BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Furqan Ayat 55-58

Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 55-58

Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 55-58 berbicara mengenai tiga hal. Pertama mengenai prilaku orang muyrik dengan menyekutukan Allah SWT. Kedua mengenai keikhlasan Nabi Muhammd dalam berdakwah. Ketiga perintah bertawakkal.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 54


Ayat 55

Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang musyrik itu menyembah tuhan selain Allah, yaitu patung-patung dan berhala yang tidak memberi manfaat kepada mereka. Mereka menyembahnya hanya sekadar mengikuti hawa nafsu dan melanjutkan tradisi nenek moyang mereka saja, dan meninggalkan ibadah kepada Allah yang menciptakan mereka dan telah melimpahkan berbagai kenikmatan.

Di samping itu, mereka telah membuat kemungkaran dengan membantu setan dalam tindakannya memusuhi Allah, rasul-Nya dan kaum Mukminin, seperti digambarkan dalam firman-Nya:

وَاِخْوَانُهُمْ يَمُدُّوْنَهُمْ فِى الْغَيِّ;

Dan teman-teman mereka (orang kafir dan fasik) membantu setan-setan dalam menyesatkan. (al-A’raf/7: 202)

Kata zahir dalam ayat lain diartikan penolong. Sebagian ahli tafsir mengartikan terhina atau tersia-sia sehingga arti ayat itu menjadi: Dan orang-orang kafir pada sisi Tuhannya sangat hina dan sia-sia.

Ayat 56

Mengapa kaum musyrikin itu membantu setan berbuat durhaka terhadap Allah, padahal Dia telah mengutus rasul-Nya memberi berita gembira bagi orang yang beriman dan beramal saleh, dan memberi peringatan kepada mereka.

Mereka juga mengetahui bahwa rasul itu diutus untuk membawa kabar gembira dan memberi peringatan. Alangkah bodohnya orang-orang yang memusuhi rasul.


Baca juga: Tafsir Surah Yusuf Ayat 15: Optimislah, Kabar Gembira Akan Segera Datang dari Allah


Ayat 57

Allah memerintahkan Nabi supaya menerangkan kepada kaumnya bahwa walaupun beliau diutus untuk keselamatan mereka, namun beliau sama sekali tidak mengambil keuntungan untuk diri pribadinya.

Beliau tidak meminta upah sedikit pun kepada mereka dalam menyampaikan risalah ini, kecuali bagi orang yang dengan kemauannya sendiri ingin berbuat amal saleh untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengeluarkan sedekah atau bantuan suka rela, itulah yang baik baginya.

Ayat 58

Ayat ini memerintahkan manusia agar bertawakal kepada Allah yang Hidup Kekal tidak mati, Tuhan seru sekalian alam, berserah diri kepada-Nya, dan bersabar dalam segala musibah yang menimpa dirinya.

Tuhanlah yang memberi kecukupan kepada manusia, yang menyampaikan kepada tujuan kebahagiaan. Manusia juga diperintahkan untuk bertasbih dengan memuji Allah, mensucikan-Nya dari segala sekutu, anak, istri, dan segala sifat yang tidak pantas, seperti yang dituduhkan oleh kaum musyrikin kepada-Nya.

Perintah Allah bertawakal kepada-Nya itu bukan berarti bahwa manusia tidak perlu berusaha lagi, atau tidak perlu memikirkan sebab-sebab yang menimbulkan usaha itu, tetapi maksudnya ialah agar manusia menyerahkan kepada Allah segala sesuatu yang telah diusahakannya.

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan supaya bertawakal hanya kepada-Nya Yang Mahahidup, karena semua makhluk akan mati, maka tidak patut bertawakal kepada selain Allah.

Hanya Allah-lah Yang Maha Hidup Kekal, yang mengetahui segala amal perbuatan dan dosa-dosa hamba-Nya dan yang mampu memberi balasan amal-amalnya. Amalan yang baik dibalas dengan pahala, dan amalan yang buruk dibalas dengan siksa.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 59-60


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...