BerandaTafsir TematikTafsir AhkamTafsir Ahkam: Doa Menyambut Kepulangan Jemaah Haji

Tafsir Ahkam: Doa Menyambut Kepulangan Jemaah Haji

Jemaah haji Indonesia kloter pertama telah melaksanakan proses ibadah haji hampir sebulan lamanya di tanah suci. Beberapa anggota keluarga di tanah air pun mulai bersiap-siap menyambut kepulangan mereka, mengingat telah dekat saat-saat kepulangan jemaah haji. Salah satu anjuran hadis tentang penyambutan kepulangan jamaah haji adalah dengan berdoa, baik itu dilakukan oleh jemaah yang pulang haji maupun orang yang menyambut kepulangan mereka.

Setidaknya ada tiga doa menyambut kepulangan jemaah haji yang dijelaskan oleh paraulama. Berdasar pada doa ini kita tahu bahwa kepulangan haji ini momen yang bisa disebut istimewa. Oleh karena itu, waktu yang istimewa ini bisa kita manfaatkan sebaik mungkin sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad saw. dan paraulama. Berikut tiga macam doa tersebut,

Baca Juga: Revolusi Ibadah Haji: Dari Paganis Menuju Islamis

  1. Doa orang yang menyambut jamaah haji

Doa menyambut kepulangan jemaah haji yang pertama ini adalah doa yang sebaiknya dibaca oleh orang menyambut jemaah haji, baik tatkala pertama kali tiba di tanah air, maupun saat berpapasan di jalan usai pulang ke tanah air. Doa tersebut adalah:

قَبِلَ اللَّهُ حَجَّكَ وَغَفَرَ ذَنْبَك وَأَخْلَفَ نَفَقَتَك

Semoga Allah menerima ibadah hajimu, mengampuni dosamu dan mengganti nafkahmu (al-Majmu’/4/400)

Berkaitan dengan doa ini, Imam al-Hakim meriwayatkan sebuah hadis dari Sahabat Abi Hurairah yang beliau nilai sahih, bahwa Nabi Muhammad pernah berdoa:

« اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْحَاجِّ وَلِمَنِ اسْتَغْفَرَ لَهُ الْحَاجُّ »

Ya Allah, ampunilah jamaah haji dan orang yang jamaah haji meminta ampunan untuknya (HR. al-Hakim dan al-Baihaqi).

Imam al-Munawi menyatakan, hadis ini menunjukkan kemuliaan orang yang telak melaksanakan haji. Selain itu, dari hadis ini dapat diambil pemahaman bahwa dianjurkan meminta doa kepada orang yang telah berhaji, agar diberi ampunan oleh Allah dari berbagai macam dosa (Faidul Qadir/2/129).

Baca Juga: Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 201 dan Doa Ketika Berhaji

  1. Doa jemaah haji

Paraulama menjelaskan bahwa doa menyambut kepulangan jemaah haji yang kedua dianjurkan bagi jemaah haji untuk mendoakan orang lain, meski dia tidak diminta berdoa. Sedang bagi orang yang tidak sedang berhaji, dia juga dianjurkan untuk meminta doa dari jemaah haji. Ulama tidak menyebutkan bunyi doa tersebut secara rinci, hanya saja yang terpenting berisi doa meminta ampunan (Hasyiyah al-Qulyubi alal Minhaj/6/267).

Dasar yang dipakai adalah hadis yang diriwayatkan dari Abdullah ibn ‘Umar:

إذَا لَقِيت الْحَاجَّ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَصَافِحْهُ وَمُرْهُ أَنْ يَدْعُوَ لَك فَإِنَّهُ مَغْفُورٌ لَهُ

Ketika engkau bertemu orang yang telah berhaji, maka ucapkan salam padanya, salamilah dia dan mintalah dia untuk mendoakanmu. Sesungguhnya orang yang haji adalah orang yang diampuni dosa-dosanya (HR. Imam Ahmad).

Dalam beberapa redaksi hadis, disebutkan bahwa anjuran berdoa dan meminta doa tersebut berlaku sebelum jamaah haji memasuki rumah. Namun ulama mengambil kesimpulan, keterangan sebelum memasuki rumah tersebut hanya sekedar anjuran belaka. Dalam artian, anjuran berdoa dan meminta doa tetap berlaku setelah jamaah haji memasuki rumah. Namun lebih utama lagi bila berdoa dan meminta doa tersebut diadakan sebelum jamaah haji memasuki rumah. Hal ini untuk mengantisipasi sang jamaah haji sudah telah melakukan suatu dosa setelah selesai melakukan perjalanan haji.

Mengenai redaksi “salamilah”, maknanya tidaklah sekedar mengucapkan salam. Namun bersalaman yang berarti membuat tangan dari kedua pihak bertemu (Faidul Qadir/1/560).

  1. Doa jemaah haji ketika memasuki rumah

Syaikh Wahbah al-Zuhaili menerangkan tentang doa menyambut kepulangan jemaah haji yang ketiga, yaitu dibaca sebelum jemaah haji memasuki rumah mereka masing-masing, mereka dianjurkan untuk berdoa sebagaimana doa yang dipanjatkan Nabi Muhammad saw. tatkala tiba dari bepergian:

تَوباً تَوباً لِرَبِّنَا أَوْباً لاَ يُغادِرُ عَلَيْنَا حَوباً

Aku meminta taubat, aku meminta taubat kepada tuhanku. Semoga ini kembali dari bepergian yang tidak menyisakan dosa (Fiqhul Islami/3/2416). Wallahu a’lam.

Muhammad Nasif
Muhammad Nasif
Alumnus Pon. Pes. Lirboyo dan Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga tahun 2016. Menulis buku-buku keislaman, terjemah, artikel tentang pesantren dan Islam, serta Cerpen.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penafsiran Esoterik Peristiwa Eksodus Nabi Musa as. dalam Tafsir al-Alusi

0
Peristiwa eksodus adalah peristiwa meninggalkan tempat asal; kampung halaman, kota, atau negara. Dalam kisah Nabi Musa, ayat yang menjelaskan tentang peristiwa ini salah satunya...