BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Fath Ayat 12-15

Tafsir Surah Al-Fath Ayat 12-15

Tafsir Surah Al-Fath Ayat 12-15 mengisahkan tentang orang-orang Arab Badui yang telah termakan tipu daya setan sehingga mereka takut untuk pergi melaksanakan umrah ke Mekah bersama Rasulullah.

Tetapi dalam Tafsir Surah Al-Fath Ayat 12-15 ini mereka pula yang meminta agar diajak mengikuti perang Khaibar, hal ini semata karena orang-orang Arab Badui tersebut hanya menginginkan harta rampasan perang saja.


Baca Juga: Tafsir Surah Al-Fath Ayat 11


Ayat 12

Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang Arab padang pasir telah termakan oleh tipu daya setan. Anggapan bahwa Rasulullah saw dan para sahabatnya akan hancur, benar-benar telah ditanamkan setan dalam hatinya, sehingga telah menjadi pendapat dan keyakinan mereka. Oleh karena itu, mereka sangat takut pergi bersama Rasulullah ke Mekah. Padahal jika mereka memikirkannya secara mendalam, maka keengganan mereka itu sebenarnya akan menjadi sebab kebinasaan mereka di dunia, apalagi di akhirat. Tempat yang disediakan bagi mereka adalah neraka yang menyala-nyala.

Ayat 13

Dalam ayat ini dinyatakan bahwa barang siapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan menyediakan baginya api neraka yang menyala-nyala sebagai balasan terhadap keingkaran mereka.

Ayat 14

Ancaman Allah akan mengazab orang-orang kafir bukan ancaman yang dibuat-buat dan sukar dilaksanakan, tetapi sesuatu yang benar-benar akan terjadi dan mudah pelaksanaannya bagi Allah karena hanya Dialah penguasa langit dan bumi beserta semua isinya. Hanya Dia-lah yang memiliki, mengatur, mengurus, menetapkan hukum-hukum yang berlaku baginya, dan menjaga kelangsungan wujudnya dengan hikmah-hikmah yang sempurna. Dia pulalah yang berhak mengampuni, menolong, dan mengazab siapa yang dikehendaki-Nya. Dialah Allah yang Maha Pengampun dan Mahakekal rahmat-Nya.

Tafsir Surah Al-Fath Ayat 12-15 khususnya dalam ayat ini mengisyaratkan bahwa sekalipun orang-orang Arab penduduk padang pasir itu telah menolak dan mengingkari ajakan Rasulullah saw untuk pergi ke Mekah dan mengada-adakan alasan tentang sebab ketidakpergian mereka, namun Allah Maha Pengampun kepada hamba-hamba yang mau bertobat kepada-Nya dengan tobat yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu, tergantung kepada mereka sendiri apakah mereka mau bertobat pada kesempatan yang telah diberikan Allah atau mereka akan tetap kafir. Dia akan melimpahkan rahmat yang tidak terhingga banyaknya kepada setiap orang yang ikhlas beribadah kepada-Nya.


Baca Juga: Tafsir Surat Al-Hajj Ayat 39: Perang itu Diizinkan Bukan Diperintahkan


Ayat 15

Orang-orang Arab Badui yang tidak ikut mengerjakan umrah ke Mekah bersama Rasulullah saw berkata kepada Nabi Muhammad saw pada waktu beliau akan pergi ke Khaibar, “Hai Muhammad, berilah kesempatan kepada kami untuk ikut bersamamu ke Khaibar.” Kesediaan mereka untuk pergi ke Khaibar itu karena mereka yakin bahwa Perang Khaibar akan dimenangkan oleh kaum Muslimin, sehingga akan memperoleh harta rampasan yang banyak dalam peperangan itu.

Rasulullah saw bersama sahabat pergi ke medan Perang Khaibar pada bulan Muharram tahun ketujuh, sekembali beliau dari Perjanjian Hudaibiyyah. Dalam peperangan itu, kaum Muslimin mendapat kemenangan dan memperoleh harta rampasan yang banyak dari orang Yahudi.

Dalam satu hadis sahih, diterangkan bahwa Allah telah menjanjikan kepada para sahabat yang ikut bersama Rasulullah saw ke Hudaibiyyah bahwa mereka akan mendapat kemenangan di Perang Khaibar dan harta rampasan yang banyak. Janji ini secara tidak langsung menolak kesediaan orang-orang Arab Badui yang ingin ikut berperang bersama Rasulullah saw karena perang ini khusus diikuti oleh kaum Muslimin yang ikut ke Hudaibiyyah.

Karena maksud mereka yang tidak baik, maka Allah memerintahkan kepada Rasul untuk mengatakan kepada orang-orang yang bersedia ikut ke Khaibar, tetapi tidak ikut ke Hudaibiyyah, “Kamu tidak perlu ikut dengan kami ke Khaibar karena kamu telah mengenal kami. Kamu hanya mau ikut jika akan memperoleh keuntungan diri sendiri, sedangkan jika tidak ada keuntungan bahkan yang ada hanya kesengsaraan dan malapetaka, maka kamu tidak mau pergi bersama kami, dan mengemukakan alasan yang bermacam-macam. Demikianlah Allah telah membukakan rahasia hatimu kepada kami sebelum kami kembali dari Hudaibiyyah dan Allah telah menyatakan kepada kami bahwa rampasan Khaibar hanya akan diterima oleh orang-orang yang ikut ke Hudaibiyyah saja, itulah sebabnya kamu tidak boleh ikut bersama kami.”

Orang-orang Arab Badui menjawab, “Wahai Muhammad, kamu mengadakan kebohongan terhadap kami. Sebenarnya Allah tidak mengatakan demikian. Kamu mengadakan kebohongan itu semata-mata karena rasa dengki yang timbul dalam hatimu terhadap kami.” Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa orang-orang munafik Arab Badui yang mengatakan hal itu adalah orang yang tidak mengetahui agama Allah. Mereka juga tidak mengetahui tujuan perintah jihad. Allah memerintahkan jihad bukan karena Dia tidak mampu menghancurkan mereka, melainkan untuk membedakan siapa di antara mereka yang beriman dan siapa pula yang kafir.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Ayat 16-18


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Gus Baha jelaskan tata krama dalam interaksi sosial

Gus Baha Jelaskan Pentingnya Tata Krama dalam Interaksi Sosial

0
Dalam interaksi antar sesama di kehidupan bermasyarakat, Islam mengajarkan bahwa  muslim harus memperhatikan adab dan tata krama sosial, terlepas dari status dan kedudukan dalam...