Salah satu kitab tafsir yang cukup dikenal dan menjadi kurikulum di banyak pesantren adalah Tafsir Jalalain. Meski ukurannya cukup tebal, Tafsir Jalalain bisa disebut karya tafsir paling dasar dan paling sering yang dikenalkan kepada para santri di pesantren. Tidak seperti dalam bidang fikih yang terlebih dahulu mengenalkan kitab kecil semacam Sulam Taufiq maupun Fathul Qarib, sebelum mengenal yang lebih tebal semacam Fathul Wahab dan Minhajut Thalibin yang tebalnya sebanding dengan Tafsir Jalalain.
Tulisan ini akan mengupas beberapa fakta penting tentang Tafsir Jalalain. Salah satunya, yang mungkin sudah cukup banyak yang mengulasnya, bahwa Tafsir Jalalain adalah karya kolaborasi dari dua ulama’ terkenal. Selanjutnya adalah tentang mana dari bagian dari Tafsir Jalalain yang disusun Imam Al-Mahalli dan As-Suyuthi. Selain itu, meski Tafsir Jalalayn adalah karya tafsir yang sudah cukup tebal, ternyata memiliki banyak kitab hasyiyah yang dapat dijadikan referensi untuk lebih mendalami kitab tersebut.
Baca juga: Inilah 16 Kitab Hasiyah Tafsir Jalalain dari Berbagai Madzhab (Part 1)
Karya kolaborasi
Tidak seperti karya-karya tulis lain yang dalam penamaannya biasanya muncul dari keterangan penulisnya dalam kitab tersebut, Tafsir Jalalain dinamai dengan Jalalain disebabkan kitab tersebut dikarang oleh dua orang yang kebetulan memiliki nama yang hampir sama. Yaitu Jalaluddin Al-Mahalli (w. 864 H.) dan Jalaluddin As-Suyuthi (w. 911 H.). Kesamaan pada nama “Jalaluddin” ini membuat karya tafsir tersebut dikenal dengan judul yang menunjukkan dikarang oleh dua orang yang bernama jalaluddin, sehingga dinama Tafsir Jalalayn atau tafsir karya dua jalaluddin.
Namun, disusunnya Tafsir Jalalayn ini oleh dua orang bukanlah dengan unsur kesengajaan sebagaimana kolaborasi zaman sekarang. Imam Jalaluddin Al-Mahalli sebagai penyusun sebenarnya kitab tersebut, meninggal setelah hanya sempat menyelesaikan Tafsir Surat Al-Fatihah bersama surat-surat setelah Al-Isra’. Dan meninggalkan Surat Al-Baqarah sampai Surat Al-Isra, belum diberi tafsir. Jalaluddin As-Suyuthi kemudian menyelesaikan sisanya di tahun 870 H. dengan metode penafsiran sebagaimana yang dipakai Imam Jalaluddin Al-Mahalli dalam memberikan penafsiran (Tafsir Jalalayn/1/3).
Baca juga: Alasan Tafsir Jalalain Jadi Tafsir Favorit di Pesantren
Yang ditulis oleh al-Mahalli dan as-Suyuthi
Bila Tafsir Jalalain adalah karya dari dua orang, tentu ada batas mana yang sudah dimulai oleh Imam Al-Mahalli, dan mana yang ditambahkan oleh Imam As-Suyuthi. Dan anda mungkin termasuk orang yang menyangka bahwa penulis Tafsir Jalalayn bagian pertama, yaitu Surat Al-Baqarah sampai Surat Al-Isra’, adalah Imam Al-Mahalli sebagai penulis aslinya. Kenyataannya tidaklah seperti itu. Justru Imam Al-Mahalli yang menulis bagian kedua’ yaitu dari Surat Al-Kahfi sampai An-Naas. Dan memang benar Imam Al-Mahalli tidak mulai menulis dari Surat Al-Baqarah.
Fakta itu disampaikan oleh Husain Dzahabi dalam At-Tafsir Wal Mufassirun. Adz-Dzahabi menepis anggapan Haji Khalifah dalam kitab Kasfud Dhunun bahwa penyusun Tafsir Jalalain mulai Surat Al-Baqarah sampai Surat Al-Isra’ adalah Imam Al-Mahalli. Adz-Dzahabi mendasarkan pendapatnya pada keterangan dalam Tafsir Jalalain di akhir Surat Al-Isra, yang berbunyi “Ini adalah akhir dari apa yang sudah aku sempurnakan pada tafsir Al-Qur’an Al-Karim karya Imam Jalaluddin Al-Mahalli”. Ini menunjukkan pengucapnya adalah Imam As-Suyuthi dan tafsir yang ia tambahkan adalah mulai Surat Al-Baqarah sampai Surat Al-Isra’ Mengenai tafsir Surat Al-Fatihah, Adz-Dzahabi meyakini bahwa itu karya Imam Al-Mahalli (At-Tafsir Wal Mufassirun/4/69).
Baca juga: Mengenal Jami’ al-Bayan, Pelopor Tafsir Al-Quran Dalam Islam Karya Ibnu Jarir At-Thabari
Syarah Tafsir Jalalain
Meski terbilang tebal dan termasuk karya tafsir yang jarang ada yang memberi syarah seperti layaknya matan fikih, Tafsir Jalalayn memiliki beberapa kitab syarah yang dijadikan pendamping dalam memahami Tafsir Jalalayn. Berikut daftar kitab-kitab syarah tersebut:
- Hasyiyah Qabsun Niraini karya Muhammad ibn Al-‘Alqami yang selesai ditulis tahun 952 H.
- Hasyiyah Al-Jamalaini karya Nuruddin ‘Ali ibn Sulthan Muhammad Al-Qari (w. 1010 H.) yang selesai ditulis tahun 1004 H.
- Hasyiyah Majma’ul Bahrain Wa Mathla’ul Badraini karya Muhammad ibn Muhammad Al-Kurkhi
- Hasyiyah Al-Futuhat Al-Ilahiyah karya Sulaiman ibn ‘Umar Al-Jamal
- Hasyiyah Ash-Shawi karya Ahmad ibn Muhammad Ash-Shawi Al-Maliki
- Hasyiyah Al-Kamalaini karya Salamullah ibn Fakhruddin Ad-Dahlawi
- Hasyiyah Anwarul Haramain
- Hasyiyah Hidayatul Muwahhidin
Wallahu a’lam[]