BerandaTokoh TafsirTokoh Tafsir IndonesiaProyek Tafsir Al-Mishbah: Menggapai Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an ala M. Quraish...

Proyek Tafsir Al-Mishbah: Menggapai Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an ala M. Quraish Shihab

Quraish Shihab adalah seorang ulama sekaligus penafsir yang terbilang sangat berpengaruh di dunia studi Al-Qur’an di Indonesia selama era modern-kontemporer ini. Sebagian orang bahkan menyebut beliau sebagai maestro dalam studi Al-Qur’an. Karyanya berjudul Tafsir Al-Mishbah menjadi karya fenomenal setelah Tafsir Al-Azhar yang ditulis Buya Hamka. Hingga saat ini, Tafsir Al-Misbah masih menjadi rujukan terpercaya oleh berbagai kalangan, terutama kalangan sarjana Al-Qur’an, di Indonesia.

Menariknya, Tafsir Al-Mishbah yang ditemui saat ini sebenarnya bukan karya tafsir yang langsung ada, tetapi melewati perjalanan panjang, mulai sebelum hingga selesai ditulis. Tujuannya jelas, yaitu upaya menggapai pesan, kesan, dan keseraian Al-Qur’an. Dari sini, Tafsir Al-Misbah dapat disebut kitab tafsir yang diarahkan selalu hidup mengiringi perjalanan kehidupan M. Quraish Shihab, hingga saat ini.

Tulisan ini akan memaparkan secara ringkas proyek Tafsir Al-Mishbah M. Quraish Shihab, terutama apa yang dimaksud pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an. Proses transfomasi Tafsir Al-Mishbah menjadi titik berangkat tulisan ini dalam melihat kerja M. Quraish Shihab memperlihatkan pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an dalam penafsirannya.

Transformasi Tafsir Al-Mishbah: Sebuah Perjalanan Tafsir

Quraish Shihab adalah ulama tafsir kelahiran Bugis pada 16 Februari 1944 di Rappang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Keberadaannya di Indonesia menjadi kebangaan tersendiri bagi bangsa Indonesia, sebab ia banyak memberi sumbangsih besar pada Islam di Indonesia. Bahkan termasuk 500 muslim yang paling berpengaruh di dunia. Tidak heran jika ia ditempatkan sebagai muslim moderat yang banyak dirujuk oleh berbagai kalangan Islam dan non-Islam.

Baca Juga: Quraish Shihab: Ada Isyarat Kedamaian Pada Ayat-Ayat Perang

Ada sangat banyak karya M. Quraish Shihab, baik yang tertulis maupun dalam bentuk lisan. Tidak jarang karya tulisnya disampaikan kembali dalam bentuk lisan, atau sebaliknya. Kitab Tafsir Al-Misbah dapat disebut sebagai salah satu karya fenomenal M. Quraish Shihab. Kitab tersebut merupakan hasil upaya M. Quraish Shihab melakukan penafsiran dengan gaya baru dari yang telah dilakukan dalam kitab Tafsir Al-Qur’an al-Karim (1997) yang dipaparkan secara tartib nuzuli –yakni berdasarkan turunnya surah, yang dimulainya dengan surah Al-Fatihah.

Proyek kitab Tafsir Al-Mishbah yang dicetak pertama kali pada tahun 2002 hingga pada tahun 2021 ini terus dilakukan cetakan terbaru dengan model dan gaya yang semakin menarik. Hal ini menunjukkan bahwa kitaf Tafsir Al-Misbah mendapat tempat tersendiri di kalangan pembacanya, dari berbagai kalangan. Bahkan, tafsir Al-Misbah ini tidak berhenti disajikan dalam bentuk kitab (tulisan), tetapi tetapi berlanjut hingga kajian yang dikenal “Kajian Tafsir Al-Mishbah” sejak tahun 2004.

“Kajian Tafsir Al-Mishbah” merupakan kajian yang ditayangkan dalam program televise nasional, bahkan telah tersedia dalam Youtube. Melalui program ini, M. Quraish Shihab menafsirkan Al-Qur’an dengan menggunakan metode tahlili. Lebih jauh, M. Quraish Shihab memaparkan kandungan dan penafsiran Al-Qur’an berdasarkan susunan mushafi, yakni dari surah Al-Fatihah hingga surah Al-Nas.

Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an

Sebenarnya, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an adalah ungkapan yang menjadi subtitle dari Tafsir Al-Misbah yang menjadi judul karya fenomenal M. Quraish Shihab di atas, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an. Pengungkapan pesan, kesan dan keserasian dalam tulisan ini memberi penekanan bahwa bagian penting dalam penafsiran M. Quraish Shihab adalah penggapaian pesan, kesan, dan keserasian Al-Qur’an yang bermuara pada tema-tema pokok dan tujuan surah.

Ungkapan ‘pesan Al-Qur’an’ yang hendak digapai melalui kitab Tafsir Al-Misbah menunjukkan bahwa ada pesan utama dalam setiap ayat Al-Qur’an yang dapat digapai dan ditemukan melalui memahami tema-tema pokok setiap surah Al-Qur’an. Sehingga, ketika 114 surah dapat dipahami tema-tema pokoknya, maka ia dapat memahami pesan Al-Qur’an yang menjadikan kitab Suci ini dikenal lebih dekat dan mudah.

Ungkapan ‘kesan Al-Qur’an’ menunjukkan bahwa dengan memahami tema-tema pokok dan tujuan surah dapat memunculkan kesan yang benar. Yang dimaksud kesan keliru di sini adalah adanya pengkhususan satu surah tertentu dibandingkan surah lainnya. Menurut M. Quraish Shihab, memahami tema-tema pokok Al-Qur’an atau tujuan surah tersebut akan membantu mengatasi dan meluruskan kesan yang keliru tersebut.

Sementara ungkapan ‘keserasian Al-Qur’an’ menunjukkan bahwa sistematika penyusunan ayat dan surah dalam Al-Qur’an mempunyai keserasian yang di dalamnya mengandung unsur pendidikan yang sangat menyentuh. Dengan memahami tema-tema pokok Al-Qur’an dan menunjukkan keserasian surah dengan temanya, maka akan membantu menghilangkan kerancuan dan kekacauan yang dimiliki oleh siapa saja yang melakukannya.

Baca Juga: Merawat Nilai-nilai Kebangsaan dalam Tafsir Lisan M. Quraish Shihab

Dari sini, dapat dikatakan bahwa M. Quraish Shihab melalui proyek Tafsir Al-Mishbah hendak menyampaikan kepada seluruh umat Islam, terutama pembacanya, bahwa Al-Qur’an bukan hanya kitab Suci yang dibaca penuh keimanan, tetapi lebih dari itu. Al-Qur’an semestinya dipahami, dikaji, dan dimaknai sehingga pesan, kesan, dan keserasiannya dapat dirasakan oleh pembacanya. [] Wallahu A’lam.

Muhammad Alwi HS
Muhammad Alwi HS
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Konsentrasi Studi Al-Quran dan Hadis.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...