَ مَا تَقُولُونَ ( إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ * وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ ) حَتَّى خَتَمَ السُّورَةَ ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ أُمِرْنَا أَنْ نَحْمَدَ اللَّهَ وَنَسْتَغْفِرَهُ ، إِذَا نُصِرْنَا وَفُتِحَ عَلَيْنَا . وَقَالَ بَعْضُهُمْ لاَ نَدْرِى . أَوْ لَمْ يَقُلْ بَعْضُهُمْ شَيْئًا . فَقَالَ لِى يَا ابْنَ عَبَّاسٍ أَكَذَاكَ تَقُولُ قُلْتُ لاَ . قَالَ فَمَا تَقُولُ قُلْتُ هُوَ أَجَلُ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَعْلَمَهُ اللَّهُ لَهُ ( إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ ) فَتْحُ مَكَّةَ ، فَذَاكَ عَلاَمَةُ أَجَلِكَ ( فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا ) قَالَ عُمَرُ مَا أَعْلَمُ مِنْهَا إِلاَّ مَا تَعْلَمُ

Ibn ‘Abbas berkata, suatu kali ‘Umar membawa serta aku bersama para tetua perang badar. Sebagian dari mereka lalu protes,“Mengapa engkau membawa serta anak muda ini bersama kami? Kami memiliki anak sepertinya.” ‘Umar lalu berkata, “Kalian sudah tahu siapa dia.”

Suatu hari, ‘Umar lalu memanggil mereka dan mengajak serta aku (Ibn ‘Abbas berkata) dan sepertinya ‘Umar memanggilku saat itu untuk menunjukkan sesuatu dariku pada mereka. ‘Umar kemudian berkata, “Menurut kalian, apa isi dari ayat “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong (sampai surat selesai) (QS. An-Nasr [110] 1-3)?”

Sebagian dari mereka berkata, “Kita diperintah untuk memuji dan meminta ampun kepada Allah, ketika kita memperoleh pertolongan dan kemenangan”. Sebagian lain menjawab,“kami Tidak tahu” atau tidak berkata apapun. ‘Umar lalu bertanya kepadaku, “Hai Ibn ‘Abbas, apa seperti itu juga yang akan engkau katakan?” Aku menjawab,“Tidak”.“Lalu bagaimana menurutmu?” tanya ‘Umar. “Itu adalah isyarat ajal Rasulillah salallahualaihi wasallam.

Allah memberi tahu Nabi Muhammad, ketika telah datang pertolongan Allah dan terbukanya kota yaitu kota Makkah, maka itu tanda ajalmu sudah dekat. Maka bertasbihlah dengan memuji kepada allah serta memintalah ampun. Sesungguhnya Allah maha menerima taubat” jawabku. ‘Umar lalu berkata, “Tidak ada yang aku ketahui dari surat tersebut kecuali yang engkau ketahui.” (HR. Imam Bukhari)

Riwayat di atas menerangkan bagaimana banyak dari kalangan para sahabat, yang tidak mengetahui ada isyarat tentang dekatnya waktu wafatnya Nabi dalam surat An-Nashr. ‘Umar lah yang mulanya merasa kurang yakin dengan pemahamannya, yang kemudian meminta pendapat Ibn Abbas dan mendapati Ibn Abbas membenarkan pemahamannya.

Selain itu, riwayat ini menunjukkan betapa pekanya seorang Ibn Abbas terhadap isyarat kandungan dalam ayat Al-Quran. Ini pula yang menyebabkannya menjadi sahabat rujukan dalam hal penafsiran Al-Quran, bahkan metode tafsir isyari yang berkembang di kemudian hari, dinisbatkan pada penafsirannya tersebut.

Baca Juga: Surat Al-Maidah Ayat 3: Isyarat Kewafatan Nabi Muhammad Saw

Penjelasan Nabi Muhammad Saw. Kepada Fatimah

Ibn Rajab dalam Lathaiful Ma’arif menerangkan, mengutip sebuah riwayat dari Ibn ‘Abbas, keterangan serupa dengan yang diyakini oleh Ibn ‘Abbas dan ‘Umar di atas, pernah disampaikan Nabi Muhammad kepada putrinya, Fatimah. Nabi Muhammad menjelaskan, Surat An-Nashr adalah semacam pemberitahuan pada dirinya bahwa tatkala datang pertolongan Allah dan kota Makkah berhasil ditaklukkan, maka itu berarti ajal beliau semakin dekat. Allah memerintahkan beliau untuk bersiap-siap dengan memperbanyak bertasbih dan istighfar.

Ibn Abbas kemudian menceritakan, usai turunnya An-Nashr, Nabi Muhammad tampak lebih giat lagi dalam melakukan ibadah. Beliau memperbanyak tasbih, istighfar dan beri’tikaf di malam bulan Ramadhan. Ummu Salamah juga menceritakan, bahwa di akhir hayatnya Rasulullah tidak duduk maupun berdiri, datang maupun pergi, kecuali berdzikir subhanallah wabihamdihi (Lathaiful Ma’arif/108).

Muhammad Nasif
Muhammad Nasif
Alumnus Pon. Pes. Lirboyo dan Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga tahun 2016. Menulis buku-buku keislaman, terjemah, artikel tentang pesantren dan Islam, serta Cerpen.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah al-An'am ayat 116 dan standar kebenaran

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 116 dan Standar Kebenaran

0
Mayoritas sering kali dianggap sebagai standar kebenaran dalam banyak aspek kehidupan. Namun, dalam konteks keagamaan, hal ini tidak selalu berlaku. Surah al-An'am ayat 116...