Tulisan kali ini merupakan edisi terakhir dari materi “Tiga Tabi’in Utama Jebolah Madrasah Tafsir Ibn Abbas”. Tabi’in terakhir yang akan diulas ialah Ikrimah Ibn Abdillah. Seorang mawali (bekas budak) yang memiliki kisah menarik mengenai perdebatan ulama terhadap ke-tsiqah–annya. Bagaimana sejatinya perdebatan itu bisa terjadi? Apa penyebabnya? Mari simak tulisan ini sampai tuntas.
Mengenal Ikrimah Ibn Abdillah
Ikrimah memiliki nama lengkap Ikrimah Ibn Abdillah al-Barbary al-Maghriby. Ia merupakan seorang Tabi’in yang meriwayatkan riwayat dari Ibn Abbas, Ali Ibn Abi Thalib, Abu Hurairah, serta para kibar Tabi’in lainnya. Ikrimah lahir pada tahun 25 Hijriyah dan wafat diusinya yang telah 80 tahun pada 104 Hijriyah. Adapun mengenai tempat lahir serta wafatnya, penulis belum menemukan datanya.
Ia merupakan seorang Tabi’in yang memiliki kedudukan yang tinggi dalam keilmuan, khususnya tafsir. Para Ulama bersepakat atas kepakaran Ikrimah di bidang Tafsir. Ibn Hibban misalnya berkata bahwa Ikrimah adalah tergolong Ulama di zamannya yang menguasai Fiqh serta keilmuan Al-Qur’an. Al-Sya’bi bahkan mengatakan bahwa tidak ada yang lebih paham mengenai al-Qur’an kecuali Ikrimah.
Tidak mengherankan jika Ikrimah Ibn Abdillah al-Barbary mampu mencapai level keilmuan yang sangat tinggi. Sebab sebagaimana para kibar Tabi’in lainnya yang berguru pada Ibn Abbas, kesemuanya berhasil menjadi pewaris estafet keilmuan gurunya dan menjadi penerang di generasi selanjutnya.
Baca Juga: Tiga Tabiin Utama Jebolan Madrasah Tafsir Ibn Abbas (Edisi Mujahid Ibn Jabir)
Bahkan dikatakan bahwa hubungan guru dan murid antara Ikrimah dan Ibn Abbas bagaikan dilekatkan oleh sebuah belenggu di kaki mereka. Sebab Ikrimah tidak bisa lepas dari pengajaran Ibn Abbas dan begitupun sebaliknya, Ibn Abbas merasa ingin terus mengisi Ikrimah dengan samudera ilmunya.
Begitulah Ikrimah Ibn Abdillah al-Barbary, bagaikan penampungan air yang telah diisi sempurna dan siap untuk mengisi penampungan lainnya.
Hal Menarik Seputar Ikrimah Ibn Abdillah al-Barbary
Telah sedikit disinggung bahwa Ikrimah ternyata memiliki kisah menarik yang Persoalan yang memicu terjadinya perdebatan dan melahirkan golongan pro dan kontra.
Persoalan ini mengenai ke-tsiqah-an Ikrimah yang tentunya berimplikasi pada diterima atau ditolaknya riwayat yang berasal darinya. Sebagian Ulama yang menolak Ikrimah berpendapat bahwa Ikrimah adalah seorang yang lancang dalam ilmu. Sebab ia telah mengklaim dirinya menguasai segala sesuatu yang berkaitan dengan al-Qur’an sedangkan Ikrimah sendiri justru mendustakan Ibn Abbas. Tuduhan lainnya, Ikrimah dikatakan berideologi Khawarij.
Tuduhan-tuduhan negatif yang diutarakan para penolak Ikrimah bukanlah tudahan yang remeh. Sebab dinisbatkan kepada nama-nama besar seperti Thawus, Ibn Umar, Sa’id ibn Musayyab, dan lainnya.
Menepis tuduhan miring atas Ikrimah, Adz-Dzahabi mengatakan bahwa semua tuduhan negatif yang mengarah pada Ikrimah adalah tuduhan yang tak berdasar. Ia menunjukkan bagaimana seorang Abu Hurairah yang dikatakan sebagai seorang yang tsiqah dan memiliki riwayat paling banyak dari Nabi bisa dikatakan hilang ke-tsiqah-annya karena banyaknya riwayat yang ia bawa. Sungguh hal itu menjadi suatu yang mustahil diterima.
Baca Juga: Ciri Khas Tafsir Era Sahabat Menurut Husein Adz-Dzahabi
Ternyata perkara ini diketahui oleh Ikrimah. Dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Utsman ibn Hakim ia berkata, “aku sedang duduk bersama Abi Umamah Sahl ibn Hanif, lalu datanglah Ikrimah seraya berkata, “wahai Abu Umamah, jujurlah! Pernahkah kamu mendengar Ibn Abbas berkata, “apa yang Ikrimah ucapkan dan berasal dariku maka percayailah karena ia tidak pernah berbohong atas namaku”, lalu Abu Umamah menjawab, “betul”.
Sedangkan beberapa tuduhan lainnya yang berasal dari riwayat-riwayat yang dinisbatkan kepada nama-nama besar yang disebutkan sebelumnya, bukan merupakan riwayat yang shahih. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibn Hajar al-Atsqalani dalam Tahdzib al-Tahdzib. Dikarenakan banyaknya riwayat yang tidak jelas asal-usul rawinya serta ada rawi yang bahkan tidak diketahui (anonim).
Bahkan ulama Hadis sebesar Imam al-Bukhari mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan riwayat dari Ikrimah. Begitupun ulama Hadis lainnya seperti al-Nasa’i, Abu Daud dan Muslim. Al-Maruzi menegaskan bahwa ahli Hadis telah berijma’ akan kebutuhan mereka terhadap riwayat Ikrimah, di antara para ahli Hadis tersebut ialah Ahmad ibn Hanbal, Yahya ibn Ma’in, Ibn Rahawaih, Abu Tsaur dan lainnya.
Dengan begitu banyaknya persaksian ahli Hadis akan ke-tsiqah-an Ikrimah, rasanya begitu sulit atau bahkan mustahil untuk berdiri di pihak yang berani menuduhnya dan bahkan menolak riwayatnya. Wallahu a’lam.