BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-'Ankabut ayat 21-25

Tafsir Surah Al-‘Ankabut ayat 21-25

Tafsir Surah Al-‘Ankabut ayat 21-25 menerangkan tentang azab bagi orang-orang yang tidak mau beriman, azab Allah tidak hanya di akhirat tapi juga di dunia. Tafsir Surah Al-‘Ankabut ayat 21-25 juga menjelaskan bahwa bagi orang beriman akan diturunkan rahmat.

Tafsir Surah Al-‘Ankabut ayat 21-25 juga menceritakan tentang Nabi Ibrahim yang selamat dari api yang membakarnya, semua itu sebab rahmat dari Allah untuk menunjukkan kekuasaannya bagi orang-orang yang tidak beriman maupun yang beriman.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-‘Ankabut ayat 16-20


Ayat 21

Setelah menerangkan tentang adanya hari Kebangkitan, Allah kemudian menerangkan bahwa Dia akan mengazab siapa yang dikehendaki-Nya di antara orang-orang yang tidak mau beriman dan orang beriman yang mengerjakan dosa. Azab tersebut tidak hanya terbatas di akhirat saja, tetapi juga di dunia.

Sebaliknya Allah akan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki dengan nikmat dan keutamaan-Nya. Allah yang menetapkan sesuatu menurut apa yang diinginkan-Nya. Allah tidak bertanggung jawab kepada manusia, tapi manusia yang wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah.

Akhir ayat ini menyebutkan bahwa semua manusia akan dikembalikan kepada Allah. Oleh sebab itu, jangan ada di antara manusia yang mengira akan luput dari perhitungan amalannya di hadapan Allah. Allah yang akan memperhitungkan amal perbuatan setiap manusia dan Dia pula yang menentukan pahala atau azab sebagai imbalannya.

Ayat 22

Tidak ada yang mengalahkan dan menandingi kekuasaan Allah. Allah berkuasa atas sekalian hamba-Nya. Semua makhluk membutuhkan-Nya. Andaikata seseorang pergi mencari tempat pelarian ke langit yang tinggi, atau bersembunyi dalam perut ikan di laut, ia takkan dapat melepaskan diri dari genggaman kekuasaan Allah.

Oleh karena itu, tidak seorang pun di antara manusia yang dapat mencari seorang penolong yang akan melepaskannya dari azab dan siksaan Allah, baik di langit maupun di bumi.

Ayat 23

Setelah menjelaskan tiga masalah pokok dalam Islam yang  merupakan sebagian dari rukun iman, maka Allah mengancam orang kafir yang tidak mau membenarkan keterangan-keterangan-Nya di atas bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah, sehingga mereka berputus asa.

Karena mengingkari keesaan Allah, mendustakan para rasul yang diutus kepada mereka, serta tidak percaya akan adanya hari Kebangkitan, berarti mereka tidak takut akan ancaman azab Allah dan tidak mengharapkan balasan yang baik dari sisi Nya. Oleh karena itu, wajar jika mereka diancam dengan azab yang pedih, di dunia maupun akhirat.


Baca Juga: Surah Al-Baqarah Ayat 124, Ujian Allah Swt Kepada Nabi Ibrahim As


Ayat 24

Karena Ibrahim tetap saja dengan gigih mengajak kaumnya menyembah Allah dengan mengesakan dan bertakwa kepada-Nya, mereka kemudian marah dan berteriak, “Bunuh saja Ibrahim atau campakkan dia ke dalam api.”

Maka dibangunlah sebuah rumah tempat pembakaran dan api dinyalakan. Tidak lama kemudian, Ibrahim dengan disaksikan oleh semua orang-orang kafir dilemparkan ke dalam api yang berkobar-kobar itu. Akan tetapi, Allah berbuat menurut kehendak-Nya. Ibrahim selamat, dan tidak satu pun anggota tubuhnya yang hangus terbakar. Api diperintahkan menjadi dingin dan memberi keselamatan bagi Ibrahim. Allah berfirman:

قُلْنَا يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ

Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!” (al-Anbiya’/21: 69)

Nabi Ibrahim selamat dari amukan api yang begitu dahsyat dan mengerikan. Ini adalah suatu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang yang beriman. Peristiwa tersebut merupakan salah satu mukjizat yang diberikan Allah kepada Ibrahim.

Ayat 25

Setelah selamat, Ibrahim mendatangi kaumnya lagi dengan sikap mengecam dan mencela tuhan-tuhan yang mereka sembah. “Sebenarnya kamu menyembah berhala-berhala itu tidak lain adalah untuk memelihara kasih sayang antara sesamamu. Kamu merasa mesra dan semakin akrab karena menyembah kepadanya.

Padahal tidak ada sedikit pun alasan yang dapat membenarkan penyembahan itu,” kata Ibrahim memberi pengajaran kepada kaumnya. Sebaliknya di hari Kiamat kelak hubungan kasih sayang itu akan berubah menjadi suasana saling tuduh menuduh dan saling membenci, bahkan saling mengutuk, baik antara sesama teman akrab, maupun antara yang mengikuti (rakyat) dengan yang diikuti (pemimpin).

Hanya satu yang tidak mungkin lagi mereka harapkan yakni pertolongan dari Allah. Hal tersebut tidak akan terjadi pada orang-orang yang beriman dan bertakwa.

Allah berfirman:

اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَىِٕذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ ۗ ࣖ

Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa. (az-Zukhruf/43: 67)

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Al-‘Ankabut ayat 26-27


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penafsiran Esoterik Peristiwa Eksodus Nabi Musa as. dalam Tafsir al-Alusi

0
Peristiwa eksodus adalah peristiwa meninggalkan tempat asal; kampung halaman, kota, atau negara. Dalam kisah Nabi Musa, ayat yang menjelaskan tentang peristiwa ini salah satunya...