BerandaTafsir TematikTafsir Surah Yusuf Ayat 15: Optimislah, Kabar Gembira Akan Segera Datang dari...

Tafsir Surah Yusuf Ayat 15: Optimislah, Kabar Gembira Akan Segera Datang dari Allah

Saudara-saudara Nabi Yusuf telah sepakat untuk membuang Yusuf ke dalam sumur. Mereka benar-benar melaksanakan rencana mereka, maka hal inilah yang membuat Yusuf menderita. Kehilangan kasih sayang dari para kakak kandungnya, akhirnya Yusuf harus mendekam di dalam sumur. Kisah pembuangan Nabi Yusuf As. dan penderitaannya serta doa dan kabar gembira yang datang dari Allah terdapat dalam tafsir surah Yusuf ayat 15.

فَلَمَّا ذَهَبُوا بِهِ وَأَجْمَعُوا أَنْ يَجْعَلُوهُ فِي غَيَابَتِ الْجُبِّ وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُمْ بِأَمْرِهِمْ هَذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (15)

Maka mereka membawanya dan sepakat memasukkan ke dasar sumur, Kami mewahyukan kepadanya, “Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedangkan mereka tidak menyadari.” [15]

Baca Juga: Tafsir Surah Yusuf Ayat 11-14: Waspadai Firasat Buruk Orang Tua terhadap Anaknya!

Pembuangan Nabi Yusuf As. dan Penderitaannya

Tafsir surah Yusuf ayat 15 menceritakan pembuangan Nabi Yusuf yang dilakukan oleh saudara-saudaranya yang menjadikan Yusuf harus menanggung penderitaan yang amat pedih. Mereka tidak hanya membuangnya, mereka juga menyiksa Nabi Yusuf tetapi beruntunglah ada Yahudza yang membelanya, sehingga mereka tidak membunuh Yusuf.

Menurut al-Tsa’laby dalam Tasir al-Tsa’laby, Nabi Yakub As. membiarkan Yusuf  kecil bersama saudara-saudara Nabi Yusuf. Kemudian mereka pergi dan menentukan untuk membuang Yusuf ke dasar sumur.

Wahab bin Munabbih dan lainnya berpendapat sebagaimana dikutip oleh al-Sam’ani dalam Tafsir al-Sam’ani. Dalam riwayat itu diceritakan bahwa saudara-saudara Nabi Yusuf membawa Yusuf ke hutan dengan penuh kemarahan. Kemudian mereka melempar dan memukulnya, sedangkan Yusuf meminta pertolongan. Mereka tetap memukulnya hingga mereka hampir membunuhnya, namun Yahudza melarang saudara-saudaranya untuk melakukan itu. Mereka menyebutkan bahwa Yusuf adalah anak kecil yang berumur 12 tahun.

Nabi Yusuf berumur 12 tahun pada waktu itu, ini adalah pendapat yang terkenal. Ada sebagian riwayat yang menyatakan umurnya enam tahun dan ada juga yang menyatakan 10 tahun, ini juga termasuk pendapat yang populer.

Berbeda dari al-Sam’ani, menurut al-Tsa’laby ketika mereka sampai pada padang pasir mereka menampakkan permusuhan kepada Yusuf. Salah satu dari mereka memukul Yusuf, kemudian Yusuf lari ke saudara yang lainnya, tetapi saudara lainnya memukulnya juga hingga Yusuf tidak menemukan pembela dan pelindung saat itu. Mereka hampir membunuh Yusuf, kemudian Yusuf berteriak, Wahai ayah, wahai Yakub, seandainya engkau mengetahui apa yang mereka perbuat kepada anakmu!

Ketika mereka hampir membunuh Yusuf, kemudian Yahudza mencegah mereka dan berkata, ‘bukankah kami telah berjanji kepada ayah kami untuk tidak membunuhnya?’

Mereka sepakat membuang Yusuf ke sumur, mereka mendatangi sebuah sumur yang luas dasarnya serta sempit lubangnya yang kemudian mereka menjatuhkan Yusuf di sana. Ada riwayat yang menyatakan, mereka berada di sekitar sumur dan mereka mengikat tangan Yusuf, lalu melemparkannya ke dalam sumur.

Baca Juga: Tafsir Surah Yusuf Ayat 9-10: Sifat Manusia dalam Rencana Saudara-Saudara Nabi Yusuf

Dalam sebagian riwayat yang lain disampaikan bahwa mereka menurunkan Yusuf dengan timba dan mereka membiarkannya di sumur itu. Ketika Yusuf sampai ke air ternyata ada sebuah batu, maka Yusuf berdiri di atasnya. Mereka berkata: duduklah di atas batu itu, jika ada seseorang akan minum, maka bergantunglah pada timba itu sampai kamu bisa keluar.

Menurut al-Tsa’laby mereka menurunkan Yusuf melalui timba tetapi mereka melepaskannya pada pertengahan sumur, mereka berharap agar Yusuf meninggal. Yusuf terjatuh pada air dan dia berdiri pada sebuah batu.

Di dalam sumur, Yusuf menangis kemudian mereka memanggilnya, Yusuf mengira itu sebuah rasa kasihan dari mereka. Yusuf menjawab panggilan tersebut, bukannya rasa belas kasih yang diberikan, mereka malah ingin melemparkan batu kepadanya, maka Yahudza melarang dan berdiri seraya berkata, Bukankah kalian sudah benjanji kepadaku untuk tidak membunuhnya? Yahudza juga membawakannya makanan.

Doa Nabi Yusuf dan Kabar Gembira dari Allah

Selain menceritakan pembuangan Nabi Yusuf dan penderitaanya, tafsir surah Yusuf ayat 15 ini juga menceritakan keluh kesahnya kepada Allah dan kabar gembira dari Allah. Nabi Yusuf tidak putus asa dengan pertolongan Allah. Penderitaan yang dialami Yusuf, membuatnya hanya bisa mengeluh kepada Allah setelah perlakuan saudara-saudaranya yang tidak memberikan kasih sayang kepadanya.

Menurut Muhammad bin Muslim al-Thaify yang dikutip oleh al-Sam’ani dalam Tafsir al-Sam’ani, ketika Yusuf berada dalam sumur, dia berdoa kepada Allah: Wahai Dzat yang Maha menyaksikan yang tidak pernah absen, wahai Dzat yang Maha menang yang tidak pernah kalah dan wahai Dzat yang Maha dekat yang tidak pernah jauh, jadikanlah untukku kelapangan dan jalan keluar.

Menurut al-Sam’ani ada beberapa riwayat bertentangan mengenai berapa lama Yusuf berada dalam sumur. Mayoritas ulama berpendapat Yusuf berada dalam sumur selama 3 malam. Sedangakan pendapat lainnya menyatakan hanya semalam.

Saat Nabi Yusuf berada dalam sumur datanglah kabar gembira itu, seperti mayoritas mufasir berpendapat bahwa wahyu ini tertuju kepada Yusuf, Allah mengutus Jibril kepadanya. Malaikat Jibril menghibur dan memberikan kabar gembira bahwa ia akan keluar dari sumur. Malaikat Jibril juga memberitahunya bahwa Allah akan mengabarkan kepada mereka tentang apa yang telah mereka perbuat dan Allah akan membalas mereka (sedang mereka) tidak mengetahui.

Baca Juga: Tafsir Surah Yusuf Ayat 8: Awal Kedengkian Saudara-Saudara Nabi Yusuf

al-Sam’ani juga mengutip pendapat lain bahwa wahyu ini adalah ilham sebagaimana Allah berfirman dalam surah al-Qashash ayat 7 ketika Allah memberi ilham kepada ibu Musa As,

وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ… ألآية

Dan kami ilhamkan kepada ibunya Musa, Susuilah dia (Musa)…

Menurut pendapat kedua yang dikutip oleh al-Sam’ani, kedatangan malaikat Jibril adalah setelah peristiwa pembuangan tersebut.

al-Tsa’laby mengutip suatu riwayat, bahwa Allah memerintahkan batu sampai batu itu jadi menonjol dari dasar sumur, Yusuf pun berdiam di situ dalam keadaan telanjang, kemudian datang Jibril dengan membawa sebuah gamis dan memakaikannya kepada Yusuf. Gamis tersebut adalah gamis yang terbuat dari sutera surga yang juga dipakaikan oleh Jibril kepada Nabi Ibrahim ketika ia dilempar ke api dengan kondisi bajunya lepas dan menjadi telanjang.

Gamis itu menjadi milik Ibrahim, tatkala dia meninggal, dia mewariskannya kepada Ishaq, Ishaq mewariskannya kepada Yakub dan ketika Yusuf remaja, Yakub memakaikannya kepada Yusuf sebagai perlindungan dan Yakub tidak melepaskannya. Tatkala Yusuf dilemparkan ke dalam sumur dalam keadaan telanjang, maka datanglah Jibril dengan membawa gamis tersebut dan memakaikannya kepada Yusuf.

Maka seberapa besar penderitaan yang kita alami, selayaknya sebagai hamba Allah tetap mempunyai optimisme pada rahmat Allah. Setelah semuanya tidak dapat diharapkan bantuannya, hanya kepada Allah lah tempat mengeluh dan mengadu, seperti apa yang dicontohkan Nabi Yusuf yang tertuang dalam tafsir surah Yusuf ayat 15. Allah pasti mengabulkan setiap doa hambanya, meskipun membutuhkan waktu, sebagaimana Allah menjawab doa Nabi Yusuf dengan mengutus malaikat Jibril dengan membawa kabar gembira. Wallahu a’lam bis shawab.

Karimullah
Karimullah
Mahasiwa Ilmu Hadis UIN Sunan Ampel Surabaya
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...